Mohon tunggu...
Rheinaldy Ciptanda Fatya
Rheinaldy Ciptanda Fatya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Jurusan Komunikasi. Hobi saya adalah fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Curug Bibijilan: Rasa Tenang dari Derasnya Air dan Teduhnya Hutan Sukabumi

25 Juni 2025   10:40 Diperbarui: 25 Juni 2025   10:39 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di tengah padatnya rutinitas perkuliahan dan tugas yang tak kunjung habis, kadang kita butuh ruang untuk bernapas sejenak. Saya memilih mencari ruang itu di alam lebih tepatnya, di Curug Bibijilan, sebuah air terjun yang terletak di kaki Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi. Nama tempat ini sebelumnya asing bagi saya, sampai akhirnya seorang teman mengajak untuk ikut “healing tipis-tipis” di akhir pekan. Tanpa ekspektasi tinggi, saya pun ikut. Tapi siapa sangka, justru tempat ini meninggalkan kesan yang dalam.

Perjalanan dimulai dari pusat kota Sukabumi menuju Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung. Kami menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam menggunakan motor. Setelah tiba di area parkir, perjalanan dilanjutkan dengan trekking sejauh kurang lebih satu kilometer. Medannya memang tidak terlalu berat, tapi cukup membuat keringat bercucuran. Jalur setapak yang kami lalui masih alami, dikelilingi pohon-pohon tinggi dan suara alam yang menenangkan sesuatu yang sangat langka ditemukan di tengah kehidupan kota.

Nama "Bibijilan" dalam bahasa Sunda berarti “keluar” atau “muncul”, merujuk pada aliran air yang seolah-olah memancar keluar dari celah-celah bebatuan tebing. Menurut artikel dari Kumparan, air terjun ini menjadi salah satu destinasi favorit untuk healing karena suasananya yang sejuk dan asri. Saya membenarkan itu. Begitu sampai, pemandangan Curug Bibijilan benar-benar menyegarkan mata. Airnya mengalir dari tebing batu bertingkat dengan debit yang cukup deras, apalagi setelah hujan.

Salah satu keunikan dari Curug Bibijilan adalah bentuknya yang bertingkat-tingkat. Setiap tingkat menghadirkan pesona tersendiri. Kami sempat bermain air di salah satu bagian bawah, merasakan segarnya aliran yang datang dari ketinggian. Airnya sangat jernih dan dingin, seperti langsung dari sumbernya. Tidak banyak wisatawan ketika saya berkunjung, mungkin karena aksesnya yang sedikit tersembunyi dan tidak berada di jalur wisata utama. Justru itu yang membuat tempat ini terasa eksklusif dan tenang.

Tidak hanya air terjun, area di sekitar Curug Bibijilan juga menyimpan potensi eksplorasi yang menarik, yaitu gua-gua alam yang masih alami. Berdasarkan informasi dari Sukabumi Update, beberapa gua seperti Gua Bibijilan bisa dimasuki dengan bantuan senter. Di dalamnya, udara sangat lembap dan gelap, tapi pemandangannya luar biasa. Gua ini sering dijadikan lokasi pelatihan oleh organisasi pencinta alam. Saya pribadi belum sempat masuk terlalu jauh, tapi dari cerita warga setempat, gua ini punya panjang lorong yang cukup dalam dan penuh cerita menarik.

Menurut IDN Times, tempat ini dulunya belum terlalu ramai dan lebih sering dikunjungi oleh komunitas pencinta alam. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pamornya mulai naik berkat media sosial dan testimoni pengunjung. Meski begitu, Curug Bibijilan masih terjaga keasriannya. Tidak ada bangunan permanen di sekitar air terjun, hanya beberapa tempat istirahat sederhana yang dibuat dari kayu dan bambu.

Hal lain yang membuat saya betah adalah udara di sana yang bersih dan segar. Setiap tarikan napas terasa lebih ringan. Kami menghabiskan waktu sekitar tiga jam di lokasi, mulai dari bermain air, berfoto, duduk-duduk di batu sambil makan bekal, hingga hanya mendengarkan suara air yang jatuh dan daun yang bergesekan pelan tertiup angin. Tidak ada suara kendaraan, tidak ada notifikasi ponsel benar-benar lepas dari dunia luar.

Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa healing itu tidak harus mahal atau jauh. Kadang cukup dengan mematikan ponsel, berjalan kaki di tengah hutan, dan membiarkan alam menyapa kita dengan caranya sendiri. Curug Bibijilan memberi ruang itu ruang untuk menyendiri tanpa merasa sendiri, untuk diam tanpa merasa kosong. Bagi saya, tempat ini bukan hanya objek wisata, tapi juga ruang refleksi.

Menjelang sore, kami kembali turun dan bersiap pulang. Meski badan lelah, tapi hati terasa penuh. Curug Bibijilan adalah destinasi yang tepat bagi siapa pun yang mencari ketenangan, keaslian alam, dan pengalaman berbeda dari tempat wisata biasa. Saya sangat merekomendasikan tempat ini, terutama bagi mahasiswa yang sedang lelah dengan tugas atau hanya butuh jeda sejenak dari rutinitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun