1) Absennya Pratama Arhan
Absennya Pratama Arhan di leg pertama jelas merupakan kerugian terbesar bagi timnas Indonesia. Edo Febriansyah ternyata belum mampu menggantikan posisi yang ditinggal oleh Pratama Arhan.
Kita bisa melihat, bahkan sejak satu menit peluit babak pertama dibunyikan, lini pertahanan sebelah kiri Indonesia terlihat kerepotan dengan serangan kilat yang dilancarkan Philip Roller.
Irianto bahkan harus turun membantu Edo untuk bertahan. Namun duel maut nan cantik antara Roller dan Songkrasin ternyata sulit diredam sehingga langsung berbuah goal dimenit pertama sejak awal permainan.
Absennya Arhan benar-benar membuat lini pertahanan timnas Indonesia lemah. Bukan hanya lini pertahanan, bagaimana cara membangun serangan pun menjadi tidak terlalu kreatif tanpa peran dari Arhan.
Arhan memang termasuk pemain yang menjadi andalan STY. Karena bukan saja punya kemampuan defense nya yang bagus, tapi Arhan juga punya insting menyerang. Terbukti sudah ada beberapa asis dan goal yang Arhan ciptakan di gelaran Piala AFF ini.
Karena STY tahu sisi kiri pertahanan anak asuhnya terus di eksploitasi, maka dia menarik Edo lalu Dewangga di plot di sisi kiri. Sementara Elkan masuk sebagai center back untuk menggantikan posisi Fachrudin yang juga ditarik keluar.
Namun sayang, usaha itu malah semakin meninggalkan celah ditengah. Karena Irianto ditarik keluar dan digantikan oleh Evan Dimas yang notabene bukan seorang tipikal gelandang bertahan dan tidak punya kemampuan defense sepertihalnya Irianto.
2) Bermain Terlalu Terbuka
Maksud Indonesia mungkin ingin mengejar ketertinggalan di babak kedua. Terlihat dari bagaimana pemain yang dimasukan oleh STY dibabak kedua.
Dengan memasukan Egy, Kadek, dan juga Evan Dimas sangat jelas bahwa STY mencoba merubah pola permainan dari yang sedikit bertahan dan tertutup menjadi lebih menyerang secara terbuka.