Menikmati hidup bukan hal salah. Semua orang butuh hiburan dan kesenangan. Tapi penting juga untuk tahu batas.
Hedonisme akan terasa sehat kalau dilakukan dengan kesadaran, bukan pelarian.
Misalnya:
* Beli sesuatu bukan karena ingin pamer, tapi karena benar-benar dibutuhkan.
* Jalan-jalan bukan buat konten, tapi untuk benar-benar beristirahat.
* Nongkrong bukan biar dianggap eksis, tapi untuk memperkuat koneksi sosial yang nyata.
Penutup
Hedonisme di kalangan Gen Z sebenarnya bukan sekadar fenomena konsumtif, tapi cermin dari kebutuhan emosional mereka. Tekanan hidup yang besar, ekspektasi sosial, dan dunia digital yang kompetitif membuat banyak anak muda mencari kenyamanan instan.
Tantangannya bukan untuk menghapus hedonisme, tapi mengubahnya jadi self-love yang lebih sehat dan bermakna.
Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati bukan di saldo e-wallet atau likes di Instagram, tapi di hati yang tenang dan kepala yang nggak lagi berpacu dengan ekspektasi dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI