Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Prinsip Rezeki yang Seringkali Salah Kaprah

25 September 2021   16:27 Diperbarui: 26 September 2021   00:42 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Monstera by Pexels

Selama ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa kebahagiaan seseorang berbanding lurus dengan jumlah uang yang dimiliki. Yang artinya, semakin banyak uang yang kamu miliki, maka hidupmu akan makin bahagia. Tapi kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak sekali orang yang merasa hidupnya tidak bahagia walaupun secara materi dia termasuk orang yang beruntung dan berkecukupan. Padahal, ada hal lain yang sama sekali tidak bisa kamu beli dengan uang, seperti keluarga, sahabat, dan waktu luang. Hal-hal tersebut tentunya sangat berharga dan juga merupakan sumber kebahagiaan yang tidak bisa tergantikan dengan uang.

Kalau pada umumnya orang mencari uang agar bisa menjalani hidup dengan layak dan membeli barang-barang yang diinginkan. Tapi orang yang pelit malah sebaliknya. Entah berapa banyak uang yang dimiliki, hidupnya akan begitu-begitu saja karena dirinya malas membelanjakan uang yang dimilikinya. Semakin banyak uang yang dimiliki, semakin banyak jumlah yang ditabung, sedangkan untuk keperluan sehari-hari tidak pernah ada perubahan. Sikap terlalu hemat ini lama-kelamaan bikin kamu bosan dan tidak bahagia karena terkesan gak bisa menikmati hasil kerjamu sendiri

6. Rezeki Itu Diundang Bukan Ditunggu

Saya jadi tertampar ketika Wirda Mansur, membicarakan soal rezeki ini. Dia mengatakan bahwa bagaimana caranya agar kita mendapatkan rezeki berlimpah? Jawabannya adalah kita harus berani menatap masa depan bahwa Allah sudah mempersiapkan dan menyediakan rezeki untuk kita. Allah sudah menjaminnya untuk kita. Rezeki itu diibaratkan seperti ayam, ketika kita sedang mengejar maka ayam itu berlari kencang. Tetapi lain hal ketika kita menghampiri ayam tersebut dengan memberinya makan, maka ayam tersebut mendatangi kita. Oleh karena itu, marilah kita undang. Caranya bagaimana? Seperti yang telah saya jelaskan di poin ketiga yakni rutin untuk bersedekah. Bisa dibilang sedekah merupakan jalan pintas untuk melapangkan rezeki. Kemudian membaca dzikir (bagi yang beragama Islam) bisa membaca Ya Fattahu Ya Rozzaq. Lalu, bisa juga membaca surat Al-Waqiah yang dinilai sebagai surat pembawa rezeki.

"Manusia tidak pernah tahu di mana dia harus menjemput rezekinya, tapi rezeki pasti tahu di mana pemiliknya."

"Mungkin semua orang tidak memiliki gaji, tapi tiap manusia sudah dijamin bakal mempunyai rezeki"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun