Mohon tunggu...
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Your great hope needs great price 🌏 Menyediakan konten yang hanya dapat dipahami mata hati, bukan mata fisik 🌏 Milenial kelahiran '94 🌏 Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi 🌏 Alumni Daci dan Sachi (4 tahun SMA di Cimahi, mengulang kelas 12, karena sakit non-medis) 🌏 Pernah ikut beladiri Karate dan Wushu, dan senang berenang (belum ikut latihannya lagi) 🌏 Pernah kuliah D3 Akuntansi di A2B Akademi Akuntansi Bandung (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara STIA Cimahi (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah (MAHATMA) namun sekarang dilatih oleh keluarga sahaja jadi anggota biasa 🌏 Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Kita Sanggup Mengaplikasikan Rumus Memanusiakan yang Diaplikasikan Para Rasul Allah?

16 November 2022   19:30 Diperbarui: 16 November 2022   20:07 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena pertama Interaksi Manusia Biasa (Kreasi Rian)

Hai sahabat Pembaca!

Bagaimana dengan judul tulisan ini?

Apakah cukup menantang?

Menjadi seorang yang berperilaku meneladani para Rasul pastilah mendapatkan cinta dan Ridha Allah.

Maukah sahabat mendapati cinta dan Ridha Allah?

Eits~

Perlu perjuangan loh!

Kita cermati gambar diatas.

Para Rasul Allah ketika mendapati perlakuan baik maupun yang menjahatinya, beliau senantiasa membalasnya dengan kebaikan.

Ingat kisah Rasul menyuapi seorang Yahudi Buta?

Pasti pada ingat kisah yang sangat menyentuh ini.

Saat Rasul Muhammad dicerca dan dihina oleh seorang Yahudi Buta di hadapannya. Rasul malah menyuapi Yahudi Buta itu dengan penuh kasih dan kelembutan, tanpa diketahui oleh seorang Yahudi Buta bahwa yang menyuapinya adalah Seorang yang amat ia benci dan selalu beliau hinakan.

Setelah kewafatan Baginda Rasul. Sahabat Rasul menggantikan menyuapi Yahudi Buta tersebut. Sang Yahudi Buta malah menghina Baginda Rasul dihadapan Sahabat Rasul yang menyuapinya. Tidak terima Rasul yang amat ia cintai dihina, suapan berubah menjadi kasar. Tak diduga Yahudi Buta bertanya, "Kau bukan orang yang selalu menyuapiku!" Jawab Sahabat Rasul, "Yang selalu menyuapimu adalah Baginda Rasul Muhammad S.A.W!" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun