Mohon tunggu...
Breaking Reza
Breaking Reza Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis buku antologi Kebun Bunga Itu Telah Kering

Selanjutnya

Tutup

Love

Ketika Tiba Saatnya Meminang Dia

3 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 3 Mei 2021   07:02 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Ketika ada kerabat dekat yang menikah, melepas masa lajang, hidup dengan pengalaman baru bersama pasangan, sungguh pemandangan yang indah untuk dibayangkan dalam pikiran.

Terkadang kita yang masih belum menemukan calon yang tepat, pasti bertanya-tanya siapakah orangnya. Bahkan mereka yang sudah berparacan bertahun-tahun pun tak akan menjamin keduanya akan sampai ke pelaminan. Lalu di saat teman kita yang sudah lebih dulu menikah, terkadang terbesit dalam hati, "kapan sih aku nikah juga?".

Menikah itu memang secara umum bisa digambarkan sebagai salah satu pengalaman terindah bagi kedua mempelai. Laki-laki akan dianggap gentlemen ketika sudah berani untuk melamar wanitanya. Dan wanita akan merasa dispesialkan sebab ada laki-laki yang memilihnya untuk menjadi istri.

Mestinya juga kita pasti setuju bahwa cinta akan membawa setiap insan untuk saling bertemu lalu melangsungkan pernikahan. Cinta yang lahir dari dua hati akan bersatu padu menjadi satu atap, sebagai tempat berteduh bagi laki-laki dan wanita yang saling mencintai. Dan cinta ini, adalah satu perasaan yang sulit untuk dijelaskan melakui kata-kata. Sebab, perasaan berkaitan erat dengan hati. Hanya sebuah rasalah yang mampu mengatakan yang sebenarnya, bahwa ketika cinta itu telah ada, seakan semua menjadi serba ringan untuk dikerjakan.

Banyak penjelasan tentang cinta, masing-masing pasti punya pandangan sendiri-sendiri. Ada yang cinta sebab tampang; ganteng atau cantik. Ada yang cinta sebab karakternya, entah itu karena kebaikannya, perhatiannya, rasa manjanya, diamnya dan lain-lain. Ada juga yang cinta karena kecerdasan. Bahkan juga ada yang cinta karena harta. Semua tergantung pribadi, ke arah mana ia akan mencintai seseorang pilihannya.

Namun, jangan terlalu terburu-buru untuk urusan cinta. Banyak orang yang terjebak dari sebuah cinta palsu. Cinta palsu berarti perasaan yang hanya ada di waktu-waktu tertentu saja. Selain itu, cinta palsu terkadang muncul sebab ada satu atau beberapa keinginan lain yang hendak didapatkan yang ujungnya nanti tak ada satupun kaitannya terhadap menyatukan dua perasaan.

Ini yang biasanya terjadi bagi mereka yang pacaran. Ketika rasa suka timbul, tak jarang pasti mereka akan langsung mengutarakannya, tapi sebenarnya mereka tidak tahu pasti apa yang menyebabkan mereka saling suka. Memang benar, cinta itu sulit untuk diterka, sulit untuk dijelaskan mengapa kita mencintai seseorang. Namun setidaknya, ada satu atau beberapa hal yang membuat kita menyadari bahwa kita menyukai seseorang karena ini atau itu.

Maka ketika perasaan suka yang terburu-buru ini diungkapkan begitu saja, pasti banyak yang berakhir dengan kesedihan. Ujung-ujungnya galau. Banyak orang yang berpacaran, baik yang baru menjalaninya atau yang sudah bertahun-tahun lamanya, yang ketika putus, akan timbul perasaan sedih, kecewa, menyesal dan lainnya datang menyakiti hati. Ini disebabkan, kita terlalu terburu-buru mengungkapkan cinta. Selain itu, pada awal rasa suka itu muncul, kita tidak mencari tahu terlebih dahulu apa yang membuat kita menyukai dia.

Mengapa kita tak perlu terburu-buru? Yang namanya rasa itu susah untuk dijelaskan serinci mungkin. Maka kita harus cari tahu, seminimal mungkin bertanya pada diri sendiri "apa aku ini memang betul menyukainya?". Sebab, tak jarang ketika ada orang yang berpacaran atau bahkan yang sudah menikah, seiring berjalannya waktu, sisi-sisi keburukan dari kedua pihak akan terlihat. Ketika keburukan itu muncul, seakan membuat kita berubah pikiran bahwa dia itu tidak cocok untuk kita.

  • Cinta murni yang tulus

Memang ada yang mengatakan bahwa pacaran itu adalah masa di mana kita mengenali pasangan kita dari luar dan dalam. Sebab, ketika ada sifat buruk yang terlihat dan sama sekali tidak sejalan dengan kita, putus adalah jalan terbaik. Lalu mencari lagi yang lain, mengulangi perbuatan yang sama, terlihat sifat buruknya, kemudian putus lagi. Terus begitu siklus perasaan mereka.

Sedangkan cinta itu bagi penulis adalah menerima pasangan kita baik dari sisi kelebihan maupun kekurangannya. Seseorang belum bisa dikatakan mencintai pasangannya jika ia masih sulit menerima kekurangan pasangannya. Maka dari itu, jangan terburu-buru mengungkapkan rasa hanya karena kita sudah menyukai seseorang. Dan jangan mudah menerima cinta dari orang lain apabila tujuannya tidak jelas sama sekali. Cinta itu bukan untuk bersenang-senang. Cinta bukan hanya duduk berdua sambil ngopi bareng, lalu bercerita tentang masa depan. Cinta tidak melulu tentang kebahagiaan. Lebih dari pada itu, cinta adalah hidup bersama dalam suka dan duka.

  • Cinta adalah fitrah

Setiap orang pasti merasakan cinta, karena itulah fitrah yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Namun jangan menyalahgunakan cinta, jangan mempermainkan cinta. Ketika cinta sudah dipermainkan, maka kita sudah menyakiti perasaan orang lain.

Oleh sebabnya, cobalah berpikir panjang ke depan, dengan perasaan cinta yang ada di dalam diri kita, sanggupkah kita bertanggung jawab dengan perasaan itu? Jika menjalin hubungan hanya untuk putus, kita belum cukup bertanggung jawab. Ketika kita menikah tapi ujung-ujungnya bercerai, kita telah mempermainkan cinta.

Oleh sebab itu kita umat Islam disarankan agar berdoa kepada Allah agar tidak salah dalam memilih pasangan. Bukan malah sebaliknya, berpacaran agar tidak salah memilih, tapi kita tak menyadari sudah berapa hati yang telah tersakiti hanya karena landasan cinta yang salah. Lebih dari pada itu, berdoa sambil berharap untuk dipertemukan dengan orang yang tepat; kita mencintai dia dan dia juga demikian. Bukankah sakit rasanya ketika rasa cinta yang kita miliki berlawanan dari orang yang kita cintai?

Memohonlah kepada Allah sebab kita tidak pernah tahu siapa orang yang telah dititipkan oleh Allah untuk menjadi pendamping hidup. Jodoh itu salah satu rahasia-Nya, jangan sampai kita mengungkapkan banyak perasaan kepada orang lain, tapi akhirnya berpisah, lalu menyisakan rasa sakit yang mendalam.

Tenanglah jika waktunya belum tiba. Sabarlah, apabila calon yang kita harapkan belum juga terlihat. Biarkan orang lain pacaran, itu urusan mereka untuk mempertanggung jawabkan rasa. Dan biarkan kerabat dekat kita menikah terlebih dahulu, sebab di sisi Allah, waktunya memang telah tiba untuk mereka menempuh hidup dengan warna baru.

Dan kita ini? Ambil positifnya. Barangkali kita belum dipertemukan dengan jodoh, sebab Allah ingin kita mempelajari sesuatu. Bisa saja mungkin sebenarnya kita belum siap untuk menikah, tapi kita tidak menyadarinya. Bisa saja kita belum mampu untuk menanggung beban setelah menikah. Atau, bisa saja ini cara Allah agar kita terus berdoa kepada-Nya. Sebab, dengan doalah, kita menjadi lebih dekat dengan-Nya.

Intinya, jangan bersedih, dan jangan juga ada perasaan-perasaan negatif lainnya muncul ketika ada teman, kerabat, atau saudara kita yang menikah lebih dulu daripada kita. Belum waktunya. Waktu kita saat ini adalah belajar untuk mempersiapkan diri sebelum nanti jodoh itu dipertemukan. Sebab, menikah itu sebenarnya bukan perkara mudah, ada tanggung jawab besar yang menanti di depan ketika ijab qabul selesai dilantunkan.

Dan jangan pernah takut. Jangan merasa kesepian dengan belumnya ada tanda-tanda kita bertemu calon kita. Teguhkan hati, percayakan semuanya kepada Allah. Serahkan saja kepada-Nya. Tugas kita hanya mencari orang yang tepat, dengan catatan, jangan mempermainkan perasaan orang lain. Lalu berdoa kepada Allah, ini merupakan tanda bahwa kita memang mengharapkan segalanya karena Allah.

  • Ketika tiba waktunya untuk menyatukan cinta

Nanti jika waktunya telah tiba, kita pasti akan dipertemukan dengan calon masing-masing. Terlepas dari omongan orang tentang kita yang belum juga menikah, itu biarkan menjadi urusan mereka. Tanamkan dalam prinsip bahwa, suatu hari nanti kita akan menikahi orang yang tepat. Dan akan bahagia bersama-sama dalam suka dan duka. Apabila jodoh itu tidak ditemukan di dunia, maka akan dipertemukan di surga. Isnya Allah atas izin-Nya. Sebab, Janji Allah itu benar adanya.

Maka dari itu, kita mesti optimis. Kita harus menegakkan kepala, dan menegarkan batin. Ucapkan dalam hati alhamdulillah, ketika ada kerabat kita yang menikah. Insya Allah, dalam waktu dekat nanti, adalah giliran kita untuk meminang atau menerima pinangan dari calon kita. Semua itu terjadi atas perasaan cinta tulus yang terbentuk dari kedua insan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun