Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedekah, Dimulai dari Sekelilingmu dengan Keikhlasan

27 April 2022   23:57 Diperbarui: 28 April 2022   00:20 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memberikan sedekah (sumber gambar:republika.co.id)

Sedekah tak harus berupa uang. Berbuat baik kepada orang lain bisa dilakukan dengan apa saja. Bisa dengan memberikan pakaian, makanan, hingga tenaga. Ketulusan dan  keikhlasan untuk memberi merupakan yang utama. 

Lepas maghrib, ada yang mengetuk pintu. Seorang ibu bertubuh kurus datang ke rumah. Di sampingnya, berdiri seorang anak lelaki berambut keriting yang menatap begitu harap.

"Punya nasi? Punya nasi? Kalau ada, bisa minta nasi sama. Ini anak saya belum makan dari pagi," pintanya.  

Awalnya, kedatangan ibu itu sedikit membingungkan karena . Begitu tiba-tiba. Namun sebenarnya, dia bukanlah orang yang tinggalnya jauh. Hanya berbeda beberapa RT meski tak bergaul akrab.

Kabar mengenai ibu itu dari percakapan para tetangga cukup mengundang iba. Dia ditinggal pergi suaminya begitu saja dengan dua anak usia sekolah yang masih harus dibesarkan. Padahal, dia sama sekali tidak bekerja. Tidak ada penghasilan untuk membiayai hidupnya sehari-hari,

Saat itu di rumah sedang tidak ada apa-apa. Maksudnya, tidak ada makanan yang layak untuk diberikan kepada orang lain. Menu makan di rumah sangat sederhana. Namun, ibu itu mengatakan tidak apa-apa.

Yang penting ada nasi untuk mengurangi lapar sejak tadi  meski lauknya hanya sepotong tempe goreng sekalipun. Akhirnya, semua makanan yang ada di rumah saat dipindahkan di wadah untuk dibawanya pulang.

Sejak saat itu, dia cukup sering datang ke rumah meminta makanan matang. Jika sedang tidak ada makanan rumah, ibu mengatakan lebih baik diberikan uang saja supaya bisa untuk membeli makanan di warung buat dia dan kedua anaknya.

Kini, ibu dua anak itu tidak pernah lagi datang meminta makanan. Dia sudah bisa memiliki penghasilan sendiri meski dari pekerjaan serabutan. Anak-anaknya kini sudah remaja.

Namun, kenangan tentang ibu dua anak yang meminta makanan selalu teringat sampai kini. Dulu, saya pernah terpikir, kenapa tidak datang saja ke tetangga yang lebih kaya untuk meminta makanan, yang pastinya lebih enak darpada yang ada di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun