Jantungnya berdebar. "Ini error, kan? Atau aku salah lihat tadi pagi?"
Panik, ia mencoba mencari tahu K-Rewards di Kompasiana. Berbagai komentar dari penulis ia telusuri, bertanya apakah ada yang mengalami hal serupa. Satu per satu balasan masuk:
"Biasanya kalau saldo hilang, bisa karena bug sistem. Coba hubungi admin!"
"Aku pernah ngalamin juga! Cek lagi besok, siapa tahu balik!"
Liani menarik napas dalam. Ia memutuskan untuk menunggu sambil tetap berharap.
Sore itu, ia menatap layar kosong. Di dalam hatinya, ada rasa kecewa, tapi juga harapan. Jika memang rezekinya, pasti akan kembali. Jika tidak? Ia tetap akan menulis, karena bagi Liani, menulis bukan hanya tentang K Rewards. Itu tentang suara hati yang ingin tetap hidup.
Akhirnya Bu Liani membuka K-Rewards. Ternyata memang lagi heboh. "UPDATE:
Kompasiana telah mengumumkan daftar penerima K-Rewards periode Januari 2025. Namun, setelah kami validasi ulang berdasarkan laporan Kompasianer, ada kesalahan teknis yang perlu diklarifikasi."
Begitu isi pengumuman dari Mimin di paragraf 1. Lanjut paragraf 2, "Kami menemukan beberapa akun yang belum memenuhi Syarat dan Ketentuan, dan masuk dalam daftar penerima. Untuk itu, dengan berat hati kami akan menganulir beberapa akun yang belum memenuhi persyaratan K-Rewards."
Lanjut lagi bunyi paragraf 3 dari Mimin Kompasiana, "Tindakan ini kami ambil semata-mata menjaga agar para penerima sudah sesuai dengan mekanisme, syarat, dan ketentuan yang berlaku. Notifikasi jumlah reward yang ada di profil juga sudah diperbarui berdasarkan pengkinian sistem."
Di sini Bu Liani sempat mikir sudah diperbarui samakah dengan dihapus? Ketika membaca komentar Kompasianer Bu Liani ngomong sendiri, 'Biasanya kalau saldo hilang, bisa karena bug sistem, ya? Coba hubungi admin!'
Tiba-tiba Bu Liani ingat komentar teman, "Aku pernah ngalamin juga! Cek lagi besok, siapa tahu balik!"