Mohon tunggu...
Rheandita Vella Aresta
Rheandita Vella Aresta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Filsafat UGM semester akhir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berdaya ala Pasangan Pengrajin Sutikno

9 Agustus 2023   13:48 Diperbarui: 9 Agustus 2023   13:54 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Feminisme yang Halus dan Ramah

Dari cerita bu Tikno, dapat dilihat bahwa keluarganya mendukung karier anaknya dengan cara melakukan pembagian tugas: orang tua yang melakukan pekerjaan rumah, sementara bu Tikno diberi ruang untuk  mengerjakan karier seluas-luasnya. Namun sejak orang tuanya sudah tidak ada, bu Tikno sendirilah yang harus membagi waktu antara memasak dengan menganyam. Itu merupakan struggle tersendiri yang sedang ia hadapi saat ini. Sebagai suami, pak Tikno tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Bu Tikno juga menyatakan tidak apa-apa jika kita tidak suka memasak, berkarier dengan baik juga dapat menyenangkan orang-orang di sekitar kita dengan caranya tersendiri. Pesanan terpenuhi dengan baik, mendapat upah, lalu digunakan untuk menyenangkan keluarga sekitar, dan termotivasi untuk menyelesaikan pesanan selanjutnya dengan lebih baik lagi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Bu Tikno tidak pernah mengadvokasi untuk melawan laki-laki, tidak menikah, atau tidak usah memasak. Beliau sendiri juga mungkin tidak pernah mendengar istilah "feminisme". Namun, kita dapat melihat dimensi feminis dalam keluarga pengrajin ini: kesetaraan dan kebebasan. Mereka tetap menghargai peran gender yang dibuat masyarakat, dengan negosiasi yang didasarkan pada nilai kesetaraan yang mengandung "penghargaan" tiap-tiap individu di dalamnya. Misalnya dalam pembagian tugas rumah tangga. 

Agaknya, jenis feminisme seperti inilah yang saya inginkan. Feminisme yang halus dan ramah, bukan feminisme yang melindungi kemalasan saya yang tidak mau belajar memasak dan bukan feminisme yang memperbolehkan saya menghina serta tidak menghargai semua laki-laki hanya karena sakit hati dengan beberapa personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun