Mohon tunggu...
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Your great hope needs great price 🌏 Menyediakan konten yang hanya dapat dipahami mata hati, bukan mata fisik 🌏 Milenial kelahiran '94 🌏 Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi 🌏 Alumni Daci dan Sachi (4 tahun SMA di Cimahi, mengulang kelas 12, karena sakit non-medis) 🌏 Pernah ikut beladiri Karate dan Wushu, dan senang berenang (belum ikut latihannya lagi) 🌏 Pernah kuliah D3 Akuntansi di A2B Akademi Akuntansi Bandung (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara STIA Cimahi (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah (MAHATMA) namun sekarang dilatih oleh keluarga sahaja jadi anggota biasa 🌏 Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasib Anda Sepanjang Hidup Ditentukan dari Apa Yang Engkau Sembah!

10 Februari 2023   07:30 Diperbarui: 10 Februari 2023   08:13 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sahabat Pembaca!

Mungkin sahabat pernah membaca kisah Para Nabi dan Rasul Allah yang menghadapi Kaumnya yang menyembah berhala (dimaksudkan kepada benda mati). Dan tentu sahabat tahu apa akhir hidup dari kaum yang menentang para Nabi dan Rasul? Yakni Kebinasaan.

Masyarakat mungkin tak menyadari hal ini. Tapi mesti kita renungkan seksama. Penyembahan bisa diartikan sebagai fokus pikiran kita. Jika fokus pikiran kita selalu ditujukan pada satu objek, baik itu yang hidup maupun yang mati, maka mempengaruhi nasib kita sebagai mana rumusan:

Pikiran menentukan Kata, Kata menentukan Tindakan, Tindakan menentukan Kebiasaan, Kebiasaan menentukan Karakter, dan Karakter menentukan Nasib.

Nah bagaimana kalau pikiran kita difokuskan pada benda mati? Lha kok gitu?

Kalau fokus pikiran kita pada uang, maka nasib hidup kita akan berakhir seperti alat tukar. Seperti menukar kesehatan demi kekayaan, tapi setelah kaya badan sakit-sakitan, dan menukar kekayaan dengan harta itu kembali, begitulah tukar menukar yang kita dapatkan dari fokus pikiran pada uang.

Kalau fokus pikiran kita pada kendaraan, maka nasib hidup kita akan berakhir seperti kendaraan pula. Seperti halnya kendaraan yang ditinggalkan pemakainya karena sudah tidak layak pakai. Seperti kendaraan yang binasa karena kecelakaan. Dan sebagainya menyangkut fenomena kendaraan.

Kalau fokus pikiran kita pada kekuasaan atau tahta, maka nasib hidup kita akan direbutkan, terpilih, tergantikan lalu terlupakan. Lha memang seperti itulah perebutan tahta, ada perebutan tahta, ada yang terpilih menduduki tahta, ada yang lengser habis masa jabatannya atau pula melakukan pelanggaran, adapula yang terlupakan selama-lamanya karena ada yang lebih baik dari pemegang tahta yang sebelumnya.

Kalau fokus pikiran kita pada karir, maka nasib hidup kita seperti karir yang kita perjuangkan. Nah untuk soal ini, kita renungkan seksama... apa yang kita perjuangkan dari karir kita? Atau kita berjuang untuk karir? Kalau kita berjuang untuk karir? Untuk apa? Apa tujuannya? Dan apa harapannya?

Dan sebagainya... dan sebagainya.

Maka sembahlah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Hidup, niscaya kita selamat karena kita berkuasa atas diri kita dan hidup selama-lamanya penuh kebahagiaan sebagaimana Tuhan itu Maha Bahagia. Tentunya dengan syarat menyembahNya dengan tunduk hati penuh ketaatan, menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya tanpa segala keraguan.

Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 10 Februari 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan Warganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun