Mohon tunggu...
Richard Surya Pratama
Richard Surya Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis lepas

Seseorang yang tertarik pada bahasa dan kebudayaan Sinosphere.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Inggris Itu Tidak Masuk Akal, tapi Mengapa?

3 Agustus 2022   19:30 Diperbarui: 3 Agustus 2022   19:33 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini sebagai bahasa Internasional, bahasa Inggris telah menjadi bahasa umum bagi dunia dalam berbagai bidang mulai dari diplomasi, perdagangan, akademik hingga ke ranah hiburan. 

Tentunya juga dengan peranannya sebagai lingua franca (bahasa penghubung antar manusia dengan bahasa ibu yang masing-masing berbeda), bahasa Inggris juga menjadi bahasa prioritas tujuan ketika suatu karya harus ditranslasi untuk dapat disebarkan ke seluruh dunia. 

Banyaknya karya-karya berkualitas mulai jurnal penelitian, buku hingga film dari luar Indonesia yang sayangnya belum (atau bahkan tidak pernah) memiliki translasi dalam bahasa Indonesia, membuat banyak orang mau tidak mau setidaknya harus memahami bahasa Inggris. Maka dari itu, tidaklah mengherankan bila bahasa Inggris mulai banyak dipelajari dan dipahami oleh banyak orang di seluruh dunia. 

Namun, Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang mudah dipelajari bagi kebanyakan orang, khususnya bagi orang Indonesia. Beberapa penelitian menemukan bahwa terdapat beberapa kesulitan bagi orang Indonesia dalam belajar bahasa Inggris. Salah satu kesulitannya adalah dalam melafalkan kata-kata dalam bahasa Inggris [1] [2]. 

Fenomena tersebut tidaklah mengherankan karena pada dasarnya pelafalan dalam bahasa Inggris sangatlah tidak konsisten serta tidak memiliki aturan yang jelas. Through (thruu), tough (taf), thorough (thereu), thought (thot) dan sejenisnya masing-masing dilafalkan secara berbeda walaupun kata-kata tersebut mengandung huruf vokal yang sama. 


Pawn (paun) dan down (daun) atau blood (blad) dan mug (mag) dilafalkan dengan vokal yang sama walaupun memiliki masing-masing kata memiliki huruf vokal yang berbeda. Know (nou), kneel (niil) dan sejenisnya memiliki huruf awal yang tidak dilafalkan (silent letter), begitupun dengan dumb (dam), comb (kom) dan sejenisnya dimana huruf paling akhir merupakan silent letter. 

 Bukan hanya huruf vokal saja yang tidak konsisten dalam bahasa Inggris, beberapa konsonan seperti konsonan seperti "ch" pada kata chapter, ketchup, champion dibaca seperti konsonan "c" pada bahasa Indonesia, tetapi konsonan "ch" pada kata chief, machine, cliche dibaca seperti "sh", belum lagi dengan banyaknya konsonan "ch" yang dibaca seperti "kh" pada beberapa kata seperti character, chronological, yacht. 

Selain itu, konsonan "c" juga memiliki 2 pelafalan yang berbeda. Konsonan "c" dalam bahasa Inggris akan dilafalkan sebagai "s" sebelum vokal "i", "e", dan sebelum konsonan "y", tetapi juga akan dilafalkan sebagai "k" sebelum konsonan (semua huruf konsonan kecuali "y") atau sebelum vokal "a", "u", "o", dengan pengecualian untuk beberapa kata seperti facade (fahsad). 

Lalu, mengapa pelafalan dalam bahasa Inggris sangatlah kacau dan tidak masuk akal? Bahasa Inggris modern pada dasarnya memiliki 44 suara, tetapi sayangnya semua suara tersebut tidak dapat direpresentasikan dengan baik menggunakan 26 aksara Latin. 

Hal tersebut diperparah dengan kecenderungan bahasa Inggris untuk menyerap kata-kata dari bahasa lain tanpa melakukan penyesuaian secara ortografi (ditulis sesuai dengan sistem ejaan yang berlaku). Bandingkan dengan bahasa Indonesia dimana kata-kata serapan dalam bahasa asing cenderung disesuaikan secara ortografi. 

"Handdoek" yang berasal dari bahasa Belanda disesuaikan menjadi "Handuk", "Koelkast" disesuaikan menjadi "Kulkas", "Dana" dari bahasa Portugis diubah menjadi "Dansa", "Campus" dari bahasa Latin disesuaikan menjadi "Kampus", dan masih banyak lagi.

Statistik kata serapan dalam bahasa Inggris (sumber: KeioU)
Statistik kata serapan dalam bahasa Inggris (sumber: KeioU)
 

Bahasa Inggris pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak bahasa yang masing-masing memiliki sistem ejaan yang berbeda satu sama lain. Kepulauan Inggris pada awalnya merupakan bagian dari imperium romawi semenjak 43 masehi. 

Selama 350 tahun, bahasa Latin dan kebudayaan Romawi menetap di Inggris dan memberikan pengaruh yang signifikan kepada masyarakat Inggris sebelum dikuasai oleh bangsa Anglo-Saxon. Migrasi secara massal dari bangsa Anglo-Saxon ke pulau Britania memberikan pengaruh germanic yang kuat kepada pulau Britania. [3]

Namun, perubahan signifikan terhadap ortografi bahasa Inggris mulai terjadi pada masa penaklukkan Norman di pulau Britania (1066 M). Penggunaan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi selama kurang lebih 300 mengubah ejaan bahasa Inggris secara signifikan. [4]

Lambang negara Inggris memiliki kalimat dalam bahasa Prancis yang secara harafiah berarti
Lambang negara Inggris memiliki kalimat dalam bahasa Prancis yang secara harafiah berarti "Tuhan dan hakku". (Sumber: pinterest.com) 

Singkatnya, ortografi dalam bahasa Inggris mulai mengikuti ortografi dalam bahasa Prancis, tetapi dalam hal pelafalan masih mengikuti pelafalan secara Inggris. 

Setelah itu pada abad ke-15, terjadi perubahan vokal secara besar-besaran (great vowel shift) oleh para intelektual di Inggris, yang pada dasarnya melakukan perombakan ejaan Prancis dalam bahasa Inggris menjadi semakin tidak logis dan tidak konsisten. 

Fenomena tersebut diperparah dengan diperkenalkannya mesin cetak di Inggris pada tahun 1476, dimana sebagaian besar para pencetak buku merupakan orang Belanda yang lebih familiar dengan ejaan Belanda, sehingga mereka lebih memilih menggunakan ejaan Belanda ketika melakukan percetakan naskah-naskah bahasa Inggris. 

Disinilah masalahnya, setelah periode tersebut, telah banyak buku cetak yang masih menggunakan ejaan tersebut dan dibawa hingga ke zaman sekarang.

Perlukah reformasi ejaan pada bahasa Inggris?

Telah banyak usaha untuk mereformasi ejaan bahasa Inggris agar lebih mudah dipahami. Amerika Serikat setelah perang revolusi, mereformasi beberapa ejaan dari bahasa Inggris Britania (colour [B] & color [A], centre [B] & center [A],  idealise [B] & idealize [A], orthopaedic [B] & orthopedic [A], licence [B] & license [A]). 

Hal tersebut menyebabkan terpecahnya bahasa Inggris menjadi 2 versi (versi Amerika dan versi Britania) hingga sekarang [5]. Namun menurut penulis sendiri, reformasi ejaan dari Amerika masih terasa kurang akibat masih banyaknya inkonsistensi ejaan yang masih belum direformasi sampai sekarang.

*[B]= Bahasa Inggris Britania, [A]: Bahasa Inggris Amerika

Apakah ejaan bahasa Inggris perlu direformasi sepenuhnya agar konsisten seperti ejaan dalam bahasa Indonesia? Sebagai seseorang yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing, penulis berpendapat bahwa hal tersebut tidak terlalu dibutuhkan. 

Reformasi ejaan harus diperhitungkan secara baik-baik dan haruslah tidak terlalu jauh dari ejaan sebelumnya. Jika reformasi ejaan dilakukan terlalu jauh dari ejaan sebelumnya, hal tersebut akan mempersulit generasi sebelumnya serta para pembelajar bahasa Inggris yang hidup dengan ejaan lama karena harus mempelajari sistem ejaan yang baru yang sepenuhnya berbeda. 

Selain itu, generasi selanjutnya yang hidup dengan sistem ejaan baru tentunya akan mengalami kesulitan untuk membaca dan memahami tulisan-tulisan yang telah ditulis dengan ejaan lama. 

Ejaan dalam bahasa Inggris memang sulit, tetapi tidaklah mustahil untuk dikuasai. Menurut pandangan penulis sendiri, selama kita terus-menerus terekspos oleh penutur asli dalam melafalkan bahasa Inggris, maka telinga dan otak kita akan semakin familiar dan fasih dengan ejaan bahasa Inggris. Hakikatnya, "Ala bisa karena biasa". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun