Mohon tunggu...
Riant Nugroho
Riant Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Spesialis Kebijakan Publik, Administrasi Negara, dan Manajemen Strategis

Ketua Institute for Policy Reform (Rumah Reformasi Kebijakan)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Reformasi Birokrasi, Fakta dan Prediksi

22 Januari 2020   09:32 Diperbarui: 24 Januari 2020   23:49 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi birokrasi. (sumber: KOMPAS/JITET)

Pada tahun 2010an agenda reformasi birokrasi mengarah kepada pendalaman teknologi digital, hingga dikenal istilah smart government, suatu model di mana pemerintah bekerja secara cerdas, secerdas mesin komputer cerdas, karena memiliki backbone jaringan ICT, learning machine, mahadata, dan komputer-super dengan kecepatan pemrosesan yang ultra tinggi. 

Pada tahun 2020an, diperkirakan reformasi birokrasi masuk ke era yang integrasi pemerintahan secara regional, dengan dukungan teknologi digital yang terdepan, dan diperkirakan, kurang dari 10 tahun sudah terjadi integrasi global. Industri 4.0 dan masyarakat sudah berkembang penuh pada 1/4 negara di dunia, dan sisanya sudah masuk secara efektif.

Pada tahun 2030an akan terjadi krisis pemerintahan global yang dikarenakan munculnya virus digital yang diciptakan oleh para kecerdasan buatan (AI) yang mengalami metamorfose menjadi koloni baru yang tidak mudah dilacak oleh mesin pelacak yang digunakan manusia. 

Namun demikian, antisipasi yang dilaksanakan sejak reformasi birokrasi digital di tahun 2020an membuat krisis hanya menjadi sebuah peringatan bahwa mesin bukanlah mesin lagi, karena mesin dapat mempunyai jiwa dan dapat melakukan pemberontakan.

Pada tahun 2040, reformasi birokrasi terjadi dalam bentuk reformasi mesin birokrasi yang sesungguhnya, yaitu birokrasi yang dikelola oleh mesin yang sesungguhnya. 

Agendanya adalah bagaimana membangun mesin birokrasi yang manusiawi, dan muncul istilah mesin birokrasi 5.0, setelah melalui mesin birokrasi 4.0 yang esensinya adalah efisiensi dan efektivitas, yang berarti ditambah satu nilai, humanitas.

Bagaimana dengan Indonesia? Kita masih gagap dengan apa yang harus kita kerjakan. Reformasi birokrasi masih menjadi proyek-proyek politik dan bisnis dengan agenda-agenda yang acapkali berselisih dengan filosofi reformasi birokrasi itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun