Saatnya Indonesia Jadi Pusat Industri Halal di Pentas Dunia

 Panas udara siang hari di Gang Gloria, Glodok begitu terasa. Segelas minuman dingin yang terbayang, tentunya dapat menyegarkan tenggorokan. Begitu juga perut sudah mulai terasa keroncongan lapar minta diisi. Jalan kaki bersama teman-teman melintasi daerah Pecinan yang terletak di kawasan Kota Tua Jakarta Barat, sangat menyenangkan.

Kawasan legendaris Glodok sejak beratus tahun hingga kini menjadi pusat perhatian. Menjadi salah satu tempat menyenangkan untuk dikunjungi. Termasuk gang sempit yang penuh beraneka aneka kuliner yang menyenangkan.

Lokasi ini seringkali menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan sebagai tujuan wisata plus kuliner yang tersedia. Selain tentunya top sebagai pusat perdagangan elektronik.

Makanan vegetarian di Glodok (dok.windhu)

Banyak komunitas wisata mengadakan walking tour di kawasan itu, baik dari  luar negeri maupun dari dalam negeri. Singgah sejenak ke sebuah rumah makan menjadi pilihan beristrahat sebelum melanjutkan perjalanan.

Namun, di kawasan ini cukup banyak yang menyediakan makanan non halal. Salah seorang kawan saya tampak ragu-ragu untuk membeli makanan yang ada disana. Banyak penjual Bakut di sepanjang jalan.

Padahal, sebenarnya tidak semua. Santapan makanan halal bisa mudah ditemukan. Sebut saja ada makanan vegetarian, mie jangkung, es kopie takie, ataupun restoran Pantjoran House yang menyajikan makanan dan minuman halal.

Ya, menyebut halal, kata itu sangat penting bagi umat Islam.  Jaminan rasa halal memberikan kenyamanan bagi seorang muslim. Di sisi lain, Muslim merupakan segmen konsumen dengan pertumbuhan tercepat di dunia

Potensi Industri Halal

Saat menelusuri kota tua, saya menyadari betapa besarnya potensi makanan dan minuman halal di  Indonesia bila dikembangkan.  Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam tertinggi di dunia. 

Apalagi, Indonesia  menurut  Global Islamic Economy Indicator menyatakan jika Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara konsumen halal terbesar di dunia. Sehingga, setiap perusahaan  yang tidak bisa memberikan dan melayani konsumen muslim dengan baik, akan kehilangan kesempatan yang signifikan dari hulu hingga ke hilir. Salah satunya melalui pemberian label halal dalam setiap kemasan.

Berbicara mengenai label halal, agaknya para industri halal sudah mulai menerapkannya sebagai strategi pemasaran saat ini. Bila melihat layar televisi, nyaris semua produk  menyampaikan jika produknya halal. Ya, ternyata halal tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman siap saji.