Mohon tunggu...
REZAWAHYA
REZAWAHYA Mohon Tunggu... PNS -

Penulis dengan multi-interest Ingin berbagi ilmu dan kebahagian kepada orang lain terutama kaum muda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bijaklah dalam Memberikan Gadget kepada Anak

19 Juli 2016   04:52 Diperbarui: 19 Juli 2016   06:20 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Anak adalah permata hati. Betapa tidak anak yang menghibur kedua orang tuanya ketika mereka capek sesudah bekerja seharian. Dan anak juga yang biasanya menjadi harapan masa depan kedua orang tuanya. Kalau antara kedua orang tua dan anak tumbuh adanya ikatan cinta dan keimanan, maka yang muncul adalah kerinduan untuk selalu bertemu di antara kedua pihak tersebut.

Melihat kebutuhan adanya ikatan emosional dan bathin antara orang tua dan anak, maka  menjadi hal yang mutlak bagi orang tua untuk membangun rasa tersebut semenjak anaknya lahir. Akan tetapi hal tersebut akan banyak tantangan berat bagi orang tua. Betapa tidak, perkembangan dunia informasi yang begitu cepat, menjadikan anak ikut-ikutan trend global pada saat ini. Seorang anak kelas satu SD sudah mulai mengerti bagaimana excited-nya sebuah permainan Pokemon Go dari teman bermainnya. 

Sebagai orang tua memberikan fasilitas "Gadget" (Hp pintar, Tablet, maupun laptop yang terhubung online) harus diberikan secara bijak. Bijak bukan berati  kita meng-isolasi anak dari perkembangan atau kemajuan dunia teknologi informasi, tapi kita lebih mengarahkan fasilitas tersebut sebagai "sumber kebaikan" bukan malah menjadi "racun".

Gadget bisa menjadi racun bagi anak kalau penggunaannya tidak diarahkan dan diawasi. Anak-anak yang masih polos jelas tidak mengerti secara jelas maksud, tujuan dan manfaat dari suatu teknologi informasi. Bagaimana informasi yang ada di dunia virtual bisa tertanam secara kuat di benak anak-anak. Kasus pelecehan seksual antara anak-anak SD, salah satu penyebabnya adalah konsumsi gambar dan film porno secara online. Memang betul, gambar dan film tersebut bisa dengan satu click jari telunjuk dengan sangat cepat terpapar ke otak anak yang masih bersih, sehingga menjadi polusi pemikiran anak, dan sulit untuk hilang hingga dewasa nantinya.

Kalaulah Gadget menjadi alternatif sebagai sarana hiburan, maka harus banyak hal yang menjadi pertimbangan orang tua. Salah satunya adalah tidak membahayakan keselamatan jiwa anak. Adanya game berbasis GPS yang bisa berbahaya ketika dilakukan di sembarang tempat, sebagai contoh. Memang rasa penasaran para gamer untuk menaklukan permainan menjadikan permainan tersebut sangatlah menarik. Tapi kalau harus mengejarnya hingga ke jalan raya atau ke jurang yang dalam ataupun ke kuburan yang gelap dan sepi pada saat tengah malam, jelaslah mmengancam jiwa si pemain game tersebut, dan bisa berakibat fatal sampai menyebabkan kematian.

Belum lagi gadget bisa memberikan informasi atau pemikiran yang menyesatkan. Banyaknya berita hoax ataupun gossip murahan hingga berita "propoganda yang menyesatkan" bisa berdampak buruk terhadap pemikiran anak-anak. Kalau anak-anak tidak bisa mem-filter apa yang baik untuk mereka, maka sama seperti makanan, mereka akan menyerap apapun yang masuk ke dalam otaknya melalui informasi yang didapat lewat internet. Sehingga peran orang dewasa di dalam memberikan penjelasan ataupun arahan menjadi sangatlah krusial dan emergency, sehingga anak akan menagkap sisi positif berita dan membiasakan mereka untuk menganalisa apapun yang tersaji di hadapannya.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, tantangan dunia teknologi informasi tidaklah se-simple kita memberikan permen kepada anak-anak kita. Harus ada suatu pertimbangan sisi manfaat dan sisi "mudhorat" suatu gadget bagi anak. Kalaulah akan memperoleh manfaat dari suatu teknologi informasi, maka orang tua harus pandai-pandai menerapkan kedisiplinan dalam penggunaan dan juga melakukan pemilihan aplikasi yang ramah kepada anak. 

Dan seandainya orang tua dan anak belum siap untuk menerima semua tantangan dunia informasi dengan beragam daya tariknya, maka sebaiknya alihkan itu semua ke dunia nyata. Anak yang suka dengan semua game-game yang menantang bisa dipilihkan permainan yang off line terpilih penuh edukasi. Kalau mereka menyukai hiburan lainnya, bisa dialihkan dengan menonton ke bioskop pada hari-hari tertentu, ataupun kalau mereka menyukai membaca, belikanlah buku bacaan yang menarik. Dan yang paling utama adalah bangun kedekatan dengan anak melalui bermain bersama mereka atau jogging bersama keluarga. Hal-hal tersebut adalah contoh-contoh yang bisa dilakukan orang tua sebagai alternatif pengalihan dari sibuk bersama gadget ke bermain bersama orang tua dan saudaranya.

Bali, 19 Juli 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun