Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hidup Harus Direncanakan atau Mengalir Saja?

16 Desember 2019   23:21 Diperbarui: 17 Desember 2019   10:44 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bingung di antara dua pilihan (Sumber: pathtraveller.com)

Semua perlu direncanakan dan ditargetkan. Kalau hanya mengalir saja, mana mungkin bisa memiliki bentuk tubuh yang kita idam-idamkan itu. Bisa saja mengalir tapi mungkin prosesnya akan jauh lebih lama.

Ya, itu sekadar contoh sederhana. Ada lebih banyak rencana-rencana dan target-target besar dalam hidup kita yang mungkin konteksnya jauh lebih rumit dari pada itu, sehingga akurasi dari terwujudnya rencana dan target kita peluangnya bisa fifty-fifty atau malah kecil sekali.

Kita juga perlu belajar mengalir dengan lentur dan fleksibel, karena kita juga tidak mungkin akan selalu berhasil mewujudkan rencana kita. Bilamana hanya bertumpu pada patokan-patokan yang telah kita buat, faktanya, realita terbentuk oleh banyak variabel. Sekaligus variabel yang ada di luar diri kita yang mustahil bisa kita kontrol.

Untuk lebih jelasnya bagaimana proses ini, coba kita perhatikan Ilustrasi orang yg sedang memanah di bawah ini.

Ilustrasi memanah (Sumber : https://travellerisfun.blogspot.com)
Ilustrasi memanah (Sumber : https://travellerisfun.blogspot.com)
Anggap saja titik kuning dalam lingkaran gambar di atas adalah target-target yang telah kita buat. Kita sudah membuat perencanaan dan perhitungan dengan sangat akurat.

Secara matematis anak panah dipastikan tidak akan meleset, tapi ketika tali busur dihempaskan lalu anak panah melaju dengan sangat cepat, tiba-tiba di luar kendali kita, ada angin yang datang berhembus dengan sangat kencang menyapu anak panah, sehingga melenceng dan tidak menancap kepada target yang sudah kita bidik dengan sangat akurat. 

Melalui filosofi memanah itu, kita bisa belajar bahwa meskipun kita sudah pontang-panting membuat segudang rencana dan target-target dalam hidup kita, tidak semuanya pasti akan terwujud, dan sesuai keinginan. Karena akan selalu ada variabel-variabel di luar diri kita yang tidak bisa kita kontrol dan kita kendalikan. Kabar buruknya, variabel di luar diri kita jauh lebih banyak dari sekadar analogi memanah di atas tadi.

Kita coba perdalam lagi melalui contoh kasus yang barangkali pernah Anda alami. Misal bulan depan Anda sudah merencanakan akan menabung, uangnya sudah Anda sisihkan dari sekarang. Namun tiba-tiba saudara Anda sedang membutuhkan untuk biaya perobatan anaknya yg sedang sakit. Akhirnya Anda pun secara pasrah memberikan uang untuk dipinjamkan dan sekaligus membatalkan rencana Anda untuk menabung di bulan ini. 

Dalam kasus-kasus semacam inilah diperlukan kelenturan dan keluwesan kita dalam menerima realita yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Akhirnya mengalir menjadi sebuah pilihan dari pada harus terus terpaku kepada sebuah rencana.

Kalau begitu mana dong yg lebih baik? Mempunyai rencana atau mengalir saja? 

Sesuai dengan uraian di atas, dua-duanya baik dan sangat diperlukan dalam hidup ini, jadi kita ambil jalan tengah saja, bagaimana jika kedua konsep itu kita gabungkan secara utuh sehingga menjadi perpaduan yang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun