Mohon tunggu...
MbaJeng
MbaJeng Mohon Tunggu... Lainnya - nama aslinya Resty Febiyanti

Blog ini ada agar MbaJeng bisa menjadi lebih baik, karena selalu dimulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai sekarang juga... Semoga apa yang tertuang dalam tulisan MbaJeng, bermanfaat dan tidak membuat kesal orang lain.. tolong komen yang baik juga yaa, takutnya MbaJeng baper hehe... Sekian, selamat membaca...

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Trending Now: Liveshopping

12 Januari 2024   11:38 Diperbarui: 12 Januari 2024   11:54 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

2023, apa kata kaleidoskop screen time kamu tahun kemarin? Sudah berapa drama korea yang ditonton? Berapa episode reality show di youtube yang sudah dilike comment dan share? Atau berapa banyak konten review dari selebrgam yang disave di instagarammu, belum lagi reels nyeleneh yang bikin nagih? Gak ketinggalan dong video estetik, seru dan ngetrend di Tiktok yang kamu pantengin berulang-ulang pula. Kalau tahun 2018 atau 5 tahun lalu kamu cukup dengan kuota 5 sd 10 GB per bulan, sekarang baru bisa tenang pakai langgalan internet minimal kuota 30 GB per bulan, itupun masih tergantung sama sinyal wifi rumah atau kantor yang lebih stabil.

Tapi kamu yakin 360 GB lebih yang dihabiskan sepanjang tahun ini cuma dipakai buka Netflix, Youtube, IG dan Tiktok? Kalau whatsapp sih sudah kebutuhan primer itungannya,dari fitur chat sampai video call bagi hampir semua pengguna smartphone sudah mendarah daging lahir dan batin, lagipula besar kuota yang dibutuhkan tidak seberapa dibandingkan aplikasi yang disebut tadi.

Lalu, kuota kamu sebanyak itu dipakai apa lagi?

Karena sekarang jamannya online, pasti kaum onlineshopper setuju dong kalau scrolling etalase belanja di shopee, tokopedia, blibli, lazada dan sebagainya itu kalau kata genZ adalah healling level up, alias cuci mata versi upgrade. Semua setuju kalau online shop selain menyenangkan tapi juga lebih efisien karena hampir semua barang bisa kita temukan di toko online, lebih gampang dan murah. Kita buka gadget, masukin kata kunci untuk pencarian, lalu kita langsung disuguhi pilihan barang yang sama, mirip, atau sejenis. Satu dua kali klik lagi besoknya bim salabim ada kurir yang anterin barang itu ke tangan kita.

Selain memanjakan pembeli, online shop juga bikin penjual happy, anggap saja perluasan pemasaran secara otomatis dan gratis, karena pembeli bisa berasal dari sabang sampai merauke, bahkan luar negeri, padahal belum tentu penjual itu yang mengiklankan produknya secara langsung.

Pasar jenis ini sudah mengalami evolusi, para pembeli sekarang bisa menjadi 'staff pemasaran' dari toko online langgananya melalui review baik tulisan, foto, video atau istilahnya disebut affiliator. Bahkan banyak pula pembeli yang tanpa pamrih sengaja atau tidak sengaja mengiklankan produk yang mereka sukai. Bukan cuma penggunanya yang berjubel, dalam pasar online tidak sedikit pula dari mereka yang fanatik.

Rendahnya barrier dalam pasar online ini membuat persaingan semakin ketat. Pembeli yang selalu penasaran menginginkan sesuatu yang lebih seakan sajian ribuan etalase produk siap beli, dan review netizen masih kurang memuaskan. Pembeli dengan jiwa dan semangat bersaing yang tersisa menemukan cara baru, satu lagi bentuk evolusi digital marketing tercipta yaitu live shopping, dan ini viral!

Konsepnya sama dengan cara tukang obat memasarkan produknya di pasar tradisional, tapi dikemas secara daring. Bagi penjual, inilah panggung sesungguhnya, wadah berekspresi menuangkan kreatifitas dan menunjukan keunikan masing-masing. Melihat keuntungan di depan mata, marketplace dengan senang hati menjadi fasilitator.

Cara jualan live ini awalnya marak di media sosial, Instagram dan FB. Dengan memanfaatkan fitur live, penjual menggaet penonton yang berasal dari follower mereka. Transaksi? Tentu masih manual. Experience berbeda yang dirasakan baik penjual maupun pembeli dari live shopping menjadi daya tarik sendiri, banyaknya orderan menjadi saksi. Penontonya? Bisa mencapai ribuan atau puluhan ribu penonton bagi 'penjual superstar'.. dan tidak sedikit yang menyebut diri mereka pelanggan setia, bisa jadi memang langganan membeli produk atau hanya langganan menonton sang penjual beraksi.

Lantas apa sih menariknya liveshopping?

Pertama, pembeli lebih puas meminta review atas produk yang ingin dibeli. Melalui fitur komentar, penonton bisa request kepada 'host' (istilah pewara dalam liveshopping) untuk menampilkan produk secara live. Disinilah host menjadi pemeran utama yang script utama nya adalah menanggapi komentar penonton. Beda lagi dengan host yang jam terbang nya tinggi, komentar penonton bisa diatur2 sesukanya, dusuruh komen 'mau' penontonnya berbondong2 menyerang chatbox tanpa ampun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun