Mohon tunggu...
Rheza Mahesa Raharjo
Rheza Mahesa Raharjo Mohon Tunggu... Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung

forever learner

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengubah Kebiasaan Kompres Dingin Menjadi Kompres Hangat Saat Demam

20 April 2021   09:01 Diperbarui: 20 April 2021   09:09 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 Bukti Hasil Survey (Dokpri)

ABSTRAK

            Demam adalah gejala penyakit yang sangat umum terjadi di masyarakat. Hampir semua kalangan masyarakat pun mengetahui bahwa salah satu solusi yang paling sering dilakukan untuk meredakan demam adalah mengompres. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan masyarakat mengenai metode kompres yang paling tepat dilakukan saat demam. Ada yang mengatakan bahwa kompres dingin adalah solusi yang paling tepat, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa kompres hangat adalah solusi yang paling tepat dalam hal ini. Menurut penelitian, kompres hangat adalah solusi yang paling tepat untuk meredakan demam. Kompres hangat terbukti dapat menurunkan suhu sejauh 0,8oC, sedangkan kompres dingin dapat menurunkan suhu sejauh 0,49oC. Di sisi lain, kompres dingin bukan berarti tidak memiliki manfaat. Baik kompres hangat maupun dingin, dapat digunakan untuk situasi yang berbeda. Kompres hangat dilakukan untuk meredakan demam dan nyeri otot serta sendi, sementara kompres dingin dilakukan untuk meredakan nyeri akibat cedera pada tubuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memerhatikan dan memahami situasi yang sedang dialami sebelum melakukan kompres pada tubuh.

Kata kunci: Demam, Kompres, Hangat, Dingin, Situasi.

PENDAHULUAN

Febris atau demam adalah salah satu gejala penyakit yang sudah sangat sering menjangkiti masyarakat. Baik tua maupun muda, bayi ataupun orang dewasa, laki laki ataupun perempuan, semuanya pernah merasakan merasakan demam. Meskipun demam bermacam-macam, mengompres biasanya menjadi pilihan utama dalam penanganan pertama segala jenis demam. Metode pengompresan yang berkembang di masyarakat pun beragam, di antaranya kompres dengan air hangat atau panas, kompres dengan air dingin, dan kompres menggunakan plester khusus demam. Tujuan dari melakukan pengompresan saat demam adalah menurunkan suhu tubuh kembali ke titik normal, yaitu sekitar 35,8 -- 37,5 derajat celsius (Sherwood, 2014).

Kebanyakan dari masyarakat masih memiliki persepsi beragam mengenai metode kompres apa yang paling tepat untuk diterapkan dalam penanganan demam. Dari hasil survey yang dilakukan penulis, ditemukan bahwa 91 orang (52,3%) memilih untuk memakai air dingin dan 83 orang (47,7%) memilih untuk memakai air hangat dari total 174 responden. Perbedaan di kalangan masyarakat dalam penanganan masalah yang simpel ini pun menarik perhatian penulis untuk menggali lebih jauh mengenai solusi yang paling tepat untuk diterapkan di masyarakat ke depannya. Hal ini harus segera dituntaskan agar masyarakat mampu melakukan penanganan demam dengan simpel dan tepat.

PEMBAHASAN

Metode Kompres Saat Demam

Metode kompres biasanya digunakan pada daerah dahi seseorang. Ternyata, hal itu bukanlah tren sederhana yang diikuti orang-orang tanpa sebuah alasan. Alasan sebenarnya adalah terdapatnya Hipotalamus sebagai pusat pengaturan suhu atau Termoregulator utama di bagian otak kita. Hipotalamus bekerja dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Hipotalamus mampu merespon perubahan suhu meskipun hanya sekecil 0,01oC pada darah. Jika Hipotalamus menerima sensor dari permukaan tubuh bahwa suhu di sekitar sedang hangat atau panas, ia akan memerintahkan tubuh untuk menurunkan suhunya. Sebaliknya, Jika Hipotalamus menerima informasi bahwa suhu di sekitar sedang dingin, ia akan memerintahkan tubuh untuk menaikkan suhunya.

Gambar 2 Hipotalamus (https://www.sott.net/)
Gambar 2 Hipotalamus (https://www.sott.net/)

Efektivitas Kompres Hangat dan Kompres Dingin Saat Demam

Pada sebuah jurnal berjudul Efektivitas Perbedaan Kompres Hangat dan Dingin Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Anak yang ditulis oleh Ida Rahmawati, ditemukan bahwa sebenarnya kedua metode kompres tersebut dapat dilakukan. Air hangat terbukti dapat mengurangi suhu tubuh dari 38,56oC menjadi 37,76oC, sementara air dingin dapat mengurangi suhu tubuh dari 38,87oC menjadi 38,38oC. Dalam kata lain, kompres hangat terbukti dapat menurunkan suhu sejauh 0,8oC, sedangkan kompres dingin dapat menurunkan suhu sejauh 0,49oC. Melalui data di atas, dapat kita simpulkan bahwa air hangat lebih efektif mengatasi demam daripada air dingin.

Sumber lain mengatakan bahwa kompres dingin justru hanya akan memperburuk keadaan. Dilansir dari "The Merek Manual Home Health Handbook: Fever in Infants and Young Children" oleh Deborah M. Consolini pada tahun 2009, melakukan kompres dingin hanya akan membuat penderita menggigil karena kedinginan akibat penurunan suhu secara drastis yang dirasakan di permukaan kulit. Selain menggigil, tubuh yang sudah merasa kedinginan pun kembali merespon dengan menaikkan suhu tubuh sehingga demam menjadi semakin parah dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kompres dingin saat demam sebaiknya dihindari.

Alat-Alat Yang Dapat Digunakan Untuk Melakukan Kompres

Metode kompres hangat dapat dilakukan dengan buli buli yang diisi air hangat dengan suhu 40oC -- 45oC dengan rentang waktu tidak lebih dari 20 menit (Ayu, Irwanti, & Mulyanti, 2015). Namun, jika tidak memiliki buli buli, kita dapat menggantinya dengan handuk kecil ataupun benda lain yang dapat menyerap atau menampung air. Untuk menjaga suhu alat kompres tetap hangat, alat kompres dapat dihangatkan kembali memakai air hangat setiap 5 menit sekali.

 Gambar 3 Buli-Buli (http://www.ingoodhealth.org/)
 Gambar 3 Buli-Buli (http://www.ingoodhealth.org/)

                                                                                                           

hot-towel-607e33958ede4848850ed292.jpg
hot-towel-607e33958ede4848850ed292.jpg

Gambar 4 Handuk Hangat

https://infoberuang.wordpress.com/Daerah Pada Tubuh Yang Dapat Dikompres

Pengompresan dapat dilakukan di berbagai area pada tubuh, seperti dahi, aksila atau ketiak, dan lipatan paha. Triredjeki (2002) mengatakan dalam penelitiannya bahwa kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh. Hal itu terjadi karena terdapat pembuluh darah yang besar pada daerah tersebut sehingga lebih cepat merangsang hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh. Di sisi lain, pengompresan pada area lipatan paha juga tidak bisa diremehkan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kompres pada lipatan paha berhasil menurunkan suhu tubuh sebesar 0,58oC, sementara kompres pada daerah dahi hanya mampu menurunkan suhu sebesar 0,24oC (Ratnawati, 2016).

Gambar 5 Aksila (https://collections.countway.harvard.edu)
Gambar 5 Aksila (https://collections.countway.harvard.edu)

Gambar 6 Dahi (http://idnps.com/)
Gambar 6 Dahi (http://idnps.com/)

lipatan-paha-607e341a8ede48611e778232.png
lipatan-paha-607e341a8ede48611e778232.png

Gambar 7 Lipatan Paha

http://idnps.com/Manfaat Lain Kompres Hangat

Kompres hangat tidak hanya dapat mengurangi demam. Kegunaan lain dari kompres hangat adalah meredakan nyeri otot dan persendian (Rifham, 2010). Kompres hangat menimbulkan efek vasodilatasi (pelebaran) pembulu darah sehingga meningkatkan aliran darah. Peningkatan aliran darah mampu menghilangkan produk inflamasi, di antaranya bradikinin, prostaglandin, dan histamine yang menimbulkan nyeri lokal (Smeltzer & Bare, 2015). Oleh karena itu, rasa nyeri yang disebabkan oleh penyakit, seperti asam urat, osteoartritis, dan nyeri haid dapat dikurangi dengan mengompres hangat bagian -- bagian tubuh yang terasa nyeri selama kurang lebih 20 menit.

Penggunaan Kompres Dingin Yang Tepat

Apakah kompres air dingin sepenuhnya buruk? Jawabannya adalah tidak. Kompres air dingin dapat  digunakan untuk penanganan rasa nyeri akibat cedera pada tubuh, seperti fraktur atau patah tulang, cedera ankle, dan bengkak akibat benturan. Mekanisme penurunan nyeri dengan pemberian kompres dingin berdasar pada teori endorfin. Endorfin adalah zat penghilang rasa nyeri yang diproduksi tubuh. Produksi endorfin dapat ditingkatkan melalui metode stimulasi kulit yang salah satunya dengan melakukan kompres air dingin (Smeltzer, 2004).

Kompres air dingin dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama, kita dapat menyiapkan es batu yang sudah dibungkus dengan plastik. Setelah itu, lapisi kembali plastik dengan handuk tipis untuk menghindari kontak langsung antara kulit dan es batu. Kemudian, letakkan kompres tersebut pada bagian tubuh yang sedang cedera. Kompres dapat dilakukan selama kurang lebih 20 menit. Kemudian, keringkan area kulit yang dikompres sebelumnya menggunakan handuk, selampai, atau tisu. Jika kita ingin melakukan kompres kembali, hal itu dapat dilakukan 2 jam sekali sampai terlihat pengurangan efek cedera, contohnya bengkak yang mengecil.

SIMPULAN

Melalui pemaparan di atas, kita mengetahui bahwa baik kompres hangat maupun dingin tidak ada yang sebenarnya berpengaruh buruk terhadap tubuh secara absolut. Kita hanya perlu memerhatikan kondisi dan situasi yang tepat untuk memakai masing-masing kompres. Kompres hangat digunakan untuk meredakan demam dan nyeri otot dan sendi, sementara kompres dingin digunakan untuk meredakan nyeri akibat cedera pada tubuh.

Daftar Pustaka

Ayu, Irwanti, & Mulyanti. (2015). Kompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah Kutoarjo.

Ratnawati, D. S. (2016). Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 4. No 2 Juli-Desember.

Rifham. (2010). Hubungan Antara WaistHip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP H.Adam Malik. Medan.

Sherwood. (2014).

Smeltzer. (2004). Brunner and Suddarth textbook of medical surgical nursing (10 ed.). Philadelphia.

Smeltzer, & Bare. (2015). Textbook Of Medical-Surgical Nursing (12 ed.).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun