Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengingat Toleransi dan Pluralisme dari Pojok Gus Dur

18 Januari 2018   14:54 Diperbarui: 18 Januari 2018   17:47 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pojok Gus Dur, sebutan untuk ruang mencari informasi mengenai Gus Dur, mantan Presiden RI ke-4, yang kini menjadi perpustakaan mini dan ruang diskusi. (dok.windhu)

"Gitu Aja, kok repot." Kalimat yang begitu dikenal. Mantan Presiden RI ke-4, Abdurahrahman Wahid, yang disapa Gus Dur, seringkali mengucapkannya. Kalimat singkat, tapi langsung mengingatkan pada tokoh pluralisme ini. Sejak masih hidup sampai sekarang, meski telah sewindu berpulang ke Allah yang Maha Esa.

Saat melihat sisi kiri bagian ruangan Pojok Gus Dur, kalimat itu pun terpampang jelas. Tepat di bawah gambar Gus Dur beserta keluarga yang ada sebagai salah satu pajangan penghias dinding. 

Pojok Gus Dur? Ya, itulah penamaan yang diberikan untuk sebuah ruangan yang dulu digunakan sebagai kantor Gus Dur, di Gedung PBNU lantai dasar, Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.

Pojok Gus Dur terletak di lantai dasar Gedung PBNU Kramat (dok.windhu)
Pojok Gus Dur terletak di lantai dasar Gedung PBNU Kramat (dok.windhu)
Hingga kini, Pojok Gus Dur yang memang terletak di pojok gedung PBNU, organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU), terawat dengan baik. Tak berubah sejak Gus Dur masih ada, kemudian meninggal pada 30 Desember 2009. Terdiri atas dua ruangan, yakni ruangan tunggu tamu dan ruangan kerjanya.

Sejak diresmikan menjadi Pojok Gus Dur pada 7 Agustus 2011, ruangan tunggu tamu itu telah diubah serupa perpustakaan mini. Terdapat berbagai koleksi buku Gus Dur dan juga koleksi audio book yang sering didengarkan oleh Gus Dur. Ada juga kaset, foto, compact disc (cakram padat).

Saat peresmian yang digelar tak jauh dari tanggal ulang tahun Gus Dur 4 Agustus saat itu, sejumlah media nasional menuliskannya. Pojok Gus Dur dihadirkan sebagai ruang untuk mencari informasi dan dokumentasi  mengenai  Presiden RI ke-4. Juga sebagai tempat diskusi untuk para Gus Durian, sebutan pengagum, murid, penerus pemikiran, dan perjuangan Gus Dur.

Ruangan tunggu Pojok Gus Dur (dok.windhu)
Ruangan tunggu Pojok Gus Dur (dok.windhu)
Perjalanan Sabtu 13 Januari 2018 bersama dengan teman komunitas Ngojak yang selalu mengajak melihat sisi lain Jakarta, mengantarkan saya bersama teman-teman sampai ke Pojok Gus Dur. Ternyata, bukan hanya saya saja yang senang bisa datang ke Pojok Gus Dur dan melihat banyaknya buku yang ada di depan mata.

Melihat sejumlah koleksi buku yang ada, mata Endang teman saya membulat. Perempuan berkerudung dan berkacamata ini langsung berseru gembira saat menemukan ada buku yang dicarinya.  "Ada buku yang lama aku cari-cari," katanya, sambil menelusuri buku lain di rak. 

Menurut Hasan Bashori, relawan yang ada di Pojok Gus Dur, sedikitnya terdapat 2000 buku di perpustakaan mini Pojok Gus Dur. Tidak semua dipajang karena kapasitas rak terbuka. Sisanya ada dalam rak pintu tertutup. Pojok Gus Dur yang ada di Gedung PBNU Keramat ini saat diresmikan menjadi penggagas Pojok Gus Dur yang ada di daerah.

Mbak Endang menelusuri buku yang ada Pojok Gus Dur (dok.windhu)
Mbak Endang menelusuri buku yang ada Pojok Gus Dur (dok.windhu)
Gus Dur dan buku memang tidak bisa terpisahkan. Hobinya membaca sangat luar biasa sejak muda dan masih belajar di pesantren. Bukan hanya buku-buku agama, sosial, politik, maupun buku yang tergolong berat,  juga senang membaca buku cerita. 

Menurut www.gusdur.net, saat kuliah di Mesir, untuk menghilangkan kebosanan, Gus Dur sering datang ke perpustakaan dan pusat layanan informasi Amerika (USIS). Juga  sering ke toko-toko buku, untuk mendapatkan buku yang diinginkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun