Mohon tunggu...
M.Elba Reza Koclak
M.Elba Reza Koclak Mohon Tunggu... -

Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM)Univ.Azzahra Jak-Tim . dari kampus kumuh penghasil para pembesar,kelak..!!!\r\n\r\nklinik menulis Univ.Azzahra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanda tangan Tak Sebanding dengan Titel & Jabatan

7 Januari 2012   18:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sudah cukup lama aku begelut di sebuah perguruan tinggi sebagai penyandang titel "mahasiswa'. Cerita kelam,pahit getir selama belajar mencari jati diri yang ku dipersiapkan untuk terjun ke masyarakat kelak. Dari menjadi seorang junior sampai berada di tingkat akhir saat ini.

Rasanya ingin jari-jemari ini terus mengukir di sebuah kertas kosong, untuk menuliskan segala apa yang pernah aku alami selama berada di kampus yang menurut ku penuh dengan segudang permasalahan yang berada di titik nadir. Aku mengenal beberapa karakter pemimpin di sini,dari mulai cara pikir,sistem yang dibangun sampai tabiatnya sehari-hari.

Dari berbagai latar belakang, kampus ini telah mengalami pasang surut kekuasaan yang hari ini menjadikan sebuah lembaga pendidikan sebagai "ladang bisnis" yang dapat di keruk hasilnya setiap saat. Percaya atau tidak,aku baru menemui sebuah kampus yang "menganut" sistem monopoli dan kapitalis, karena semua orientasi dan kebijakannya tak pernah di sosialisasikan kepada mahasiswa sebagai pemegang saham utama dalam kampus ini. Terlebih lagi segela sesuatunya bergantung pada uang dan uang.

Tapi akan berbanding terbalik jika melihat dari sisi menejeme kampus itu sendiri. Banyak terjadi kesemerautan masalah,mulai dari masalah standarisasi pegawai dan sistem rekrutmen yang tidak pernah jelas (hari ini tiba-tiba datang orang baru,besoknya hilang dan di gantikan yang baru lagi),peningkatan kualitas dari sitem pembelajaran dan fasilitas yang tidak mumpuni sampai pemilihan pemimpin yang tak pernah jelas latar belakang dan fungsinya di kampus ini.

Lebih lucu lagi, ketika kami (mahasiswa) melakukan sebuah kegiatan, para pemimpin ini malah takut dengan kegiatan yang kami buat.Katanya, acara yang kami buat adalah pendoktrinan untuk melakukan pemberontakan kepada pihak kampus, acaranya tidak jelas arah dan tujuannya lah, sampai takut Laporan Pertanggungjawabanyannya (LPJ) di manipulasi. Hemmmm....itu lah bentuk ketakutan dari orang-orang berpendidikan namun nalarnya rendah,otaknya picik.!!!

Ada lagi hal yang paling aneh sekaligus menggelikan buat ku. Dalam kampus ini memiliki aturan yang hari ini membuat mahasiswa melakukan budaya "pengemis", ketika sekumpulan mahasiswa membuat proposal kegiatan yang di dalamnya tercantum random acara dan rincian anggaran harus meminta tanda tangan sekaligus meminta anggaran kegiatannya. Padahal yang kami tahu,di sini ada uang kemahasiswaan yang kami bayar setiap 1 smester sebesar Ro. 100.000.

Lalu, kemana uang itu? sampai hari ini tak pernah jelas kemana mengalirnya. Jangankan di tanya langsung,kami lakukan pertemuan dengan orang no.1 di kampus ini untuk mengklarifikasi uang tersebut juga hanya menemui jawaban yang beragam,jadi kami bosan mendengarnya.

Dalalm pengesahan anggaran untuk melakukan sebuah kegiatan di kampus kami,harus lah meminta persetujuan melalui Kabag.Kemahasiswaan (sebagai oarang yang bertanggungjawab membimbing mahasiswa), Warek III (sebagai purek bidang marketing & kemahsiswaa) dan Warek II (sebagai purek bidang umum & keuangan). Tapi ada peambahan tanda tangan, "jika kegiatan tersebut memiliki anggaran di atas 5 juta, seorang Rektor harus ikut menendatangani lembar pengesahan anggaran tersebut, atau dengan kata lain "tanda tangan Warek II selaku orang yang bertanggungjawab di bagian keuangan hanya bernilai di bawah Rp.5 juta ( tidak sesuai denagn gelar dan jabatan yang di miliki ).

Ini kenyataan yang tidak bisa di pungkiri, pernyataan atas kebijakan ini aku dapatkan saat meminta sebuah lembar pengesahan dari anggaran kegiatan yang ku ajukan kepad pihak kampus yang nilanyan lebih dari 5 juta, dan yang memberi tahu ku itu adalah seorang Kabag.Keuangan yang masih menjadi bawahan dari Warek II.

Yaa..ini lah lucunya sebuah sistem manajemen pendidikan yang hanya di jadikan sebagai "swalayan" oleh para pengelolanya.Tidak lagi melihat arti sebuah pendidikan untuk calon-calon intelektual yang dipersiapkan untuk membantu dan mengabdi kepada masyarakat sesuai Tridarma Perguruan tinggi.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun