Mohon tunggu...
Richard Ambarita
Richard Ambarita Mohon Tunggu... -

Never Give Up, Him always beside you

Selanjutnya

Tutup

Politik

" Bolehkah Ahok Jadi Pemimpin? "

22 September 2016   21:35 Diperbarui: 22 September 2016   21:48 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya PDIP memastikan bahawa Ahok akan menjadi cagub usungannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal ini dideklarasikan oleh sekjen Hasto Kristiyanto, dalam rapat pengumuman bakal cagub dan cawagub yang akan diusung oleh PDIP dalam Pilkada serentak 2017 nanti.

"Yang ditunggu calon gubernur Provinsi Jakarta Ir Basuki Tjahaja Purnama. Semoga cahayanya betul-betul membawa...Basuki itu kan ketenteraman. Dan calon wakil Gubernur adalah Drs Djarot Saiful Hidayat," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jakarta.

Setelah pengumuman ini dideklarasikan, pro dan kontra terus berdatangan dari berbagai kalangan.Mereka yang pro sangat senang karena bahwa Jakarta memang perlu pemimpin yang tegas dan disiplin seperti Ahok untuk Jakarta yang lebih baik kedepannya. Di sisi lain, mereka yang kecewa dengan keputusan in mengatakan bahwa PDIP telah menghilangkan identitasnya sebagai partainya wong cilik. Ada juga yang kontra karena Jakarta tidak layak dipimpin oleh seorang pempimpin “Non Muslim”.

“Non Muslim?” Maksudnya apa ??. Apakah ini logis, atau memang Ahok memang tidak layak memimpin di Negara Demokrasi berpenduduk dengan 80% penganut islam didalamnya?. Baiklah sebelum itu baiklah kita perlu mengetahui pemahaman mengenai demokrasi agar kita bijak memberi penilaian apakah seorang Ahok memang benar bahwa ia memang tidak pantas maju menjadi DKI 1 nantinya.

Indonesia merupakan negara dengan penganut paham Demokrasi. Agar paham demokrasi ini tidak memiliki makna yang sangat luas maka Indonesia menjadikan Demokrasi Pancasila sebagai ideologi dasar Negara Indonesia.Dalam Demokrasi Pancasila tertulis:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Adakah dalam Pancasila tersebut menjurus ataupun mengarah kepada satu agama? Sepertinya tidak. Apakah perlu penegasan kembali bahwa Indonesia bukan negara yang menganut paham akan kepada suatu agama?. Jelas Indonesia bukanlah sebuah negara Kristenisme,Budhaisme, Hinduisme ataupun Islamisme. Hal ini dijamin penuh dalam undang-undang Pasal 28. Bahwa Indonesia mengakui adanya keberagaman agama di Indonesia.  Ini menjadikan bahwa Warga Indonesia dengan pemeluk agama apapun dapat menjadi aktor dalam Demokrasi Pancasila ini.

Kembali lagi ke Ahok, terlepas dari apapun yang telah dibahas diatas, sebagai penulis saya belum tahu pasti apa jawaban pasti mengani layak atau tidaknya Ahok menjadi Gubernur di DKI Jakarta. Kompasianer yang bijak lah yang tahu pasti jawabannya. Toh, Ahok kan masih bersaing lagi dengan kandidat lain. Keputusannya pun berada di tangan Warga Jakarta, yang pro silahkan coblos beliau, yang kontra silahkan pilih kandidat lain. Yang jelas jangan golput!!!

NAMA : RICHARD AMBARITA

NIM : 07041181621047

MATA KULIAH : SISTEM POLITIK

DOSEN PEMBIMBING : NUR ASLAMIAH SUPLI, BIAM.,M.Sc

JURUSAN : ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS SRIWIJAYA :KELAS (A) KAMPUS INDRALAYA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun