Mohon tunggu...
Reyza zulian isro
Reyza zulian isro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Main Game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Gerilya

26 Oktober 2023   23:26 Diperbarui: 27 Oktober 2023   00:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                   Merebut kota Yogyakarta

kemerdekaan adalah hak segala bangsa. tapi dulu Para penjajah menolak percaya hal itu,mereka terus menyerang bahkan setelah proklamasi dibacakan,para pejuang tentunya tak tinggal diam di bawah sosok Sudirman sang Panglima Besar bangsa Indonesia,Kita juga bisa menyerang.

belum dua tahun berlalu sejak Belanda berjanji mengakui kedaulatan Indonesia,namun suatu ketika pesawat tempur mengguncang langit Yogyakarta,saat pasukan Belanda lagi-lagi menyerang tanah air,bom dijatuhkan peluru ditembakkan Tentara Indonesia yang kalah, kualahan menahan serangan-serangan itu dalam hanya beberapa jam Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.

perjanjian pembagian Indonesia itu seakan mereka ludah kan,Belanda bahkan mengklaim kalau TNI sudah tak ada lagi,rakyat Ibu Pertiwi Tentu saja tidak terima pejuang jelas makin geram termasuk Panglima Besar kita Sudirman,jejak langkahnya dari masih berjuang di peta lalu berjaya di perang Ambarawa dan meraih pangkat Jenderal hingga Panglima Besar Indonesia, semua itu ia jalani berjuang Bukan untuk direndahkan Belanda.

merespon tekanan dari Belanda taktik dan akalnya siap ia pertajam,Sudirman menyusun strategi yang masih terkenal sampai hari ini perang gerilya,namun Sebenarnya waktu itu Sudirman sedang sakit, presiden Soekarno menyuruhnya untuk istirahat tapi ia menolak,ia bahkan sampai pernah harus ditandu karena penyakitnya yang terus tambah parah,karena Sudirman percaya ia harus bersatu dengan rakyat demi menentukan kemerdekaan.

militer Indonesia pun bergerak cepat walaupun tak bisa hadir rapat,Sudirman mengirim surat berisi strategi gerilya yang jadi tulang belakang rencana serangan itu,persediaan Tentara Indonesia pun sedikit jadi mereka perlu serangan terkoordinasi di seluruh wilayah Yogyakarta dan sekitarnya,setelah berdiskusi kesepakatan itu pun tiba serangan umum akan diadakan pada tanggal 1 Maret 1949.

perencanaan sudah di depan mata para prajurit, prajurit gabungan bersiap menyerang musuh,sampai tiba-tiba salah satu komandan lapangan keliru tanggal dan menembaki musuh sehari sebelum seharusnya,ternyata ibarat berkat ini justru bikin Belanda lengah mereka berpikir kalau serangan dari TNI mudah diatasi.

keesokan harinya secara bersamaan pukul enam pagi serangan umum dimana lebih dari 2000 pasukan Indonesia menyerang Yogyakarta dari empat penjuru mata angin, hati mereka berkobar,tanpa Belanda sempat membalas serangan terus berkecamuk dari berbagai arah,para pejuang yang bertempur mempertahankan tanah air bercucur keringat dan darah,pejuang kita berhasil menduduki Yogyakarta,saat pasukan bantuan Belanda datang,terpaksa mundur daripada banyak korban jiwa,serangan ini meneriakan satu pesan besar bagi dunia bahwa Tentara Indonesia masih ada dan berdiri tegak propaganda Belanda yang bilang kalau Republik Indonesia dan TNI sudah tidak ada telah kita patahkan.

pada akhirnya serangan ini Memulai serangkaian Efek dalam perjuangan kemerdekaan posisi Indonesia semakin kuat dimata dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun