Mohon tunggu...
Rica Chamelia
Rica Chamelia Mohon Tunggu... Penulis - Tugas Sekolah

Pelajar SMKN 37 JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karma Itu Ada

5 Agustus 2020   22:47 Diperbarui: 5 Agustus 2020   23:05 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak ada satupun perbuatan, baik perbuatan kecil maupun perbuatan besar yang tidak akan berbuah pada sang pelaku, sehingga kita tidak dapat meremehkan perbuatan diri sendiri.

Kita merupakan pewaris dari perbuatan kita sendiri, terlahir dari perbuatan kita sendiri, dan berakhir kepada diri sendiri.

Bagaikan sesuatu yang sudah patah, nasi yang sudah menjadi bubur, tidak ada satupun permintaan maaf ataupun pengampunan dosa yang dapat menghapus sejarah atau menghapus perbuatan kita sendiri.

Pepatah mengatakan, lebih baik dirugikan daripada merugikan orang atau makhluk lainnya. Lebih baik merugi daripada merugikan. Lebih baik disakiti daripada menyakiti. Lebih baik diam daripada mengatakan sesuatu yang membuat orang lain sakit hati, mulutmu adalah harimaumu. Karena perkataan atau perbuatanmulah yang akan menentukan karma baik atau karma buruk yang sedang kau tanam.

Yang menghina akan terhina, mencuri akan dicuri, menipu akan ditipu, membunuh akan dibunuh, merendahkan akan direndahkan. Tidak ada satupun gua atau tempat yang akan membuat kita aman dari hukum karma yang bekerja secara otomatis, tanpa diminta sekalipun. Tanpa harus mengutuk sang pelaku yang melakukan perbuatan buruk, dan tanpa kita bayar sekalipun untuk hukum karma itu datang.

Membiarkan seseorang bertingkah semau dia terhadap kita memang sakit, bahkan kita pasti memikirkan ingin membalas perbuatannya. Tapi jangan pernah melakukannya, biarkan sang pelaku tersenyum dan tertawa bahagia akan perbuatan yang telah dilakukannya. Kita cukup duduk menyaksikan karma yang akan datang. 

Orang yang pernah menyakiti kita itu akan menerima balasan atas perbuatannya. Jika bukan sekarang, mungkin lusa atau beberapa tahun yang akan datang. Tapi balasan tetaplah balasan. Jika bernasib baik, kita akan dapat melihat bagaimana balasan atas perbuatannya itu menimpa dirinya. Itulah yang dinamakan karma.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun