Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tanpa Dialog dan Kegemilangan Tahehiko Inoue dalam Mengakhiri Slam Dunk

5 November 2021   07:10 Diperbarui: 6 November 2021   20:45 6288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim bola basket Shohoku dalam anime Slam Dunk. (Foto: Shueisha)

Ada banyak cara sebuah kisah atau manga dalam hal ini untuk diakhiri oleh pengarangnya. Bisa dibilang pemilihan ending sama krusialnya dengan masa-masa awal serialisasi manga, ending bisa menjadi urusan panjang. 

Hideaki Anno sudah membuktikannya dalam Neon Genesis Evangelion. Semenjak ending serial orsinilnya pada 1996, Anno perlu waktu hingga 25 tahun lewat wahana Rebuild of Evangelion untuk memutus urusan ending yang ruwet ini.

Bahkan ada kalanya pengarang melepas begitu saja ending sebab sudah kehilangan gairahnya. Yu Yu Hakhuso bisa dibilang secara sukarela disuntik mati oleh pengarangnya sendiri, Yoshihiro Togashi. 

Dia beralasan kondisi dunia manga yang terus dituntut deadline secara intens membuatnya menderita. Dia pun mengakui tindakannya egois, tapi patut dimaklumi mengingat ini menyangkut kesehatan si mangaka. 

Maka tak pelak di karyanya selanjutnya yaitu HunterXHunter, Togashi sudah mashyur dengan periode hiatusnya yang panjang. Sampai ada website khusus didesikasikan untuk merekam masa hiatusnya.

Ending tak lain tak bukan adalah hak prerogatif dari si mangaka sendiri, mungkin ada sedikit usul dari editor atau asistennya. Sering juga ending sudah rigid ditentukan di awal, seperti Eiichiro Oda yang bilang ending One Piece tak berubah semenjak awal serialisasinya.

Tapi biasanya ending bakal kembali ke tujuan awal tokoh utama. Naruto ingin jadi Hokage, maka di ending dia dilantik jadi Hokage. Maka dari itu mari kita bicarakan ending penuh keringat Takehiko Inoue dalam Slam Dunk.

Slam Dunk adalah magnum opus dari Inoue. Mengendarai gelombang globalisasi NBA di 90an, Inoue mampu menuangkannya dalam Slam Dunk dan sukses mengantarkannya ke jajaran mangaka elit. 

Momen of Life (Takehiko Inoue/Slam Dunk/Shueisha)
Momen of Life (Takehiko Inoue/Slam Dunk/Shueisha)

Premis yang ringan tentang seorang berandal yang jatuh cinta pada pandangan pertama ke perempuan yang ternyata adik kapten klub bola basket. Dalam perjalanan sampai ending, kita disuguhkan masa pubertas anak muda yang dibalut dalam klub bola basket.

Inoue megakhiri Slam Dunk di chapter 276 dengan gaya. Sebagai manga shonen tentu tak bisa lepas dari karakter protagonisnya yang punya kecenderungan hobi berkhotbah dan seolah-olah khotbahnya bisa memberi buff ke musuh.

Tapi sebagai manga tema olahraga tentunya intensitas pertandingan tak boleh lepas. Inoue dengan berani dan berhasil menggambarkan betapa intensnya detik-detik terakhir Shohoku vs Sannoh tanpa sepenggal dialog pun.

Dalam chapter 274 dan 275 tak ada satu pun gelembung dialog yang terjadi antar karakternya. Bahkan teriakan penonton pun disenyapkan oleh Inoue, satu-satu tulisan hanyalah lintasan pelatih Sannoh yang sedang berbicara dalam otaknya saja dan Sakuragi yang bergumam sendiri. Inoue mampu menyeret para pembacanya ke puncak klimaks cerita.

Inoue dengan gaya gambarnya yang ciamik itu dengan sempurna meyakinkan pembaca kalau ini pertandingan menguras mental dan tenaga. Tak ada gelembung dialog, Inoue malah memenuhi kotak-kotak panel Slam Dunk dengan gelembung nafas berat para pemain. 

Bulir-bulir sebesar biji jagung pun tak hanya digambar pada para pemain, tapi sampai wasit pun digambarkan sama berkeringatnya tanda melelahkannya pertandingan ini. Padahal ini baru babak kedua kompetisi.

Betapa kita ikut capek ketika membaca panel-panel ini (Takehiko Inoue/Slam Dunk/Shueisha)
Betapa kita ikut capek ketika membaca panel-panel ini (Takehiko Inoue/Slam Dunk/Shueisha)

Sebuah kisah terutama tentang coming-age macam Slam Dunk ini tentu banyak membicarakan bagaimana karakternya tumbuh. Di sini kita disuguhkan bagaimana latian keras Sakuragi belajar tembakan mid-range berhasil memastikan kemenangan Shohoku. 

Tak hanya itu, Sakuragi dipercaya Rukawa sang Ace untuk mengakhiri game, padahal di awal kisah Rukawa melirik Sakuragi saja tak ada dan tak lain tak bukan momen Sakuragi tos dengan Rukawa.

Banyak yang agaknya kecewa dengan ending yang dipilih Inoue. Bayangkan saja, Shohoku (tim protagonis Sakuragi) yang sudah keren mengalahkan Sannoh yang runner-up tahun lalu malah hanya disinggung singkat kalau mereka kalah telak lawan Aiwa. 

Otomatis Shohoku tak jadi juara dan malah Sakuragi mengalami cedera punggung, sebab inilah juga Shohoku kalah kemudian. Tapi menurut saya ending ini sudah pas untuk Slam Dunk.

Slam Dunk adalah tentang Sakuragi. Tentang bagaimana ia yang awalnya bergabung klub bola basket hanya demi mengejar perempuan idamannya benar-benar akhirnya mencintai bola basket itu sendiri. 

Kemudian ketika ia bertemu Rukawa si jenius dia juga ingin diakui olehnya, hal ini dengan apik digambarkan Inoue lewat panel dimana Rukawa pamer jersey timnas junior pada Sakuragi. 

Shohoku High School Basketball Team (Takehiko Inoue/Slam Dunk/Shueisha)
Shohoku High School Basketball Team (Takehiko Inoue/Slam Dunk/Shueisha)

Betapa dulu Sakuragi yang tak penting di mata Rukawa kemudian jadi orang yang harus ia pameri. Bahkan dia dikirimi surat oleh sang pujaan hati, Haruko sendiri. Ending pilihan Inoue sudah pas.

Terkonfirmasi tahun 2022 kita baka disuguhkan lagi dengan film terbaru adaptasi Slam Dunk. Belum ada kabar bagian mana yang akan dicuplik di filmnya ini.

Tapi jika menilik teaser yang memamerkan adegan tos Sakuragi dan Rukawa naga-naganya pertandingan lawan Sannoh lah yang bakal diadaptasi. Mari kita sambut kembali Shohoku yang kita rindukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun