Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebijakan Pelarangan Mobil Mewah Memakai Pertalite dan Kategori Mobil Mewah dalam Dilema BBM Bersubsidi

5 Juli 2022   10:46 Diperbarui: 5 Juli 2022   10:53 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: tribunnews.com

Pada dasarnya Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas mengusulkan agar mobil di atas 2.000 cc tidak lagi boleh mengisi BBM Pertalite. Mobil dengan kriteria tersebut, dinilai tergolong sebagai mobil mewah. Tapi pada dasarnya pula tidak semua mobil di atas 2.000 cc bisa dikategorikan mewah.

Untuk mobil-mobil di segmen premium, sekelas BMW hingga Mercedes-Benz juga punya model dengan kapasitas mesin di bawah 2.000 cc. Mungkin perlu peraturan lebih khusus lagi untuk terkategori ini.

 Konsep ketiga ini yang mempertimbangkan kategori mobil mewah  dengan kapasitas mesin mulai diatas 2.000 cc. Tentu ini juga masih dalam tahap pembahasan untuk memperoleh keputusan lebih detail dan mempertimbangkan kepentingan masyarakat. Lagi ini perlu pendiskusian yang sematang-matangnya.

Kalau kita mengacu dan berpedoman pada tiga asumsi di atas, maka daftar yang muncul cenderung akan sangat luas sebenarnya. Namun sebagai gambaran berikut daftar singkat untuk masing-masing kategori yang disampaikan di atas.

Mengutip data yang tercatat didistribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Mercedes-Benz CLA 200 AMG Line menggendong mesin 1.332 cc atau AMG CLA 45 S dengan kapasitas mesin serupa. Kemudian BMW juga punya SUV X1 sDrive18i F48 A/T dan X2 sDrive 18i A/T dengan mesin 1.499 cc. (oto.detik.com.)

Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman dikutip CNBC Indonesia menyebut sejatinya deretan mobil mewah memang bukan lagi menggunakan Pertalite namun BBM dengan kandungan oktan lebih tinggi sekelas Pertamax.

"Mobil kluster baru dari pabrikan biasanya direkomendasi kan untuk menggunakan oktan tinggi, bisa lebih hemat dan pro lingkungan harapan kami begitu," ujar Saleh.

Pertalite dengan Research Octane Number (90) memang sebaiknya digunakan untuk mobil dengan kriteria tertentu. 

Mengutip laman MyPertamina juga bahwa BBM Pertalite ini cocok digunakan untuk kendaraan dengan kompresi mesin 9.1 sampai dengan 10.1. Ya, kriteria mobil di bawah 1.500 cc. Inipun tidak termasuk beberapa mobil tertentu. Tentu perakit dan dealer sudah memiliki krietria-kriteria tersebut sehingga melakukan pelarangan mobil mewah meminum pertalit.

Bisa jadi demi terjaganya performa mesin dan kekuatan mobil.

Motor saja dengan harga 19 jutaan sudah direkomendasikan oleh dealer agar jangan memakai pertalite. Masak kita yang memiliki mobil seharga 500 jutaan ke atas masih melek pertalite. Melihat ini di pom bensin memang sedih. Mereka santai mengantri di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun