Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kompasiana, Lebih dari Sekadar Pelepas Rindu

22 November 2017   00:00 Diperbarui: 22 November 2017   00:01 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KJOG saat nonton Gala Premiere Film Filosofi Kopi (Doc. KJOG)

 

Menulis adalah hal yang saya sukai semenjak kecil. Saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, menulis puisi-puisi pendek sempat menjadi hobi saya, walaupun masih jauh dari kesan puitis. Saat ujian Bahasa Indonesia, sukacita tak terbendung saat lembaran kertas folio/HVS dipersiapkan bagi siswa untuk mengarang indah. "Parah kamuuu....", ini lontaran teman-teman saat saya minta kertas tambahan kepada guru penjaga dikarenakan tulisan saya luber-luber waktu itu. Mungkinkah ini modal belajar yang sudah digariskan Tuhan agar bisa menulis di Kompasiana?

Beranjak ke jenjang SMP hingga SMU, saya suka menulis buku harian di buku tebal yang dulu disebut dengan 'Buku Diary'. Tak hanya itu, menulis lirik lagu dan menyanyikannya adalah hal yang juga saya gemari, walaupun produksi suara pas-pasan banget, bahkan bisa bikin pingsan. 

Hahaha.... Melangkah di lantai universitas, saya mencoba tuangkan uneg-uneg keseharian di ms. word beserta puluhan puisi yang susunan katanya kocar-kacir. Fix, dalam perjalanan hidup ini, saya begitu mencintai 'menulis', walaupun aturan baku tak pernah saya pelajari dengan serius. Itulah sebabnya hingga hari ini hasil ketikan saya tak pernah beraturan, bahkan masih jauh dari kata rapi.  

Tahun 2012, saya berkenalan dengan Kompasiana. Awalnya hanya say hello, kenalan lalu kepo-kepoin tulisan kompasianer yang lain. Tulisan mereka bagus dan informatif, mungkin inilah yang menjadi penyemangat saya untuk membuat akun di Kompasiana. Aji mumpung, platform ini juga saya jadikan sebagai sarana untuk menampung tulisan-tulisan usang sejak zaman kuliah yang sebelumnya saya curahkan di blog pribadi.

Dengan kepribadian yang sesungguhnya sangat tertutup, posting artikel di Kompasiana bagi saya sungguh 'menakutkan'. Takut kalau nanti dibaca orang, takut kalau tulisan saya kurang berkualitas karena yang saya tahu, tulisan kompasianer lain sungguh layak untuk dikonsumsi publik. Apalagi jika ada yang berkomentar tentang tulisan saya, ehmmm ada saja rasa tak percaya diri. Padahal mereka tak berkomentar negatif loh, sebaliknya.

Tahun 2013 masa dimana saya vakum dari Kompasiana dengan alasan sok sibuk, kalau gak salah hanya 1 tulisan yang saya buat. Setahun kemudian, sekitar pertengahan tahun 2014, saya kembali menulis dengan tema ringan 'wisata'. Ya, hobi jalan-jalan di area Jogja dan sekitarnya lumayan memudahkan saya mendapatkan konten untuk menulis, baik informasi maupun file foto. Akhir tahun 2014, secara tak sengaja saya melihat pengumuman blog competition. Akhirnya setelah saya pelajari dengan seksama, mencari peruntungan melalui tulisan pun saya lakukan di Kompasiana hingga saat ini.

Cerita tentang Saya, Mereka dan Kompasiana

Pengalaman manis dengan Kompasiana? Tentu saja ada. Beberapa hal indah dalam perjalanan hidup saya tak lepas dari Kompasiana. Menjadi pribadi yang lebih bermanfaat setelah menulis di Kompasiana, itu yang saya rasakan.   

Percaya Diri Menulis, Terlatih karena Kompasiana

Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, saya harus mengumpulkan serpihan-serpihan keberanian untuk bisa memposting tulisan di Kompasiana. Tulisan kompasianer lain pun turut berkontribusi atas keberhasilan ini saat awal bergabung di Kompasiana. Saya hanya berusaha untuk mencoba menyadari, jika mereka bisa dan berani menuangkan potensi dirinya melalui tulisan, mengapa saya tidak?

Tentang Aktualisasi Diri, Kompasiana medianya

Sebuah naluri untuk melakukan hal terbaik atau bahkan 'tertinggi' saya temukan saat menulis di Kompasiana. Setelah melatih diri secara perlahan, saya beranikan menulis tentang ide-ide ringan hingga akhirnya beranjak ke tema yang lebih berat dengan nekat mengikuti Blog Competition.

Ini tantangan besar bagi saya. Bagaimana tidak, hampir setiap Blog Competitionmenyematkan sebuah tema khusus bagi para pesertanya, dan jujur itu tak selalu mudah untuk ditulis. Saking susah dan ribetnya, saya sering posting tulisan di detik-detik terakhir dari waktu yang telah ditentukan. 23.59, sebuah simbol bully-an ceria dari segelintir kawan gara-gara kebiasaan buruk saya ini :D

Berkomunitas, Kompasiana Lahirkan 'Keluarga' Baru

Jujur saja, saya pribadi tak memiliki banyak teman saat menjadi kompasianer. Gara-gara itu, setiap kali menulis, saya merasa bahwa tulisan ini seakan hanya disuguhkan untuk saya sendiri. Oleh karenanya, batasan-batasan dalam menulis pun tak pernah saya indahkan. Mau bertutur sesuka hati toh tidak ada yang melarang, pikir saya saat itu.

Akhir tahun 2015, Kompasiana mempertemukan saya dengan sesama kompasianer Jogja dalam sebuah event di Jogja. Pertama kalinya pula saya bisa memandang wajah teman-teman senasib-sepenanggungan, yang saat ini bergerak dalam semangat sebuah nama, KJOG (Kompasianer Jogja). Menjadi bagian dari komunitas hebat ini tentu menjadi penyemangat bagi saya untuk lebih intens menulis. Kami bekerja bersama, makan bersama, wisata bersama, bercanda bersama, berjuang bersama, bahkan diantaranya ada sepasang remaja yang sukses mengikat janji pernikahan hanya karena sama-sama aktif di komunitas KJOG.

Ya, tulisan ini seakan menjadi saksi bahwa saya menemukan sebuah keluarga baru di Jogja karena Kompasiana. Dan hebatnya, jalinan rasa 'kekeluargaan' kami sangatlah erat, saling bahu-membahu dan melengkapi, walau kadang diwarnai dengan perdebatan ringan.

KOG berfoto dengan GKR Hayu di Kantor Gubernur DIY (Dok.Pri)
KOG berfoto dengan GKR Hayu di Kantor Gubernur DIY (Dok.Pri)
Saya hanya ingin berterimakasih kepada teman-teman yang rela berjuang untuk mengembangkan KJOG, diantaranya Kompasianer Dimas Anggoro Saputro, Vika Kurnawati, Agata Vera, Ang Tek Khun dan juga teman-teman KJOG lain yang selalu aktif berkontribusi meramaikan setiap event yang diselenggarakan.

***

Kompasiana, bagi saya adalah sebuah wadah untuk melepas rindu. Rindu akan kebebasan untuk mengekspresikan diri melalui tulisan yang harapannya bermanfaat bagi banyak orang. Rindu mendapatkan rezeki dari hobi menulis, dan syukurlah Tuhan memberikan kelimpahan itu sejak saya berjumpa dengan Kompasiana. Rindu akan membangun keluarga baru, saya pun mencicip manisnya kebersamaan bersama KJOG. Komunitas yang terjalin karena cinta inipun semakin dikenal banyak orang saat digandeng oleh beberapa komunitas lain untuk 'berkarya' bersama, baik secara lokal maupun nasional.

Satu hal yang ingin saya sampaikan untuk Kompasiana di tahun ke-9 ini. Terimakasih atas kehadirannya, jangan letih menjadi penebar manfaat bagi masyarakat. Ahhh,saya mungkin akan sangat sulit berpaling muka, karena memang tak ada yang lebih indah dari Kompasiana.

Riana Dewie

 

                                                

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun