Mohon tunggu...
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Your great hope needs great price 🌏 Menyediakan konten yang hanya dapat dipahami mata hati, bukan mata fisik 🌏 Milenial kelahiran '94 🌏 Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi 🌏 Alumni Daci dan Sachi (4 tahun SMA di Cimahi, mengulang kelas 12, karena sakit non-medis) 🌏 Pernah ikut beladiri Karate dan Wushu, dan senang berenang (belum ikut latihannya lagi) 🌏 Pernah kuliah D3 Akuntansi di A2B Akademi Akuntansi Bandung (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara STIA Cimahi (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah (MAHATMA) namun sekarang dilatih oleh keluarga sahaja jadi anggota biasa 🌏 Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mindblowing: Ketika Setan Menjadikan Indah Peradaban Bendawi/Material yang Melalaikan

10 Januari 2023   13:35 Diperbarui: 10 Januari 2023   19:13 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benda-Benda Berteknologi (berbagaireviews.com)

Hai sahabat pembaca!

Sangat-sangat disayangkan... manusia seakan terkena pengaruh pesona setan menghadapi era penuh kegemerlapan benda-benda berteknologi.

Bagaimana tidak!

Semua sibuk dengan gawainya... semua sibuk dengan kendaraannya... semua sibuk dengan perhiasannya... semua sibuk dengan pakaian modisnya... dan sebagainya... dan sebagainya...

Hingga mayoritas lupa akan hakikat diri sebagai manusia ciptaan Allah, yang saling berkasih sayang sarat moralitas, hidup dalam ikatan persaudaraan dan kekeluargaan, dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya sebagai makhluk sosial.

Mungkin saya sedikit memberikan perumpamaan yang mindblowing.

Hidup zaman ini serasa main sepak bola. Fokus terus pada bola, siapa yang menghalang dan merintang, sikut mereka sleding mereka, yang penting bola dapat kukejar, kubawa, hingga ku cetak gol!

Dribbling dan Sleding (jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com)
Dribbling dan Sleding (jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com)

Ya!

Manusia seakan menganggap benda-benda yang dikuasainya dan yang dikhayalkan lebih berharga daripada sesamanya.

Bagaimana tidak!

Dari piramida kekuasaan paling puncak hingga terbawah. Tindak pidana korupsi untuk memperkaya diri, tipu menipu untuk mengeruk keuntungan harta seorang, seakan makin marak dan merajalela, seperti perumpamaan menyikut sesama manusia demi mendapatkan materi yang diumpamakan menguasai bola. Dan mencetak gol demi memenuhi gengsi hidup di mata kebanyakan masyarakat. Itulah budaya hidup kita di era sekarang (sampai saat ini di tahun 2023).

Hampir semua manusia menjadi hamba dari benda. Apakah kita tidak menyadari akan hal itu?

Setan telah menjadikan indah pandangan mata kita dan pendengaran telinga kita akan benda-benda yang ada dimuka bumi. Karena benda benda tersebut memiliki kekuatan dan energi yang dapat membantu dan memfasilitasi hidup kita. Hingga kita lalai bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu di langit dan di bumi.

Al-Quran menjadi pengingat kita semua akan hari kini yang kita hadapi. Apa yang dihadapi oleh Nabi dan Rasul Allah menghadapi kaumnya, sejatinya sama dan terulang kembali. Hanya di zaman kini kecanggihan teknologi benda seakan-akan menyihir pikiran manusia hingga benar-benar menjadikan kita lalai untuk mengingat kebesaran Allah dan saling menyayangi saling mengasihi kepada sesama makhluk Allah.

Anak-anak dan Gawai (majalah1000guru.net)
Anak-anak dan Gawai (majalah1000guru.net)

Semua kesibukan kita dalam peradaban masa kini, semua disandarkan pada benda. Dari kesibukan berniaga, entertainment, hingga olahraga sekalipun. Aktivitas yang sungguh melalaikan kita dalam berdzikir untuk persiapan menuju hari berbangkit yang dijanjikan Allah dalam Al-Quran.

Apakah tulisan ini mampu menyadarkan saya tentang realitas yang tengah kita hadapi?

Jawaban ada dalam nurani masing-masing.

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang lalai akan realitas yang kelak kita hadapi di masa yang mendatang yang paling menantang.

Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 10 Januari 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun