Mohon tunggu...
Resi Prasasti
Resi Prasasti Mohon Tunggu... Freelancer - Resi Prasasti

Aktif Blogger 2016, untuk menyalurkan hobi menulis dan menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain. Berbagi ilmu dan informasi itu baik. *Pengalaman sebagai freelance: penulis , penerjemah buku, notulen dan pernah bekerja formal di berbagai bidang (LSM, Konsultan Komunikasi, Properti, Lembaga Negara)*. Penggemar coklat dan es krim, nonton, kuliner dan kucing Blog lainnya di kataresi.blogspot.com Twitter @resi_san & Insta @resicute

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Warna Warni Kuliner Nusantara di Kampoeng Tempo Doeloe, JFFF 2017

5 Mei 2017   16:31 Diperbarui: 5 Mei 2017   16:57 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ini KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) kembali mendapat kesempatan  untuk mencoba menu-menu di kemeriahan Jakarta Fashion & Food Festival ke 14 di La Piazza, Kelapa Gading. Untuk pertama kalinya aku menjejaki daerah Kelapa Gading dan lokasi La Piazza sendiri yang mudah dijangkau. Tahun lalu aku melewatkan JFFF dan JFFF 2017 kali ini digelar mulai tanggal 7 April – 7 Mei 2017. “Setiap tahun JFFF semakin memberikan suguhan yang menarik bagi pecinta mode dan kuliner,” ujar Chairman JFFF, Soegianto Nagaria.  JFFF berkomitmen mendukung industri UKM dan pengrajin lokal dalam menghasilkan produk kreatif dalam negeri melalui kuliner dan mode.

Kampoeng Tempo Doeloe

Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) kali ini mengangkat tema dekorasi layang-layang. Hal ini tampak ketika memasuki tengah La Piazza bagian terbuka (outdoor), banyak layang-layang berwarna warni dipasang membentang di atas tiap booth. Ada sekitar 101 tenant berupa booth dan gerobak peserta UKM dengan lebih dari 200 ragam menu nusantara dalam KTD. Tiap anggota KPK mendapatkan saldo 100 ribu untuk menikmati sajian di KTD tersebut berupa kartu saldo bergambar suasana kampung yang penuh keceriaan anak-anak. Kampoeng Tempo Doeloe bekerjasama dengan BCA (Bank Central Asia) untuk kartu saldonya. Untuk menggunakannya bisa ke bagian kasir yang ada di lokasi KTD, bisa untuk top up atau digunakan untuk naik layanan bis Trans Jakarta.Tersedia juga layanan pembayaran dengan menggunakan kartu debit BCA di setiap booth. Hal ini sangat memudahkan transaksi pembelian makanan di KTD 2017.

Suasana Kampoeng Tempo Doeloe
Suasana Kampoeng Tempo Doeloe
Dari sekian banyak booth yang ada di KTD 2017, ada 3 tenant mie yang ternyata sedang berlomba  untuk menentukan pemenang utama dari hasil penyisihan 3 kategori “Kompetisi Mie Warisan Nusantara” pada 17-19 Maret lalu di Gading Walk, Mall Kelapa Gading (MKG). Tiga kategori tersebut adalah kategori Mie Ayam dimenangkan oleh Bakmi Ayam Pelangi, Mie Nusantara dimenangkan oleh Cwie Mie Malang “Regina” dan Mie Non Halal yang dimenangkan oleh Cliff Nodl Bar. Pemenang utama ditentukan berdasarkan penjualan terbanyak dan nantinya akan mendapatkan hadiah total Rp 60 juta serta kesempatan membuka usaha di MKG. Pengumuman pemenang seiringan dengan akhir JFFF 2017. Oiya disini juga hadir pemenang kompetisi Mie Nusantara tahun lalu yaitu Mie Jowo Semar.

Mie Jowo Semar, Pemenang Mie Nusantara 2016
Mie Jowo Semar, Pemenang Mie Nusantara 2016
20170429-151037-590c445643afbd2e188b4567.jpg
20170429-151037-590c445643afbd2e188b4567.jpg
20170429-151125-590c44603e23bd531c8b4567.jpg
20170429-151125-590c44603e23bd531c8b4567.jpg
20170429-151253-590c446d4ef9fd40088b4568.jpg
20170429-151253-590c446d4ef9fd40088b4568.jpg
My Favorite at KTD 2017

Setelah kartu saldo dibagikan,lalu melengganglah aku menyusuri Kampoeng Tempo Doeloe, hampir serasa di kampung karena ada layang-layang dan booth tenant mirip gubuk dengan daun kelapa kering. Dari sekian banyak makanan dan minuman yang ada, aku tertarik untuk membeli Lekker. Lekker berasal dari bahasa Belanda yang artinya enak yang artinya sudah lama ada di Indonesia. Wajar jika masuk kedalam jajaran makanan Nusantara. Lekker bentuknya seperti crepes tapi lebih tipis lagi. Untuk isian lekker sangat sederhana, gula dan coklat. Di KTD 2017, Lekker dibuat dalam dua warna, hijau untuk yang pandan dan yang original. Dijual dengan harga Rp 20 ribu untuk 6 lekker bisa dicampur. Aku suka tipisnya, sensasi garing dan rasanya yang sederhana.

20170429-151432-590c44ca537b61391f8b4569.jpg
20170429-151432-590c44ca537b61391f8b4569.jpg
Dekat dengan booth lekker, ada lontong kikil suroboyo yang ternyata banyak diminati oleh teman-teman KPK. Lontong kikil ini disajikan panas dengan kuah, potongan lontong, kikil dan tulang kaki beserta sum-sumnya. Aku memilih dan memesan menu nasi Bali komplit dengan sate lilit, tum ayam, kacang, lawar ayam dan ayam Betutu. Tentunya halal masakan Bali dari Warung Nyoman ini. Pemiliknya bukan orang Bali asli tapi pernah tinggal di Bali dan sangat tertarik mempelajari filosofi dari sajian masakan Bali. Seperti filosofi sate lilit yang ternyata mempunyai makna dari bentuk asli sate lilitnya digambarkan sebagai puncak dari pura. Cara pembuatannya pun berbeda, benaran dililit dengan teknik tidak hanya diremas-remas dan ditempelkan ke batang satenya. Aku sangat mengerti kecintaannya terhadap Bali, sama sepertiku yang pernah tinggal di Bali. Saking cintanya aku pernah sedikit belajar membuat canang sari (wadah anyaman daun kelapa). Oiya untuk nasi Bali komplit di warung pak Nyoman harganya cukup rp 55 ribu, komplit plit dengan kerupuk, telur dan sambal.

20170429-152456-590c45016023bd15078b456b.jpg
20170429-152456-590c45016023bd15078b456b.jpg
20170429-154838-590c45124ef9fd40088b456a.jpg
20170429-154838-590c45124ef9fd40088b456a.jpg
Untuk minumannya aku membeli  minuman Hejo-hejo, cendol hijau yang terbuat dari rumput laut dan dengan pilihan campuran seperti susu almond, milokopi atau susu biasa dan dipermanis dengan bubble warna pink. Segar dan sehat karena tidak ada santannya. Harganya cukup Rp 15 ribu bisa dengan tambahan topping. Puas menikmati sajian yang sudah kupesa, aku kembali berkeliling. Terlihat ada booth Rumah Dodol Betawi Bang Rizal yang memberi sebuah contoh cara mengolah dodol yang diaduk tanpa henti sekitar 8 – 12 jam. Dodol betawi umumnya dibuat sebagai penganan khusus untuk pesta, bulan Ramadan, Idul Fitri atau Idul Adha.

20170429-152129-590c45253e23bd541c8b4567.jpg
20170429-152129-590c45253e23bd541c8b4567.jpg
20170429-153219-590c453343afbd2d1f8b4567.jpg
20170429-153219-590c453343afbd2d1f8b4567.jpg
Wine & Cheese Expo

Buat penggemar wine (minuman anggur) dan keju pada JFFF 2017 ini juga ada Wine and Cheese Expo yang dipenuhi dengan produk wine, keju, coklat, buah, pasta, yoghurt dan banyak lainnya. Wine & Cheese Expo ini bertempat di Multi Purpose Hall, La Piazza di sebuah lokasi indoor dengan AC untuk menjaga kualitas produk dari expo ini. Terlihat deretan wine diperlihatkan, wine berkualitas baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Peru, Ceko, Slovakia, Perancis, Spanyol dan Chili. Selain itu juga di Wine & Cheese Expo ini ada juga kompetisi untuk para seniman penyaji wine (Sommelier). Sayangnya aku tidak sempat membeli coklat import yang lagi sale.

doc. Jakarta Wine & Cheese Expo
doc. Jakarta Wine & Cheese Expo
Jakarta Wine & Cheese Run juga menjadi agenda yang selalu ditunggu dari JFFF oleh para pecinta olahraga. Untuk Jakarta Wine & Cheese Run dikemas dengan konsep unik, peserta lomba lari diwajibkan untuk memakai kostum dengan tema Thematic Costume Around The World.Berbagai hadiah menarik disiapkan untuk pemenang lomba lari Jakarta Wine & Cheese Run seperti paket wine seberat pemenang dewasa dan paket buat seberat pemenang KidsDash.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun