Mohon tunggu...
Ricky Valdy
Ricky Valdy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pakar Branding

Praktisi Branding , SEO Expert, Penulis - LPDP PK 62 Tahun 2016 - University of Birmingham (Philosophy of Religion and Ethics.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Feminisme adalah Produk Peradaban Barat yang Bertentang dengan Nilai Pancasila

19 Maret 2023   15:23 Diperbarui: 19 Maret 2023   15:26 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Rio Lecatompessy on Unsplash   

Photo by Rio Lecatompessy on Unsplash   
Photo by Rio Lecatompessy on Unsplash   

Apalagi jika kita lihat bagaimana ideologi mereka yang Antroposentrisme-Humanisme itu sangat bertentangan dengan pola pikir masyarakat Indonesia yang menerapkan nilai-nilai Pancasila.

"Asas Peradaban Barat adalah rasionalisme, sekularisme, empirisisme (positivisme), dualisme atau dikotomi, dan humanisme. Perkembangannya bertumpu pada rasio dan spekulasi filosofis, bukan pada Agama. Pemikirannya terbuka dan selalu berubah. Maka, makna realitas dan kebenaran hanyalah terbatas pada realitas sosial, kultural, empiris dan melulu bersifat rasional." 

Pokok dari peradaban Barat itu cenderung kepada pemahaman rasionalisme, empirisme, sekulerisme, dualisme/dikotomi, serta humanisme yang mereka bangga-banggakan. Sejauh ini, perkembangannya hanya berfokus pada rasio dan spekulasi filofis saja, bukan dengan Agama. Akhirnya semua dapat dinilai dengan bebas sesuai dengan perubahan zaman.

Padahal ideologi feminisme muncul dikarenakan adanya sebuah kontruksi sosial dengan keinginan segelintir orang saja.

Kesimpulan

Pandangan feminisme hanya berpusat pada ideologi Antroposentrisme-Humanisme Barat dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila Indonesia. Para penyebar feminisme hanya fokus pada kekuatan akal dan indra saja, dan tidak mempertimbangkan keimanan dalam kehidupan. Selain itu, pandangan feminisme juga bertentangan dengan pola pikir masyarakat Indonesia yang menerapkan nilai-nilai Pancasila.


Sementara itu, peradaban Barat cenderung lebih mementingkan rasionalisme, empirisme, sekulerisme, dualisme/dikotomi, dan humanisme yang hanya berfokus pada rasio dan spekulasi filosofis, tanpa mempertimbangkan agama. Kesalahan kaum feminisme muncul karena keinginan segelintir orang saja dan tidak memperhatikan konstruksi sosial yang ada.

Perlu diingat, bahwa sebagai masyarakat yang hidup di Indonesia, kita perlu memahami bahwa nilai-nilai Pancasila adalah dasar dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan nilai-nilai agama dan keimanan dalam berpikir dan bertindak. Kita juga perlu berhati-hati dalam menerima pandangan dan ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun