Mohon tunggu...
rico dwi putra anggara
rico dwi putra anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi Unand

Mahasiswa Psikologi Unand

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ramadhan Pertama Tanpa Salat Tarawih di Masjid

16 April 2020   22:17 Diperbarui: 16 April 2020   22:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana rasanya ramadhan tahun ini tanpa tarawih di masjid? Sedih bukan? Yaa tentu. Bagaimana tidak, sebagian besar dari kita mungkin ini adalah pengalaman pertama tidak diadakannya shalat tarawih di masjid. Memang itulah yang seharusnya terjadi saat sekarang ini, agar kita dapat membantu pemutusan rantai penyebaran Covid-19. Hampir di setiap wilayah telah sepakat dengan kebijakan yang diumumkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwasanya shalat tarawih pada bulan ramadhan tahun ini dialihkan ke rumah masing-masing. Dan bukan tidak mungkin, shalat hari raya idul fitri juga akan ditiadakan. Hal ini di karenakan semakin pesatnya penyebaran Covid-19 di setiap harinya. Channel-channel televisi, siaran radio, berita di surat kabar, postingan di media sosial yang  memberitakan bahwa semakin hari semakin bertambah angka pasien positif corona di Indonesia. Bahkan saat sekarang ini, hampir di setiap daerah telah terdapat pasien positif Covid-19. Hal ini sungguh meresahkan kita semua. Bahkan penyebaran virus ini dikarenakan tidak jujurnya seseorang terhadap gejala yang sedang ia rasakan. Tentu hal tersebut sangat berdampak buruk bagi orang di sekitarnya. Apabila satu orang saja yang dinyatakan positif corona lalu ia berobat di sebuah rumah sakit, akan tetapi ia tidak memberitahu gejala yang tengah ia rasakan kepada pihak rumah sakit, maka akibatnya setiap orang yang berada di rumah sakit tersebut dan yang berkontak langsung dengan dia tentu akan tertular oleh virus ini. Dengan demikian, tentu akan semakin pesatnya perkembangan virus di daerah tersebut.
Seorang guru madrasah di sebuah kota di Sumatera Barat mengungkapkan kesedihannya terhadap Indonesia saat ini. Ia menjelaskan begitu besarnya dampak virus ini terhadap kehidupan sekarang. "Selama sudah diwajibkan untuk sholat jumat baru kali ini saya tidak shalat jumat berturut-turut selama tiga kali" ujar beliau. Hal tersebut dikarenakan maklumat dari MUI di daerah tersebut yang mengintruksikan untuk meniadakan sholat jumat berjamaah dan menggantinya dengan shalat dzuhur di rumah masing-masing. Jika hal ini terus-menerus terjadi maka yang ditakutkan ialah orang-orang akan menjadi terbiasa shalat di rumah dan enggan untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Kejadian ini tentu saja berdampak untuk masa yang akan datang. Orang-orang menjadi terbiasa shalat di rumah, yang saya takutkan ialah ramadhan tahun depan pun akan sepi jamaah yang melaksanakan shalat tarawih di masjid. Padahal umat islam seharusnya menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh suka cita, karena pada bulan ini kita semua diberi kesempatan untuk meningkatkan amal ibadah agar mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Seperti yang kita ketahui bulan Ramadhan memiliki keistimewaan berupa malam lailatul qadr, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan pada malam itu juga Al-quran pertama kali diturunkan. Maka dari itu penulis berharap pandemi ini dapat segera berakhir dan kita semua kembali dapat melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Mari bersama-sama kita berdoa kepada Allah SWT agar kita masih dapat melaksanakan shalat tarawih di masjid dan dapat merasakan indahnya Ramadhan satu bulan penuh, sehingga dapat merayakan hari kemenangan umat islam se dunia yaitu Hari Raya Idul Fitri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun