Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikmati Keberagaman Tanpa Diskriminasi

5 November 2019   08:01 Diperbarui: 5 November 2019   08:04 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah komposisi lagu, terdapat banyak alat musik yang dimainkan. Mulai dari drum, gitar, bass, piano, bahkan mungkin flute, biola, terompet, gamelan, alat musik tradisional, dan lain sebagainya. Keberagaman suara dari semua alat musik, membuat lagu terasa variatif serta lebih hidup.

Belakangan ini, terdapat banyak rekaman lagu dengan fasilitas atau fitur minus one yang makin hari makin populer. Artinya rekaman lagu itu bisa dimatikan suara salah satu atau lebih alat musiknya. 

Rekaman seperti ini biasa dipakai oleh orang yang ingin menggabungkan permainan musiknya dalam lagu tertentu. Misalnya, ada seorang pemain gitar yang ingin berlatih lagu Padi, dia akan mematikan suara gitar dalam rekaman dan menggantinya dengan permainan gitarnya. Prinsip yang sama dengan karaoke, yang menonaktifkan suara vokalis pada sebuah lagu.

Apabila anda punya rekaman seperti ini, cobalah mematikan salah satu suara alat musik. Lalu, dengarkanlah musik yang sudah kehilangan satu komponen itu. Pasti lagu secara keseluruhan menjadi kurang enak didengar. Ada yang hilang dan membuat tidak nyaman. Ya, karena variasi suara membuat lagu lebih enak disimak.

Perspektif seperti ini selayaknya dipakai pula dalam kehidupan berbangsa di Indonesia. Negeri ini sudah mengklaim sebagai negara yang bineka tunggal ika. Keberagaman telah menjadi nafas dan urat nadi.

Sepantasnya, perbedaan-perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, tidak menjadi dalil untuk mengkotak-kotakkan hubungan. Apalagi, sampai menjadi dasar sikap diskriminasi.

Dalam ranah olahraga, tim nasional kerap berasal dari banyak suku. Dan mereka membela satu bendera, merah putih. Masyarakat pun mendukung kiprah mereka karena tahu, mereka berada di pihak yang sama dengan seluruh warga negara.

Sudah seharusnya pula, nilai kebangsaan seperti ini diimplementasikan di ranah yang lain, sosial, budaya, ekonomi, bahkan politik. Sehingga, kebersamaan bisa menjadi landasan utama dan modal mewujudkan kemajuan bangsa.

Bila sejak dalam pikiran, semua individu dalam negara ini bersikap menghargai sesama anak bangsa, dan yakin kalau tiap makhluk adalah ciptaan Tuhan yang wajib dikasihi, tentu gesekan berlatar suku, agama, ras, dan golongan bisa dihindarkan. Baik di dunia nyata, maupun di dunia maya, khususnya dalam berinteraksi di media sosial. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun