Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pekerjaan yang Enak Itu, Sebenarnya Seperti Apa Sih?

6 Februari 2020   15:19 Diperbarui: 7 Februari 2020   02:00 3697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kantor (Sumber:pixabay.com)

Kita bisa saja mengatakan pekerjaan orang lain terlihat lebih enak, terlihat lebih santai, namun selama kita belum pernah mencicipinya, jangan pernah menganggap apa yang menjadi asumsi kita itu adalah seratus persen benar sesuai realita.

Dalam dunia kerja, setidaknya ada dua kemungkinan yang akan kita alami, "Enak" dan "Tidak Enak". Layaknya sebuah makanan, untuk dapat mengetahui enak atau tidaknya suatu pekerjaan, tentu saja kita perlu "mencicipinya".

Bakso yang pernah Anda cicipi, rasanya mungkin tidak akan sama dengan bakso yang pernah saya cicipi. Bagi Anda, bakso tersebut mungkin merupakan bakso yang paling enak di dunia, namun bakso tersebut bisa jadi tidak enak bagi saya. Karena kita punya selera dan pilihan yang berbeda. 

Begitupun dalam hal pekerjaan, kadang ada beberapa orang yang menganggap pekerjaan temannya terlihat lebih "Enak" daripada pekerjaannya sendiri, sedangkan ia belum pernah mencicipi dan terjun langsung ke dalam bidang pekerjaan yang saat ini sedang dijalani temannya.

Ibarat makan bakso tadi, kita mengatakan bakso yang dimakan orang lain sepertinya terlihat lebih enak, lebih lezat, tapi kita enggan mencicipinya, kita hanya mau mencicipi bakso kita sendiri.

Tanpa ingin tahu lebih jauh, apakah bakso yang dipilih orang lain itu memang benar terasa lebih enak, lebih lezat, atau malah sebaliknya?

Bisa jadi setelah di cicipi, rasa baksonya itu sebenarnya tidak enak, sangat asin, asam, bahkan lebih pedas dari bakso pilihan kita sendiri. 

Jadi bagaimana kita bisa menjelaskan enak atau tidaknya pekerjaan kita kepada orang lain, sedangkan ia sendiri belum pernah mencicipinya?

Enak dan tidak enak adalah sebuah frasa yang sering digunakan oleh masyarakat kita untuk menggambarkan nyaman atau tidaknya suatu pekerjaan.

Ilustrasi (Sumber : kompas.com)
Ilustrasi (Sumber : kompas.com)
Misal, "Eh kerja di PT. X itu enak lho, gajinya gede, ada uang makannya, banyak tunjangannya, bos nya juga bae tuh".

Atau begini, "Enaklah kerjaan lu itu, cuma nungguin toko, santai-santai, deket dari rumah lagi", Kata teman saya.

Hmmm, memang saya akui, tampak dari luar, menjadi seorang penjaga toko itu terlihat enak dan nyaman. Namun tetap ada tidak enaknya juga kok.

Dua tahun lalu, ketika saya masih menjadi seorang waiters di salah satu restoran di Jakarta, melayani ratusan costumer, dan hampir sibuk setiap hari, rasanya itu tidak enak dan membosankan sekali.

Karena selama satu minggu, saya hanya mengulang-ngulang aktivitas monoton tersebut dan tidak ada pengalaman baru yang mengesankan, selain mendapat uang tip dan senyum manis dari seorang costumer cantik. hehehe

Akhirnya setelah satu tahun lebih saya bekerja di restoran tersebut, saya pun memilih untuk resign dan merasa bahwa sepertinya bekerja di tempat lain seperti di sebuah toko, mungkin akan terasa lebih enak di banding di restoran.

Lalu apa yang terjadi ? Setelah satu tahun saya menjadi seorang pelayan toko, meski dari segi tugas, kesibukan dan tanggung jawab tidak sebanyak dan seberat seperti kerja di restoran dulu, tetap saja pada akhirnya rasa "bosan" itu akan selalu datang menghantui.

Jadi polanya seperti ini, terlalu sibuk akan jadi bosan. Terlalu santai juga akhirnya akan jadi bosan (Sama saja).

Jelas sekali, dalam setiap pekerjaan akan selalu ada hal yang enak dan tidak enak, manis pahit, seru bosan, senang sedih. Semua sudah satu paket, semua memiliki konsekuensinya masing-masing.

Memang sekarang saya merasa lebih santai dan tidak sesibuk dulu, namun tentu bukan berarti lebih enak. 

Tidak enaknya adalah, justru karena sekarang lebih banyak memiliki waktu luang, akhirnya saya menjadi cepat bosan. Di pekerjaan sekarang juga saya tidak lagi menemukan kebersamaan, kecerian, canda tawa, dari teman-teman saya dulu.

Konidisi ini mirip seperti kita sedang bermain game, jika kita memainkan game yang terlalu sulit pasti kita akan mudah merasa bosan, begitupun jika kita memainkan game yang terlalu mudah, sudah pasti kita juga akan cepat merasa bosan.

Kita perlu jeli mengamati, apakah saat ini kita sedang memainkan game yang terlalu sulit atau terlalu mudah. Jika game yang Anda mainkan terasa sulit, naikan level (baca: kualitas) diri Anda, jika game yang Anda mainkan ternyata terasa mudah, maka sudah waktunya Anda mencari game baru yang lebih menantang.

Jadi, pekerjaan yang enak itu sebenarnya seperti apa? 

Anda mungkin sudah lebih tahu jawabannya. Lewat sederet fakta itu saja kita sudah tahu bahwa tidak ada pekerjaan yang selamanya enak. Pasti akan ada tidak enaknya juga (Baca: tantangan, resiko, masalah).

Eitss, tapi tidak perlu khawatir, ada kok sebenarnya pekerjaan yang akan membuat kita selalu senang dan nyaman dalam mengerjakan nya. Apa itu ?

Ya, jawabannya adalah Passion. Ketika kita mengerjakan apa yang sudah menjadi passion kita, kita mungkin sudah tidak lagi peduli tentang seberapa besar risiko, masalah, ataupun tantangannya. Kita akan terus melakukannya, meski tidak mendapatkan apa-apa.

Jadi, jika ingin enak (Baca: nyaman) dalam hal pekerjaan, tentu saja kita perlu tahu apa keunggulan, bakat, potensi diri kita. Jangan sampai kita ingin memiliki pekerjaan yang layak, pekerjaan yang enak, tapi kita sendiri tidak tahu, kita ini sebenarnya punya skill apa.

Kita bisa saja mengatakan pekerjaan orang lain terlihat lebih enak, terlihat lebih santai, namun selama kita belum pernah mencicipinya, jangan pernah menganggap apa yang menjadi asumsi kita itu adalah seratus persen benar sesuai realita.

Jangan dulu mengatakan bakso yang dimakan oleh orang lain itu enak, tapi kita sendiri belum pernah mencicipinya.

Karena di balik rasa bakso yang nikmat, di balik sayuran hijau, dan mie yang sangat menggoda mata kita, di situ juga tersimpan kuah yang pedas. Kecuali jika Anda tidak suka sambal. hehehe.

*******

Sahabat Anda
Reynal Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun