Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... pengembara kata

Penyiar radio yang suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerap Diabaikan, Padahal Penting Banget!

18 Agustus 2025   14:48 Diperbarui: 18 Agustus 2025   15:02 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembacaan puisi "Maghrib Tiba di Pintu Surga" karya Syu'bah Asa oleh MJA Nashir pada gelaran Sastra Purnama, Sabtu, 9/8/2025 (dok. Teater Kita)

Ah, mungkin Anda berpikir, betapa repotnya menggali makna sebuah puisi. Sebenarnya tak serepot itu. Untuk hal itu, Anda tidak harus melakukannya sendiri. Bisa Anda lakukan dengan bantuan teman. Misal, Anda diskusikan apa yang telah ditemukan dalam memaknai puisi yang akan Anda baca. Tentu, Anda perlu selektif pula dalam memilih mitra.

Lain dari itu, yang perlu dipahami adalah puisi memiliki kesemestaannya sendiri. Kok bisa? Karena puisi merupakan karya yang diciptakan. Berbicara mengenai penciptaan, tentu hal yang tidak kalah penting dari sebuah karya puisi adalah berkenaan dengan siapa penciptanya, kapan, dan dimana puisi diciptakan. Ketiganya memegang peranan vital di dalam memahami maksud dan tujuan dari puisi diciptakan.

Untuk mengetahui dan mengenal siapa pencipta puisi yang mau kita bacakan, kita perlu menelusuri rekam jejak sang penyair. Dimulai dari mencari dan menghimpun informasi mengenai biografi sang penyair yang tersedia di berbagai media. Syukur, jika kita menemukan buku-buku yang menyoal kehidupan dan karya sang penyair.

Kita juga bisa melengkapi informasi itu dengan membaca sejumlah artikel yang mengkaji kehidupan dan karya sang penyair. Bila perlu, kita pelajari pula tulisan-tulisan yang menyorot kepribadian, pemikiran, ideologi, sampai hal-hal yang berkaitan dengan keseharian sang penyair. Cara ini akan membantu kita menyingkap maksud dari sang penyair yang ditubuhkan dalam puisinya.

Ketika mengetahui dan mengenal sosok sang penyair, kita tidak hanya akan mengetahui apa yang sedang ingin disuarakan sang penyair lewat puisinya. Akan tetapi, kita juga akan mendapatkan pemahaman, mengapa sang penyair menyampaikan hal itu kepada publik. Dan, sudah barang tentu, yang disampaikan sang penyair itu mengandung makna yang substansial. Bahkan, sampai menyentuh pada makna esensial. Sebab, seperti yang telah saya singgung, puisi adalah semesta yang diciptakan sang penyair.

Setelah mengetahui siapa, lantas kita perlu pula menyelami dua pertanyaan lain, yaitu kapan dan dimana. Kita bisa mendapatkan informasi mengenai kapan dan dimana puisi diciptakan dengan memperhatikan bagian paling bawah dari puisi. Biasanya, bagian ini disebut sebagai titi mangsa.

Sesungguhnya, titi mangsa merupakan bagian penting dari puisi. Ia tidak hanya menjadi semacam catatan administratif. Akan tetapi, ia menjadi tanda tentang waktu dan tempat puisi dibuat. Ia bukan sebatas ornamen, akan tetapi menjadi elemen yang penting bagi usaha pembaca untuk memahami makna puisi.

Sayang, agaknya para pembaca puisi yang awam, kerap melupakan bagian ini. Menganggap, bahwa titi mangsa seolah-olah hanya pelengkap atau ornamen yang mempercantik struktur fisik puisi. Padahal, kalau boleh saya mengibaratkan, titi mangsa itu adalah fondasi dalam sebuah struktur bangunan. Ia menjadi alas yang mendudukkan puisi di atasnya.

Maka, peran dan fungsi titi mangsa tidak sebatas menjadi penanda waktu dan tempat puisi dibuat. Malahan, dengan memperhatikan titi mangsa, seorang pembaca puisi yang cermat akan dapat mengetahui tujuan puisi dibuat. Titi mangsa menuntun pembaca puisi untuk menemukan korelasi antara puisi dengan peristiwa yang melingkupi proses penciptaan puisi. Sebab, puisi tidak diciptakan dari ruang kosong.

Lain dari itu, titi mangsa juga akan menuntun pembaca puisi menemukan suasana yang dikehendaki puisi. Bahkan, dapat pula mencapai daya emosi puisi. Maka, sangat perlu bagi seorang pembaca puisi untuk menelusuri catatan-catatan peristiwa yang terjadi pada saat puisi itu diciptakan. Kita bisa saja mengambil peristiwa-peristiwa tertentu---biasanya peristiwa yang dianggap penting---sebagai jembatan untuk memasuki suasana emosi puisi.

Lantas, darimana kita mendapatkan catatan-catatan itu? Tentu, bisa kita peroleh dari berbagai pemberitaan di media. Kita bisa melengkapi catatan-catatan itu dengan artikel lainnya, seperti esai, kolom, wacana, atau opini yang muncul di berbagai media. Utamanya, artikel-artikel yang turut menyoroti peristiwa-peristiwa aktual dan faktual tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun