Mohon tunggu...
Riant Nugroho
Riant Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Spesialis Kebijakan Publik, Administrasi Negara, dan Manajemen Strategis

Ketua Institute for Policy Reform (Rumah Reformasi Kebijakan)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perencanaan Strategis: Bukan Visi Misi

26 Maret 2020   12:48 Diperbarui: 26 Maret 2020   13:00 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama Pemerintah Indonesia mempunyai alasan keberadaan yang sama, tidak berubah pula misinya. Selama industri sabun menghasilkan sabun, misinya tidak berubah. Dengan demikian, misi adalah sebuah hakikat dan tujuan melekat dari suatu organisasi. Jadi, misi belong to organization, not to person. Pertanyaannya, apakah misi dapat diganti?

Jadi, misi organisasi tidak dapat setiap saat diganti-ganti. Misi dapat diganti dengan tiga alasan pokok:

1. Organisasi bubar dan diganti dengan organisasi yang baru. Pada masa lalu, kelautan adalah urusan setingkat Dirjen di Departemen Pertanian. Pada masa reformasi, kelautan menjadi Departemen khusus, sehingga misi kelautan di Departemen Pertanian berubah, dan misi itu dilekatkannya dipindahkan ke lembaga lain.

2. Organisasi berganti produk. Di masa awal, Nokia mempunyai bisnis perkayuan, hari ini ia menjadi pemimpin di industri telekomunikasi, khususnya telekomunikasi selular. Kedua organisasi ini mengalami perubahan misi.

3. Organisasi melakukan transformasi besar-besaran. Di masa lalu, Garuda Indonesia mempunyai bisnis transportasi udara, di era reformasi, di bawah CEO Roby Djohan kemudian Abdulgani, maka misi bisnis Garuda Indonesia dirubah menjadi air services. Dengan demikian, fokus bisnis Garuda bukanlah menerbangkan pesawat dari satu tempat ke tempat lain, tetapi melayani pelanggan melalui pelayanan penerbangan. Sepintas, seperti sama. Tetapi berbeda. "Transportasi" tidak membedakan membawa orang atau barang. "Pelayanan" membedakan antara orang dan barang.

Pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang merumuskan misi, dan kapan? Jawaban pertama, perumus misi organisasi adalah pendiri atau para pendiri organisasi tersebut, dan misi itu dirumuskan pada saat organisasi berdiri. Kadang-kadang, karena organisasi terlalu kecil, misalnya perusahaan skala mikro, maka pendiri atau para pendiri tidak merumuskan misi secara terkodifikasi, namun "cita-cita organisasi" yang disepakati oleh para pendiri itu adalah misi.

Jawaban ke dua, oleh mereka yang in charge pada saat organisasi mengalami perubahan besar sehingga misi harus dirubah, dirombak, atau pun diganti. Ambil contoh, sebuah perusahaan diririkan pertama kali dibentuk untuk meproduksi mobil, maka mnisi adalah memproduksi produk otomotif. Tetapi, ketika perusahaan itu maju dan berkembang menjadi perusahaan multi usaha, mulai otomotif, perkebunan, keuangan, dan seterusnya, maka pada saat itulah misi bisnisnya berubah dan berkembang. Pimpinan puncak dan jajaran manajemen puncak lah yang bertanggungjawab untuk meredefinisi misi tersebut.

Jadi, simpulannya adalah, jika organisasi tidak bubar, tidak berganti produk, tidak mengalami transformasi besar-besaran, maka tidak perlu diperdebatkan tentang misi organisasi. Yang perlu diperdebatkan adalah visi organisasi.

Pertanyaan yang "tersisa", apakah misi sama dengan visi. Sangat berbeda. Jika misi melekat kepada organisasi, maka sebagaimana dikemukakan di atas, visi melekat kepada manusia, yaitu kepada individu pemimpin organisasi. Di sini kita masuk kepada isu kepemimpinansebagai "entri" untuk memasuki bahasan visi.

Visi

Visi adalah cita-cita yang dibawa oleh setiap Pemimpin pada saat ia memimpin suatu organisasi --tanpa kecuali. Jadi, visi melekat kepada manusia Pemimpin. Jika visi melekat kepada pemimpin, visi mempunyai batas-batas --sama dengan misi. Jika misi dibatasi oleh eksistensi organisasi, artinya kalau organisasi bubar, demikian pula misinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun