Mohon tunggu...
Ribka MentariKusuma
Ribka MentariKusuma Mohon Tunggu... Administrasi - Ribkaphefferkorn_

Menuju tak terbatas dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Selimut Kabut yang Kian Mengganggu

30 November 2019   11:48 Diperbarui: 30 November 2019   12:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hingga kini, berbagai wilayah di Indonesia masih diselimuti oleh kabut asap tebal. Kepulauan Riau, Jambi, Palembang, Palangkaraya, dan berbagai wilayah lainnya di Indonesia saat ini sedang memprihatinkan karena kabut asap yang sangat mengganggu. Bahkan jarak pandang sekitar pun hanya sampai 200 m sampai 1 km.

Berdasarkan data BNPB sampai senin, 16 September 2019, pukul 16.00 WIB titik panas ditemukan di Riau sebanyak 58, Jambi 62, Sumatera Selatan 115, Kalimantan Barat 384, Kalimantan Tengah 513, dan Kalimantan Selatan 178.(dikutip dari artikel tirto.id pada tanggal 25 November 2019).

Lilis Alice, seorang warga Palangkaraya, bercerita terpaksa menutu semua ventilasi udara rumahnya dengan karton sejak awal September lalu. Disebabkan oleh asap yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Menurut dia, lantai rumahnya menjadi licin dan berminyak, gorden yang tadinya berwarna putih, sekarang berubah menjadi kecoklatan. Agar udara tidak pengap ia mengandalkan kipas angin. ( dikutip dari artikel BBC News Indonesia pada tanggal 5 November 2019).

"Sudah dua minggu sudah tidak buka jendela dan pintu. Asap ini sudah mesuk ke rumah ", ujarnya kesal. ( dikutip dari artikel BBC News Indonesia pada tanggal 5 November 2019).

"Kalau pagi kayak tinggal di negeri diatas awan gelap -- gelapan. Jadi, kalau di dalam rumah saya nyalakan lampu karna sangking gelapnya ", sambungnya. ( dikutip dari artikel BBC News Indonesia pada tanggal 5 November 2019).

Ilham juga menutup ventilasi udara rumahnya dengan plastik, agar asap tak masuk ke rumahnya. Untungnya ia punya alat pembersih udara dan AC, dengan begitu bernapas jadi lebih leluasa. Tapi istrinya terkena penyakit kulit. ( dikutip dari artikel BBC News Indonesia pada tanggal 5 November 2019).

"jadi istriku, gak pernah kena iritasi dengan asap selama ini. Tapi kulit mukanya merah -- merah dan bentol yang mengelupas. Saat dibawa ke IGD, ternyata penyebabnya iritasi asap", jelas ilham. ( dikutip dari artikel BBC News Indonesia pada tanggal 5 November 2019).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengerahkan lima ribu personel kepolisian untuk membantu memadamkan kebakaran itu. Juga mengerahkan 32 helikoper water bombing dan 10 heikopter patrol. Tetapi menurut, Agus Wibowo, masih kurang.

Menurut BNPB, 99 % kebakaran di Indonesia disebabkan oleh ulah manusia yang sengaja membakar hutan, ulah manusia yang lalai, dan 80% lahan terbakar pada akhirnya menjadi kebun ( dikutip dari artikel Kontan.co.id pada tanggal 29 November 2019 ). Kebijakan dan upaya yang sudah dilakukan pemerintah pusat maupun daerah sampai saat ini masih lambat.

Para pemerintah pusat hanya selalu mengalihkan isu berkenaan siap yang akan bertanggung jawab. Berbagai upaya pemerintah sampai saat ini belum terlihat sementara itu, kabut asap kian menyiksa masyarakat dibeberapa wilayah di Indonesia yang terkena efek dari kebakaran. Jika penyebabnya berasal dari ulah manusia yang disengaja maka, pemerintah harus tegas dalam memberantas pelaku pembakaran hutan di berbagai wilayah Indonesia dan harus memberikan efek jera kepada pelaku agar tidak lagi kembali mengalami bencana kabut asap.

Pemerintah harus sigap dalam mengatasi masalah ini karena, jika terus dibiarkan, maka dampak negative akan bermunculan di berbagai aspek kehidupan masyarakat mulai dari aktivitas, kesehatan, dan lain -- lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun