Mohon tunggu...
Rianto Harpendi
Rianto Harpendi Mohon Tunggu... Insinyur - Universe

Dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Anak Muda, antara Idealisme dan Kemapanan

29 Oktober 2020   09:11 Diperbarui: 1 November 2020   05:44 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Anak muda, kunci berhasilnya suatu bangsa. (sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Di zaman sekarang orang yang memiliki idealisme atau bersikap idealis dianggap aneh dan kolot. Orang yang idealis dinilai sebagai orang tidak bisa menikmati hidup atau kaku.

Anak muda sekarang cenderung gamang melihat kondisi dunia saat ini. Banyak yang memilih pragmatis atau realistis daripada bersikap idealis. Begitu pula dengan anak muda yang semula punya idealisme juga perlahan- lahan menyerah dengan keadaan.

Candu Kemapanan

Apakah kita pernah bertanya, mengapa anak muda saat ini semakin jauh dari idealisme?. Saya mengamati persoalan ini sangat berkaitan erat dengan kemapanan.

Pada dasarnya, semua manusia ingin hidup mapan. Saya yakin, semua anak muda saat ini pasti menginginkan hidup yang sukses. Standar sukses yang ada didalam pikiran anak muda, pasti tidak jauh- jauh dari karir yang bagus, gaji besar, memiliki rumah, punya mobil atau gadget yang terbaru.

Bagi anak muda yang mengejar kemapanan, idealisme adalah semu. Pemikiran mereka didukung oleh kenyataan bahwa dunia bukanlah tempat yang ideal. Mereka sepenuhnya tidak keliru. Dunia ini memang tidak ideal, bukan?

Idealisme untuk mengubah keadaan atau dunia adalah sesuatu hal yang bersifat utopis. Kemapanan bisa membius anak muda untuk hidup demi dunianya sendiri. Banyak anak muda yang semakin permisif demi mengejar hidup mapan.

Berusaha hidup mapan bukanlah sesuatu hal yang salah sama sekali. Yang menjadi persoalan bukan boleh atau tidak mengejar kemapanan. Lebih dari itu yang patut diwaspadai adalah ketika kemapanan menjadi candu.

Kalau dulu Karl Marx pernah mengatakan agama adalah candu. Maka, tidak berlebihan bila saya katakan, kemapanan adalah candu bagi anak muda. Candu akan kemapanan inilah yang membuat anak muda lupa dengan idealismenya atau enggan memiliki idealisme.

Candu untuk hidup mapan bisa membuat anak muda terperangkap didalamnya. Semakin lama kita terperangkap semakin sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kalau sudah seperti itu, gaya hidup hedon tidak bisa dihindari. Membeli sesuatupun hanya demi aktualisasi diri.

Pernahkah kita menyadari bahwa anak muda adalah pasar utama nan penting bagi sistem kapitalisme?. Sistem kapitalisme yang semakin dominan ini tidak mengharapkan anak muda yang idealis seperti Greta Thunberg, misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun