Akuntansi forensik merupakan salah satu profesi yang semakin menjadi perhatian khusus pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan rencana pemerintah yang akan mengirim pegawai KPK untuk belajar akuntansi forensik ke luar negeri. KPK berencana bakal mengirim penyelidik dan penyidiknya untuk belajar ke Serious Fraud Office (SFO) Inggris. Hal ini dilakukan pemerintah karena para penyelidik dan penyidik yang dikirim diharapkan dapat belajar soal akuntansi forensik dan hal lain yang jadi keahlian Inggris dalam pemberantasan korupsi. Selain itu, pemerintah juga bekerjasama dengan Hongkong.
Indonesia memperkuat kerjasamanya dengan Lembaga Antikorupsi Hongkong atau Independent Commossion Against Corruption (ICAC) untuk memperkuat penanganan kasus korupsi yang melibatkan pihak perbankan, pencucian uang, dan lembaga keuangan. Jadi jelas bahwa akuntan forensik menjadi spesialis khusus pada akutan umumnya yang berspesialisasi dalam auditing dan menjadi salah satu profesi yang sedang menjadi perhatian khusus pemerintah.
Jasa-jasa di bidang akuntansi forensik, diantaranya adalah:
Jasa-jasa di bidang forensik antara lain:
- Fraud & financial investigation
- Analityc & forensic technologyÂ
- Fraud risk managementÂ
- FCPA reviews and investigation
- Anti money laundering service
- Whistleblower hotlineÂ
- Litigation supportÂ
- Intellectual property protectionÂ
- Client trainingÂ
Bagaimana akuntan forensik menjalankan tugasnya?
Bagaimana tugas akuntan forensik? Apakah tugas mereka sama dengan auditor pada umumnya? Akuntan forensik adalah sebuah profesi di bidang akuntansi, audit dan hukum, investigasi dan kriminologi untuk mengungkap kecurangan, menemukan bukti dan menyampaikan bukti tersebut ke pengadilan, jika diperlukan. Kita dapat membedakan dua perbedaan utama antara auditor dan akuntan forensik. Terdapat beberapa perbedaan antara akuntan forensik dan audit.
Yang pertama, mengenai timming. Auditor umum biasanya melaksanakan audit secara rutin, berkala, teratur, dan berulang, namun pad akuntan forensik, mereka bekerja setelah menemukan cukup indikasi atau dugaan untuk melaksanakan audit forensik dan tidak berulang.
Kedua adalah scope, lingkup audit umum adalah pemeriksaan atas laporan keuangan secara umum, namun pada akuntansi forensik, scopenya lebih spesifik yaitu pemeriksaan yang diarahkan pada dugaan, tuduhan, dan sangkaan yang lebih spesifik.
Perbedaan ketiga yaitu auditor umum bertugas memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan, sedangkan akuntan forensik bertugas memastikan fraud apakah memang terjadi, mengapa terjadi, dan siapa yang bertanggungjawab.
Yang keempat, relationship pada audit umum bersifat Non-adversarial, namun pada akuntan forensik bersifat adversarial.
Kelima, teknik audit forensik tidak hanya melihat data keuangan, namun juga data eksternal bahkan wawancara pihak terkait.
