Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lebih Tahu Listrik dan Penulisan Di Coverage Akademi Menulis Kompasiana- PLN

3 Mei 2016   00:48 Diperbarui: 3 Mei 2016   00:57 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lia menemukan adanya dua buah salon di pasar Palmerah, Satu salon di lantai satu memang menyajikan layanan perawatan rambut biasa, seperti potong, creambath, smoorthing, dan lainnya. Namun, satu salon lagi di lantai dua ternyata berada dalam keadaan mencurigakan. Agak tertutup gorden dan ada beberapa orang yang menggunakan baju agak terbuka. Katanya, melayani plus plus.

pln5-57279079f096733f0ca6f4d4.jpg
pln5-57279079f096733f0ca6f4d4.jpg
Emmeilia, blusukan ke Pasar Palmerah dan menemukan dua salon dengan fungsi berbeda (foto:riapwindhu)

Menyimak hal ini, baik Kang Pepih dan Adhyatmika sama-sama tertawa karena tidak jarang bersantap di Pasar Palmerah namun luput memperhatikan hal ini.

Grahita Muhamad, sebagai akademisi PLN terakhir menyampaikan banyak orang yang tidak tahu perjuangan apa yang telah dilakukan petugas PLN dalam melaksanakan tugasnya. Terkadang, petugas PLN bahkan harus berjuang dengan maut ketika dalam pembangunan SUTET.

pln1-572790b5ec967343157049da.jpg
pln1-572790b5ec967343157049da.jpg
Perjuangan petugas PLN menantang maut yang jarang diketahui masyarakat (foto:riapwindhu)

Meski demikian, Grahita mengakui jika akun sosial media PLN seperti Facebook dan twitter, justru tidak menampilkan hal yang bisa membuat citra PLN positif. Sebaliknya, jika melihat twitter @pln_123 yang ada hanyalah masalah pemadaman bergilir yang ditampilkan. Celakanya, justru hal ini yang menjadi viral di masyarakat. Apalagi kemudian muncul meme-meme yang terkadang isinya melecehkan atau mengajak bertengkar petugas PLN.

Menanggapi hal ini, baik Adhyatmika maupun Kang Pepih menilai sudah seharusnya citra negatif PLN yang identik dengan mati lampu dan pemadaman, diubah positif dengan menghadirkan foto-foto yang memperlihatkan perjuangan petugas PLN. Terlebih petugas PLN adalah yang pertama masuk ke dalam suatu area gempa seperti di Yogyakarta ataupun saat tsunami di Aceh.

Dalam kegiatan Akademi menulis PLN-Kompasiana, Emmeilia Tobing, akhirnya dinyatakan sebagai peserta terbaik, yang berhak atas hadiah uang tunai Rp.2.000.000. Perempuan yang bertugas sebagai Supervisor humas PLBK di PLN Sumbar ini memang sangat paham akan tugasnya sebagai humas dan mengatasi komentar negatif para pelanggan listrik. Selain itu, artikelnya berjudul Kenikmatan itu ada di salon sangat memikat juri karena mampu menamplkan dua sisi berbeda dengan curriosity tinggi , beupa tulisan apik.   

Lebih Tahu PLN dan Lebih Tahu Menulis

Sebagai Kompasianer yang turut hadir dan sekaligus bisa memberikan pertanyaan kepada peserta,  saya merasa mendapatkan banyak ilmu bermanfaat saat menghadiri coverage Akademi PLN Kompasiana. Kenapa?

Dalam kegiatan ini, saya menjadi lebih tahu mengenai tugas-tugas yang dilakukan para petugas PLN untuk memberikan terang kepada nusantara. Selain itu, Saya memperoleh tambahan ilmu berharga karena Kang Pepih di kelas Diponegoro mengungkap mengenai Mind Mapping kepada para kompasianer agar dapat menulis lebih terfokus dan sesuai dengan kemampuan serta minatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun