Mohon tunggu...
-
- Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Makin Sakti, Paksa Aburizal Bakrie Bermanuver Mematikan, Kalla Bermanuver Cerdik

23 Januari 2016   16:40 Diperbarui: 24 Januari 2016   11:17 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Aburizal Bakrie-Agung Laksono (Ilustrasi Detik.com)"][/caption]

Aburizal Bakrie terus bermanuver mengikuti arah mata angin yang menurutnya arah tersebut dapat merasakan kesejukan karena akan bisa bertahan di jajaran elit Partai Golkar. Berbagai manuver yang sangat ekstrem pun terus ia lakukan, tak peduli apapun resiko yang akan dihadapinya kedepan. Manuver yang dilakukan Aburizal Bakrie yang tetap ngotot untuk menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar 23-25 Januari di Jakarta Convention Center, Senayan adalah awal dari kesalahan fatal yang pernah dilakukannya selama ini. Setelah sebelumnya kesalahan fatalnya mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa pada Pilpres 2014 lalu, kini penyelenggaraan Rapimnas Golkar versi Munas Bali ini adalah kesalahan fatal yang akan benar-benar mengakhiri riwayat polik Aburizal Bakrie.

Tak mau ketinggalan Presiden Jokowi pun bermanuver secara tersembunyi yakni dengan membiarkan Jusuf Kalla beranuve secara terbuka namun ada pesan yang tersirat dari manuver Kalla yang sampai detik ini tak kunjung dimengerti oleh Aburizal Bakrie. Apa yang dilakukan oleh Aburizal Bakrie dengan tetap koppig menyelenggarakan Rapimnas sesungguhnya telah membuat Jokowi yang memiliki daya magis luar biasa ini merasa terganggu akan sikap Aburizal Bakrie yang seolah ingin terus mempergaduh politik dalam negeri. Bagi Jokowi kegaduhan politik harsu segera diakhiri dengan konsolidasi politik yang jadi tujuan akhir bagi Jokowi agar pemerintahan makin solid jika tak ada kegaduhan yang diciptakan Aburizal Bakrie, dan kegaduhan itu harus diakhiri dalam waktu dekat ini.

Apa yang dipertontonkan Aburizal Bakrie saat ini tak ada bedanya dengan keberaniannya mengganggu ular-ular yang sedang berdiam dan tenang, serta tidak menganggu jika tidak diganggu. Ular memiliki kelebihan yang sempurna yakni memiliki racun berbisa, racun yang bisa melumpuhkan mangsanya bahkan mematikannya. Ada begitu banyak jenis ular yang memiliki racun yang sangat mematikan.

Kelebihan ular lainnya adalah bergerak dengan sangat cepat saat memagut, dan gerakan pagutan yang sangat cepat inilah yang membuat lawan-lawannya tak siap lalu kemudian berhasil dilumpuhkan melalui bisa yang dimilikinya. Ular sangat cerdik dalam menangkap dan melumpuhkan mangsanya yaitu mencari waktu yang sangat tepat dalam menangkap dan melumpuhkan mangsanya. Kecerdikan lainnya adalah ular juga tahu dimana tempat yang aman, oleh karena itulah ular dikenal sangat agresif, cerdik, ahli taktik, ahli strategi, sabar ,ulet, dan tangkas dalam membaca situasi dan kondisi yang ada.

Presiden Jokowi juga memiliki kelebihan sama yang dimiliki oleh ular yakni bergerak sangat cepat namun tak bisa dibaca dengan jelas oleh lawan-lawan politiknya, sangat cerdik, ahli dalam mengatur dan menyusun strategi, ulet, tangkas dan sangat sabar melihat kelakuan Aburizal Bakrie selama ini yang sudah sukses membuat kegaduhan poitik terjadi di era kepemimpinannya. Tentu Jokowi tak akan tinggal diam, keputusan Aburizal Bakrie yang tetap menyelenggarakan Rapimnas adalah bunuh diri politik bagi Aburizal Bakrie. Karena keputusannya tersebut adalah awal dari tamatnya karier politik dari seorang Aburizal Bakrie. Aburizal Bakrie tampak memang telah mengusik ketenangan ular yang sedang diam dan tak menganggu tetapi diganggu dan seolah memang memiliki keberanian untuk melawan ular yang memang terkenal cerdik dan lihai dalam banyak hal. Akibatnya bisa fatal jika menganggu ular yang tak menganggu tetapi diusik kenyamananya selama ini.

Bahkan saat ini pun Jokowi sudah berada ditempat yang paling aman dan nyaman dalam strateginya untuk mengakhiri konflik panjang Golkar yang bermula dari dukungan elit Golkar yangberbeda-beda pada saat Pilpres 2014 lalu. Tak ada jalan lain bagi Jokowi selain melepaskan Jusuf Kalla yang juga sangat cerdik dalam bermanuver sehingga membuat lawan-lawannya tak meyangka akan manuver-manuver tersebut. 

Ibarat burung merpati kini Jokowi dengan tjuan dan niat tulusnya untuk menyelesaikan konflik Golkar tanpa memperlihatkan manuver politiknya, Jokowi sudah sukses menjalankan misinya yakni mendamaikan Golkar dengan melepaskan burung merpati yan sangat cerdik dan pintar dalam bermanuver, apalagi di udara, burung merpati sungguh lincah dan lihai saat bermanuver, Makanya tak salah jika Jokowi melepaskan burung merpati itu karena Jokowi tahu akan kecerdikan merpati yang dapat membuat semuanya menjadi tenang dan politik tanah air kembali kondusif.

Merpati adalah burung yang pada umumnya sangat-sangat hafal akan jalan pulang ke tempat asalnya, terbang hingga berkilo-kilo meter, walaupun dilepaskan ke tempat yang amat sangat jauh, merpati tetap bisa pulang ke rumahnya karena merpati adalah salah satu jenis burung yang sangat cerdik dan pintar. Bahkan merpati yang biasa disimbolkan sebagai ketulusan juga bisa membuat orang langsung percaya akan ketulusan tersebut, Tetapi dalam konfik Golkar ini, merpati sungguh sudah terbang jauh untuk mendamaikan Golkar dengan tujuan akhirnya tak lain adalah untuk membuat situasi politik tanah air menjadi kondusif tetapi merpati tak akan tulus selamanya karena dalam konflik Golkar, ini tentu akan ada yang harus dilengserkan agar tujuan dan niat baik dan ketuluan dari seekor merpati tersebut menjadi kenyataan.

Jusuf Kalla merasa terpanggil untuk ikut menyelesaikan konflik Golkar, karena biar bagaimanapun juga Kalla adalah sesepuh Golkar yang juga orang yang masih cukup berpengaruh dalam internal setelah BJ Habibie, Akbar Tandjung. Namun manuver burung merpati yang menyimbolkan ketulusan kali ini akan sulit tertangkap maksud dan tujuan dari dilepaskannya merpati itu. Tempat yang jadi tujuan dari merpati itu diyakini betul akan menganggap merpati penuh ketulusan akan segala hal, tetapi misi merpati yang satu ini tidaklah demikian, misinya adalah membuat kedamaian dan kenyamanan dunianya, yakni politik tentu dengan melengserkan orang yang sudah ditujunya tersebut. niat merpati yang ini amat sangat mulai karena merpati memang tulus dalam segala hal.

Terlebih lagi diketahui pula bahwa Aburizal Bakrie telah mewacanakan untuk menempati posisi yang lebih strategis lagi, yakni Ketua Dewan Pertimbangan Partai (Wantim) Selama ini diketahui peran dari Ketua Pertimbangan Pattai (Wantim) adalah untuk memberikan masukan dan nasehat-nasehat, tetapi yang diwacanakan Aburizal Bakrie kali ini adalah memperluas kewenangan yang dimiliki Ketua Dewan Pertimbangan , yakni tidak lagi sekedar hanya bisa memberi saran dan nasehat-nasehat tetapi yang diwacanakan Aburizal Bakrie dan Golkar Munas Bali adalah menempatkan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar dengan perluasan kewenangan bisa menentukan calon Presiden dan calon Wakil Presiden pilihan partai Golkar. Maka atas dasar itulah semakin cepat merpati bermanuver maka semakin cepat pula tujuan tulus dan mulai merapti tersebut tercapai yakni ingin menciptakan damainya kehiudpan politik di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun