Sobat Kompasiana, beda jaman beda generasi tentunya beda karakteristik. Demikian pula dengan profil ASN jaman sekarang (atau bahasa gaulnya jaman now) yang kini didominasi oleh generasi milenial (generasi Z) tentunya berbeda kondisinya dengan ASN jaman dulu (generasi X atau sebelumnya).Â
ASN jaman now yang mempunyai karakteristik lebih haus akan informasi dari berbagai sumber informasi digital sehingga dituntut untuk menjadi insan pembelajar dalam wujud Smart ASN. Oleh karena itu ASN harus senantiasa bisa berpikiran terbuka (open minded), meningkatkan wawasan dan kompetensi serta tidak gaptek.Â
Pada tanggal 16 November 2023 yang lalu, Ibun Enok mengikuti webinar yang cukup menarik tentang "Menciptakan Learning Ecosystem Bagi ASN : Tempat Kerja adalah Tempat Belajar". Webinar diselenggarakan oleh BPSDM Jatim, dengan narasumber Dr. Erna Irawati, S.Sos, M.Pol.Adm (LAN RI) dan Mochammad Kharis, S.T, M.MT. (PT Semen Indonesia). Dalam webinar ini intinya membahas pentingnya menjadi ASN pembelajar saat ini dan bagaimana cara untuk mewujudkannya.Â
Saat ini dalam rangka untuk mewujudkan Smart ASN, ASN didorong untuk menyelenggarakan berbagai program yang tujuannya untuk menciptakan ekosistem belajar (learning ecosystem). Diantaranya, pemerintah telah menghimbau di setiap instansi pemerintahan untuk menyelenggarakan Corpu (Corporate University) dan komunitas belajar. Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN, setiap ASN sendiri memiliki hak untuk mengikuti pengembangan kompetensi. Pengembangan dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran/JPL dalam 1 (satu) tahun.
Corporate University merupakan kebijakan teknis dari LAN RI terkait sistem pembelajaran pengembangan kompetensi terintegrasi. Peraturan Kepala LAN RI Nomor 6 Tahun 2023 menyebutkan ASN Corpu adalah entitas kegiatan pengembangan kompetensi ASN yang berperan sebagai sarana strategis untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dalam bentuk penanganan isu-isu strategis melalui proses pembelajaran tematik dan terintegrasi dengan melibatkan instansi pemerintah terkait dengan tenaga ahli dari dalam/luar instansi pemerintah.Â
Penyelenggaraan ASN Corpu Instansi meliputi : struktur ASN Corpu, manajemen pengetahuan, forum pembelajaran, sistem pembelajaran, strategi pembelajaran, teknologi pembelajaran dan integrasi sistem.
Metode pembelajaran sendiri menurut konsep yang dikembangkan oleh Michael Lombardo dan Robert Eichinger (2000) ada 3 macam, yaitu experiential learning, social learning dan formal learning. Konsep ini mengembangkan metode 70-20-10 yaitu metode yang digunakan untuk pengembangan SDM dengan formula pembelajaran 70% experiential learning, 20% social learning, dan 10% formal learning.Â
1. Experiential LearningÂ
Merupakan proses pembelajaran pengalaman praktik di tempat kerja  (konteks yang berbeda, pengalaman, tantangan atau praktek). Jadi, apa yang kita dapatkan dari proses pekerjaan dapat dijadikan sebuah pengalaman belajar yang berharga. Dengan kata lain pegawai melakukan learning by doing dan merefleksikan pengalamannya dalam suatu pekerjaan. Contoh experiential learning: magang kerja, pertukaran pegawai, membuat projek / metode baru/ inovasi, kolaborasi projek lintas instansi, praktek menduduki jabatan baru, benchmarking dan sebagainya.Â
2. Social Learning
Merupakan proses pembelajaran melalui interaksi dengan orang lain dan adanya hubungan sosial dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan teori Social Learning dari Albert Bandura, tokoh psikologi sosial, menyatakan bahwa seseorang dapat belajar melalui orang lain dengan cara mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan emosi orang lain.Â
Bagaimana interaksi kita dengan orang lain, pengamatan atau observasi terhadap respon dan perilaku orang lain, komunikasi dan sharing yang diberikan pun dapat menjadi sebuah pembelajaran. Contoh social learning: mentoring, coaching, buddy, belajar kelompok, diskusi kelompok, dan sebagainya.
3. Formal Learning
Merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan melalui program terstruktur (dapat dilakukan dengan tatap muka dalam kelas, tatap maya, dan pembelajaran mandiri). Contoh formal learning: pembelajaran klaksikal di kelas, webinar, belajar mandiri dan sebagainya.
Lalu bagaimana kiat untuk menjadi ASN pembelajar dalam menciptakan ekosistem belajar?
1. Pentingnya membangun motivasi "everyday is learning". Yakini akan selalu ada pembelajaran dalam segala aktivitas pekerjaan kita. Atau dengan kata lain kita bisa mendapatkan pembelajaran dari pengalaman pekerjaan sehari-hari. Budaya dan motivasi belajar para pegawai menjadi kunci keberhasilan dalam memanfaatkan tempat kerja sebagai media belajar.
2. Pentingnya membangun "trust n believe" bahwa tempat kerja kita dapat bermanfaat sebagai media dan sumber pembelajaran. Perlu kita sadari bersama bahwa setiap orang wajib belajar dan setiap orang adalah sumber belajar bagi orang lain.Â
Organisasi yang dinamis dan terus berkembang tentunya menjadi tempat belajar pegawainya. Organisasi pun harus mampu menciptakan suatu budaya belajar dan ekosistem belajar  yang kondusif. Artinya mampu mendukung setiap pegawainya dapat belajar secara optimal di tempat kerjanya. Dalam jangka panjang diharapkan  akan berdampak memberikan kinerja yang konsisten dan terus meningkat. Pengembangan kompetensi yang terintegrasi dengan pekerjaan akan bermanfaat langsung dalam peningkatan kinerja organisasi.
Salam belajar!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI