Mohon tunggu...
Rezky Mulyani
Rezky Mulyani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi KEMAFAR UH

2 Januari 2019   12:07 Diperbarui: 2 Januari 2019   12:16 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum wr. wb. Nama : Nurfadila Nim : N011181364 GB : 3 Materi 1 Tanggung Jawab Kaum Intelektual Pemateri Nama : Bobi Sugara Lahir : 25 Juni 1995 Presiden BEM Farmasi angkatan 2016/2017 Intelektual berasal dari kata "intelek" yang berarti akar atau pikiran. Intelek merupakan suatu yang mendasar pada akar pikiran atau orang yang mempunyai pendidikan akan tetapi jika orang yang berpendidikan tersebut tidak mempunyai akar pikiran yang bermanfaat maka orang tersebut tidak dikatakan kaum yaang intelek. Adapun pengertian Intelektual adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan kompleks, semua proses berpikir abstrak, menyesuaikan diri dalam menyelesaikan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru. Kaum intelektual adalah seseorang yang terpelajar yang menempuh pendidikan tinggi sehingga dapat berwawasan yang luas dan kesadaran politik yag luas. Yang di mana kaum intelektual merupakan kaum yang menggunakan akal dan pikirannya dalam berfikir.

Apa yang akan seorang tuntut dari kaum intelektual?

Seorang intelektual dengan status istimewanya berkewajiban memajukan kebebasan, keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian. Kaum intelektual tidak sekedar bertugas mengingkap kebohongan penguasa, tetapi juga menjelaskan sejauh apa kita terlibat dalam kejahatan itu dan bagaimana menghentikannya.

Di indonesia,kaum intelektual sulit menjalankaan fungsi ini. Maklum,sebagian besar kaum intelektual indonesia adalah keluaran universitas. Sementara hampir semua universitas diindonesia telah kehilangan daya kritisnya sejak orde baru hingga sekarang ini ide-ide yang dikembangkan di universitas hanyalah ide-ide yang sejalan dengan kepentingan penguasa.

Terlepas apapun definisinya, gelar intelektual yang jelas tidak serta merta bisa disandang seseorang begitu saja hanya karena secara administratif ia telah berstatus sebagai sarjana lulusan universitas. Predikat intelektual juga tidak boleh di cantumkan secara serampangan lantaran keterlibatan seseorang dalam organisasi ke masyarakatan. Seharusnya kita patut risau melihat kaum intelektual yang kehilangan karakternya keresahannya untuk sellalu bertanya.

Apa lagi jika kaum intelektual itu mulai dikait pautkan dengan pusat kekuasaan. Pada galipnya kekuasaan memang tidak perna berlaku netral. Itulah sebabnya mengapa kekuasaan cenderung membenarkan segala macam tindakan termasuk juga dengan lewat cara barber demi melanggengkan status quo. Karenanya, kekuasaan mesti rajin- rajin di cek dan diawasi.

Disinilah diperlukan tanggung jawab moral kaum intelektual. Melakukan check and balance dengan menghidupkan kritik sosial jelas diperlukan dengan agar kekuasaan tidak berlaku tiran. Gelar para cendikiawan merupakan penghargaan, penghormatan, sekaligus pengakuan atas kemampuan dan keberanian seseorang menyuarakan benih- benih pemikirannya untuk menyusun ulang fenomena kehidupan yang diyakini tidak sesuai dengan tuntutan moral.

Dalam menjalankan peran tradisionalnya tersebut, kaum intelektual tidak bisa di lepas putuskan dari basis sosial dan kultural masyarakat yang melingkupinya. Dengan modal seperangkat kecendikiaaan yang dimiliki, para intelektua dituntuk memiliki komitmen moral untuk menyuarakan kebenaran dan menyatakan keberpihakamnya pada kepentiangan masyarakat. Mereka pula berkewajiban mendaya gunakan seluruh kemampuan untuk mempertanyakan hala-hal yang dianggap ganjil ataupun timpang walaupun harus berhadapan dengan otoritas kekuasaan. Memang dengan masuknya kaum intelektual di pusaran ke kuasaan, mereka akan didaulat menjadi bagian dari kekuasaan itu sendiri. Kondisi inilah yang sehatinya menjadi latar kecemasan julian benda karean kalangan intelektual itu diterangai rentan melakukan penghiatan intelektual ( la trahison des clercs). Keberadaan intelektual di suatu masyarakat bangsa memang sangat menentukan. Seorang intelektual memiliki posisi yang sangat strategis dalam mengendalikan arah perubahan masa yang akan datang. Intelektual yang kritis dan berani akan mengantarkan peradaban bangsamenuju peradaban yang tinggi. Sebaliknya, intelektual pasif dan ciut nyali berpotensi besar menyebabkan kemunduran suatu perdaban.

Barang kali bisa dikatakan bahwa maju dan mundurnya peradaban sangat tergantung pada kaum intelektual semua masyarakat adalah intelektual, akan tetapi semua orang dalam masyarakat tidak mempunyai fungsi intelektual, karena fungsi intelektual tidak hanya menafsirkan realitas di dekitarnya, akan tetapi seseorang berkeinginan kuat mengubah keadaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Seseorang yang intelektual dapat menggunakan pikiran/kemampuannya untuk membantu orang lain ataupun hasil perbuatannya bermanfaat baagi orang lain.

Adapun tri darma perguruan tinggi yaitu: 1. Pendidikan 2. Penelitian 3. Pengabdian Dalam pendidikan yang berperan adalah kami para siswa maupun mahasiswa didalamnya, adapun pada penelitian tersebut mahasiswa melakukan skripsi, hanya saja dosen juga melakukan penelitian dan mahasiswa ke susahan untuk menhadap ke dosen yang sangat sibuk untuk urusannya sendiri.

Selain itu, pengabdian merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa maupun dosen seperti contohnya mahasiswa berkewajiban untuk melakukan kkn, di mana dalam kkn tersebut mahasiswa bertugas untuk mengabdi ke masyarakat, walaupun kkn adalah ke wajiban mahasiswa, akan tetapi jika mahasiswa selesai dari kknnya, mahasiswa juga sebenarnya dapat mengabdi ke masyarakat jika masyarakkat tersebut memerlukan bantuan. Adapun pengabdian dosen yaitu berkewajiban untuk mengajarkan/menyampaikan suatu hal pada mahasiswa dan juga mengabdi kepada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun