Erving Goffman lahir di Alberta,Kanada pada tanggal 11Juni 1922. Beliau mendapatkan gelar S1 dariUniversitas Toronto dan menerima gelar doktornya di Universitas Chicago. Beliau memiliki kedekatan dengan para tokoh ahli anthropologi. Karya terbesarnya yaitu berjudul "The Presentation of Self in Everyday Life" yang menjelaskan secara garis besar pemikirannya tentang dramaturgi.Goffman wafat pada tahun 1982. Pada saat itu beliau menjadi tokoh yang terkenal sebagai ahli sosiologi dan menjadi professor jurusan sosiologi di Universitas California, Berkeley.Â
Dalam pemikirannya, Goffman sangat menekankan pada interaksi-interaksi yang ada di masyarakat serta simbol-simbol sebagaimana memang menjadi dasar dari teori interaksionisme simbolik. Dramaturgi sangat identik dengan teater atau pertunjukkan fisik di panggung yang dimana seorang aktor memainkan peran-peran orang lain didepan para penonton sehingga penonton dapat mengikuti alur cerita yang sudah digambarkan oleh aktor pemain. Dua konsep besar dari dramaturgi Goffman adalah front stage/panggung depan dan back stage/panggung belakang. Pada bagian panggung depan, merupakan panggung aksi diperankan oleh aktor. Di dalam kehidupan nyata, panggung depan merupakan tempat dimana kita dapat memainkan peran kita sesuai jati diri kita. front stage dibagi menjadi dua bagian yaitu setting dan front personal. Setting adalah pemandangan fisik ketika sang aktor memainkan perannya dan front personal adalah pelengkap sebagai perabaan dan perasaan seorang aktor atau bentuk penampilan diri aktor. Dalam front stage terdapat appereance  /penampilan. Penampilan/gaya yang akan disaksikan harus sesuai dengan perannya. Misal, seorang Dokter harus berpenampilan seperti dokter pada umumnya.Â
Kemudian pada panggung belakang/back stage merupakan panggung dimana individu atau aktor mempersiapkan dirinya untuk tampil di panggung depan. Di dalam panggung belakang, semua aktvitas yang dilakukan sang aktor bersifat tersembunyi yang akan dipersiapkan untuk panggung depan. Disini juga karakter/watak asli individu/aktor dapat terlihat. Misalnya ketika kita bertemu orang yang kita tidak sukai, pada umumnya kita pasti bersifat baik, ramah, dan tidak menunjukkan kelakuan kita yang jelek di depannya, namun ketika dibelakang atau jauh darinya maka kita mungkin melepaskan emosi kita seperti mengejeknya diam-diam, ghibah, dan lain-lain. Dapat disimpulkan dari kedua panggung tersebut bahwa dalam panggung depan kita cenderung menunjukkan sisi diri kita yang positif untuk menjaga nama baik individu. Dan panggung belakang menunjukkan karakter/watak asli individu.Â
Dalam dramaturgi ini setiap individu melakukan tindakan-tindakan sosialnya pasti memiliki makna didalamnya. Motif-motif yang dilakukan pasti berbeda setiap individu, misalnya Kita ingin terlihat galak di depan teman kita, namun ketika di rumah bersama keluarga ternyata merupakan orang yang pendiam dan kalem. Dari situ bisa dilihat bahwa ia melakukan hal tersebut disertai makna/motif. Bisa saja ia ingin terlihat keren didepan teman sekolahnya dan sebagainya. Menurut Erving Goffman, Dalam kehidupan keseharian kita, selalu ada dramaturgi di dalamnya, baik di sekolah, keluarga, bahkan dalam imajinasi kita.