Mohon tunggu...
Veronica Rompies
Veronica Rompies Mohon Tunggu... Wiraswasta - hobi ngomong, omongannya ditulis. haha.

Lulus tahun 1998 dari Universitas Darma Persada, Jakarta jurusan Sastra Inggris D3. Memulai bisnis furniture sejak tahun 2000 di Jepara, hingga saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kartini Kecil yang Terjajah, Sebuah Fiksi yang Bukan Fiktif

17 April 2018   15:49 Diperbarui: 17 April 2018   17:48 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bu Guru, itu lho Trisnik ngompol Bu...., kainnya basah semua...." Suara Rosikin lantang langsung diikuti tawa anak-anak lainnya dan cibiran.  

Trisnik anak baru masuk sekitar 1 minggu, pindahan dari kota lain.  Sepertinya ia takut untuk minta izin dan tidak mengerti harus pergi kemana untuk buang air di tengah Alun-alun seperti itu, sehingga ia menahan walau dirasa ingin buang air.  Kini kainnya terasa lengket, kedua kakinya pun begitu, ingin rasanya ia masuk ke dalam bumi dan menutupi seluruh tubuh dan wajahnya dengan selimut rumput yang penuh sampah di kakinya.  Namun yang bisa ia lakukan hanya tertunduk malu sambil menahan air mata.

9:32

Pengeras suara dari dalam halaman pendopo Kabupaten akhirnya memanggil nomer urut SD mereka untuk bersiap-siap masuk ke dalam halaman pendopo.  Seketika semangat Kayla dan teman-temannya timbul lagi.    Mereka berjalan teratur masuk ke dalam gerbang, dan mengantri lagi di dalam.  Kini mereka bisa melihat teman-teman dari sekolah lain yang sedang mementaskan kreatifitas mereka di depan Bupati dan jajaran pejabat kabupaten.  Mereka bertepuk tangan saat tampilan selesai, lalu barisan itu berjalan keluar halaman pendopo kabupaten untuk karnaval berkeliling kota menurut alur yang sudah ditentukan panitia.

Yanti dan beberapa Ibu-Ibu lain yang mendengar pengumuman itu, segera beranjak dari tempatnya berteduh dan berlari kecil untuk mengejar barisan anak-anak yang akan tampil.  Semua siap dengan gadget  mereka untuk merekam tarian anak-anak.

9:45

"SD NN, Jepara Kota, silahkan maju"  Suara MC wanita yang bersuara merdu mempersilahkan Kayla dan rombongannya maju.  Dalam 4 menit mereka menyelesaikan tarian yang diiringi musik pianika dan nyanyian yang bersahut-sahutan.  Pak Bupati dan Jejeran Pejabat Kabupaten yang rata-rata laki-laki tersenyum dan bertepuk tangan, beberapa lainnya mengacungkan jempol mereka ke arah Kayla dan teman-temannya.  

Kemudian suara MC yang merdu terdengar lagi untuk mempersilahkan mereka keluar dan antrian selanjutnya untuk tampil.  Para guru mengambil posisi mengatur barisan, dan menunjukan apresiasi mereka terhadap team Kayla dan teman-temannya.

"Kalian hebat, kompak banget tadi tampilnya.  Pak Bupati sampai geleng-geleng kepala lho tadi waktu tepuk tangan.   Insya Allah sekolah kita menang, ya...."

"Iya Bu, kayanya kita bisa menang lho Bu... tadi saya perhatikan mereka kaya'e seneng banget lihat tampilan SD kita"  Yanti mencolek guru pendamping yang lalu mengangguk setuju.

"Mah, Maaaah....," bisik Kayla pada Yanti.  "Aku boleh copot sandal, nggak?  Kaki aku sakit, kayanya luka...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun