Area halaman, yang berada di dalam pagar pasar, terlihat luas dengan pemandangan lapak para penjual berjejer rapi. Ada lapak daging sapi, daging ayam, sayur mayur, bumbu dapur dan berbagai perlengkapan dapur.
Jarak lapak antar pedagang tidak saling menempel. Ada ruang yang memungkinkan bagi pembeli untuk melakukan pembelian secara drive thru. Dengan catatan saat keadaan tidak dipadati pengunjung.
Dari area halaman, saya berjalan keluar pagar. Di sisi luar pagar saya menjumpai lapak-lapak menjual aneka hasil laut. Mereka menggelar dagangan di atas meja-meja berlampu penerang. Meja yang penuh dengan hasil laut ini sebagian berada di tepi jalan dan sebagian berada di trotoar.
Selain dagangan yang terlihat segar dan menarik, para penjual serta merta menawarkan diskon untuk pembelian dalam jumlah banyak. Tak heran, area pasar ikan dan produk laut menjadi tujuan sekaligus magnet bagi sebagian warga Jakarta Timur. Sebagai tempat membeli ikan dan produk laut segar dengan harga terjangkau, untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga.
Satu di antara jejeran lapak kerang. (Dok. Ria A)

Kembali ke fenomena belanja drive thru
Belanja secara drive thru memang praktis. Tidak repot dan lama memarkir kendaraan. Tidak berat menenteng-nenteng tas belanjaan. Semua yang dibeli bisa diletakkan langsung pada kendaraan. Waktu serasa bisa dihemat. Selesai berbelanja bisa langsung tancap gas.
Ketika area pasar terlihat lengang, melakukan membelian secara drive thru sepertinya bisa menjadi pilihan. Tapi bukankah area pasar tidak selalu lengang?
Faktor kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
Dalam layanan drive thru, selain faktor kepraktisan dan kecepatan, ada hal yang perlu menjadi pertimbangan. Yaitu, faktor keamanan dan keselamatan.
Sebagai pengunjung atau calon pembeli, perlu memiliki kesadaran bahwa area di luar pagar pasar tidak dirancang untuk pelayanan secara drive thru.