Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ubah Mindset, Beli Takjil Adalah Sedekah Berkah Juga

18 Maret 2024   21:37 Diperbarui: 27 Maret 2024   21:26 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai istri dan ibu, saya merasa menjadi bagian dari tim wanita yang hidup dengan hemat. Sebisa mungkin membelanjakan keuangan dari suami dengan sebijaknya. 

Saking berhati-hatinya, saya lebih memilih membeli keperluan pribadi dan keperluan jajan anak, dengan uang yang saya hasilkan sendiri.

Saya juga sangat penuh pemikiran ketika memutuskan membeli suatu barang, harus memastikan apakah barang tersebut bisa digunakan dan dibutuhkan?.

Namun, sehemat-hematnya saya, ternyata paling gagal berhemat kalau untuk masalah makanan. Apalagi setelah menjadi ibu, di mana ada anak-anak yang memelas minta jajan sedikit saja, langsung luluh.

 Sebenarnya, saya sudah punya cara tersendiri untuk membatasi 'keborosan' saya akan makanan, salah satunya dengan mengurangi keluar rumah, apalagi mampir ke toko atau semacamnya.


Dan di bulan ramadan ini, saya juga bertekad untuk lebih hemat dan tetap sehat, dengan hanya makan apa yang ada di rumah saja.

Namun, ketika di hari ke-4 ramadan, saya terpaksa mengunjungi sebuah bazar ramadan, demi keperluan merekam video tantangan dari Ramadan Bercerita 2024 yang diselenggarakan oleh Kompasiana.

Meski energi sosial saya terasa merosot sampai minus, tapi ternyata saya nagih dong, terutama akan gorengan, hahaha.

Di hari pertama mengunjungi bazar ramadan untuk berburu takjil, saya dan anak-anak memang sempat beli gorengan. Tidak banyak, hanya 5ribuan rupiah.

Tapi ternyata, gorengan yang kami beli secara asal dan sudah dingin itu, terasa enak di lidah.

Terlebih, keesokan harinya anak-anak memelas minta diajak ke bazar takjil yang sering terkenal lewat media sosial, di Surabaya. Adalah bazar takjil di Karang Menjangan Surabaya.

Ternyata di sana surganya gorengan, banyak sekali gorengan beraneka jenis, dan hampir kesemuanya masih hangat atau fresh from wajan penggorengan.

Seketika saya kalap, dan kami akhirnya membeli gorengan sebanyak 25ribuan, padahal cuman buat bertiga saja. Anak-anak juga minta minuman es, dan jajanan lainnya seperti pentol, roti, dan lainnya.

Senang rasanya, meskipun sampai rumah baru menyadari, betapa banyaknya pengeluaran kami untuk camilan takjil tersebut.

Tidak sampai di situ, keesokan harinya, lagi-lagi kami tergoda membeli takjil, kali ini beli minuman es, pukis dan juga gorengan. Dan sesampai di rumah, saya semacam merasa bersalah, menyadari betapa borosnya pengeluaran saya setiap hari beli takjil.

Ketika masih berkutat dengan perasaan bersalah, meskipun nggak terlalu mengganggu sih, tiba-tiba saya membaca sebuah tulisan di medsos,

"Alhamdulillah, jualan di bulan puasa selalu laku sampai ludes!"

Tiba-tiba saya menyadari, ternyata membeli takjil itu tidak selamanya adalah sebuah pemborosan, tapi juga bisa menjadi sebuah keberkahan buat orang lain, salah satunya para penjual, yang bahagia karena jualannya habis.

Saya teringat, ketika membeli gorengan pertama kalinya di bazar takjil. Saya belinya di seorang nenek-nenek yang dengan ramah menyambut saya untuk membeli gorengannya.

Dan ketika akhirnya saya hanya membeli 5ribuan saja, si nenek tetap bahagia dan berterima kasih dengan ramah, tidak lupa menyelipkan doa semoga rezeki saya semakin banyak.

Masya Allah, bisa-bisanya saya lupa hal mengharukan seperti itu, hanya karena dipenuhi pikiran bersalah karena sudah mengeluarkan uang buat jajan takjil.

Padahal, toh takjil itu kami makan dan habis, dan yang pasti adalah, ada orang lain yang bersyukur dan bahagia dengan pembelian kami tersebut.

Akhirnya saya menyadari, bahwa selama tidak berlebihan, sering beli takjil juga bisa menjadi sebuah sedekah berkah untuk yang lainnya. Meskipun dalam konteks jual beli, tapi bisa melariskan dagangan orang yang mungkin sangat berharap bisa menjual semua dagangannya untuk kebutuhan utamanya, sungguh berarti besar buat si pedagang.

Buat si pembeli juga seperti saya, mendapatkan doa tulus, untuk sebuah hal sederhana yang kita lakukan. Membeli gorengan 5 ribuan perak saja loh, bisa dapat doa.

Alhamdulillah ya.

So, mari lariskan dagangan penjual UMKM yang berjualan takjil setiap sore di pinggiran jalan. Asalkan tidak berlebihan dan mubazir, insya Allah menjadi sebuah sedekah berkah kita di bulan suci ramadan ini.

Reyne Raea

Mom blogger at www.reyneraea.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun