Mohon tunggu...
Ria MarethaT
Ria MarethaT Mohon Tunggu... Perawat - Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Mahasiswa Ekstensi Keperawatan Universitas Indonesia Perawat di RS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Profesional Perawat

7 Juni 2022   19:30 Diperbarui: 7 Juni 2022   19:36 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perawat bekerja dengan begitu banyakorang yang berbeda, dan bagaimana cara perawat berinteraksi dapat memengaruhisikap pasien. Dalam hal ini kecerdasan emosional sangat penting dalam bidangkeperawatan karena perawat bekerja dengan pasien sepanjang hari. Dikarenakanjuga perawatan pada pasien yang dilakukan oleh perawat dapat menyebabkantekanan kerja, stres kesedihan, kelelahan, bahaya, bahkan mungkin kegembiraan,semuanya pada saat yang bersamaan[2].

Keseimbangan kehidupan kerja yanglebih baik dapat diciptakan dengan adanya kecerdasan emosi yang baik,memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi dan menangani emosi dari pekerjaan.Hal ini juga berperan dalam penerimaan kritik yang membangun untuk meningkatkanprofesionalismenya. Perawat dengan kecerdasan emosional yang baik mampumenyelesaikan konflik lebih mudah dengan kreativitas, kerjasama dan mampu tetaptenang di bawah tekanan. Kecerdasan emosional sebagai kesadaran bahwa emosidapat mendorong perilaku perawat dan memengaruhi orang baik dari positif maupunnegatif, belajar bagaimana mengelola emosi itu baik perawat sendiri maupunorang lain, terutama ketika perawat berada di bawah tekanan[2].Dampak positif kecerdasan emosional ini dihasilkan dari perannya dalammeningkatkan kemampuan perawat untuk memelihara hubungan, mengenaliketerbatasan dan kekuatan mereka, menggunakan pengaruh pribadi, bertindaksebagai agen perubahan, menciptakan visi bersama, bekerja secara kolaboratif[5].

Penelitian telah menunjukkan bahwakecerdasan emosional dan sikap positif pasien memiliki hubungan, hal tersebut termasukhasil klinis seperti bagaimana kepuasan pasien dan kemampuan untukmengembangkan hubungan terapeutik. Kinerja tim dan moral juga telah ditemukanterkait dengan kecerdasan emosional, termasuk resolusi konflik yang positifdaripada lingkungan yang tidak bersahabat[1]. Hal ini terlihat dari beberapa kasus, beberapa pasienmengeluhkan perlakuan perawat, mereka merasa perawat kurang empati dan terkesantidak ramah. Beberapa stigma negatif juga menyatakan bahwa perawat adayang terkesan jutek, cuek, dan cepat emosi, namun apabila perawat memilikikecerdasan emosional yang baik stigma-stigma negatif tersebut dan yang lainnyamungkin akan mampu dihilangkan. 

Kecerdasanemosi yang harus dimiliki perawat itu sendiri memiliki kerangka kecerdasanemosional yang dirancang oleh Goleman [3], kerangka ini menggambarkan seperangkat kemampuanyang dapat dikuasai oleh individu. Kemampuan tersebut meliputi kesadaran diri,manajemen diri, kesadaran sosial, dan manajemen hubungan, kerangka tersebutdikatakan terintegrasi ke dalam keberhasilan pekerjaan yang dilakukan[3]. Komponen-komponen dalamkerangka tersebut dapat digambarkan sebagai kesadaran diri yaitu bagaimanakemampuan perawat untuk mengenali emosi, baik dari dirinya sendiri maupundiluar dirinya, terutama pada pasien yang dirawatnya. Kemudian terdapatmanajemen diri yang merupakan kemampuan mengendalikan emosi dan berpikirsebelum bertindak. Komponen motivasi yang dalam kaitannya dengan kecerdasanemosional yaitu kecenderungan untuk mengikuti tujuan dengan energi dankeuletan. Komponen terakhir yang sangat penting yaitu empati, dimana iniberkaitan dengan pemahaman tentang emosi dan keterampilan sosial orang lain,termasuk kemampuan untuk membangun dan mengelola hubungan[1].

Dalam keperawatan, empati memainkanperan penting dalam membangun kepercayaan pasien. Manfaat utama darikepercayaan ini adalah bahwa pasien lebih mungkin untuk mematuhi rencanaperawatan mereka. Membahas hubungannya dengan kecerdasan emosional, dapatdikatakan tanpa kecerdasan emosional, perawat tidak dapat memiliki empati[2].

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakintinggi tingkat kecerdasan emosional pada perawat, maka semakin tinggi empati perawatdan semakin kuat rasa kesejahteraan kerjanya. Selain itu, kecerdasan emosionaljuga dapat meningkatkan kepuasan komunikasi dengan meningkatkan empati.Sementara mayoritas perawat diharapkan untuk berempati dan merawat pasien, perawatjuga perlu berempati dan diperhatikan, sehingga pada akhirnya meningkatkankebahagiaan para perawat. Di bawah pengaruh kecerdasan emosional, perawat yangmelakukan manajemen emosi untuk mengatur emosinya, dapat memasuki duniapasiennya dengan sikap optimis dan empati yang tinggi. Dengan kecerdasan emosi,perawat mampu berkomunikasi dari sudut pandang pasien, perawat dapat memahamipasien begitu juga dengan kebutuhannya, mendapatkan rasa hormat dari pasien,mengalami kepuasan 


Referensi:

 

1.      1. Codier,E., & Codier, D. (2017). Could emotional intelligence make patients safer?.AJN: American Journal of Nursing, 117(7), 58-62.

2.      2. Flavin,Briana. (2018). Nurses Discuss the Importance of Emotional Intelligence inthe Workplace.  St. Paul, Minnesota:Rasmussen University.

3.    3. Goleman,Daniel. (2016). Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional) Mengapa EILebih Penting daripada IQ Cetakan Keduapuluh Satu. Alih bahasa: T. Hermaya.Jakarta: PT. Gramedia.

4.   4. Li,X., Chang, H., Zhang, Q. et al. (2021). Relationship between emotional intelligenceand job well-being in Chinese clinical nurses: multiple mediating effects ofempathy and communication satisfaction. BMC Nurs 20, 144.https://doi.org/10.1186/s12912-021-00658-4

5.   5. Raghubir,A. (2018). Emotional intelligence in professional nursing practice: A conceptreview using Rodgers’s evolutionary analysis approach. International Journalof Nursing Sciences, 5, 126-130.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun