Mohon tunggu...
Paramida Tuseptsada
Paramida Tuseptsada Mohon Tunggu... Apoteker - Pelajar

Penyuka travelling, dan sangat suka kesenian, sedang belajar menulis tentang banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Buku: Syar'i Traveller-The Heritage of Ottoman

19 Januari 2021   16:43 Diperbarui: 21 Januari 2021   11:28 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku Syar'i Traveller (jendelabook.com)

     Pada buku "Syar'i Traveller" ini menceritakan bagaimana seharusnya kita sebagai seorang muslim  ketika traveling. Buku dengan tebal 198 halaman ini sangat menarik dengan tambahan foto bagaimana suasana di Turki. Isi buku ini sangat lengkap menjelaskan berbagai macam hal dari yang terkecil hingga besar.

Traveling dalam Islam adalah hal yang mubah. Bahkan ada ayat yang memerintahkan manusia untuk traveling. Seperti dalam Qs. Al Mulk ayat 15:

"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya  dibangkitkan."

Ayat tersebut menerangkan bahwa muslim boleh melakukan traveling sejauh manapun dan dimanapun. Tapi tentu saja dalam Islam segala aktivitas pasti ada hukum-hukumnya. Justru inilah letak keistimewaan dan kerennya Islam. Tugas kita sebagai manusia adalah beribadah, maka perkara traveling pun harus bernilai ibadah.

     Motivasi terbesar penulis dalam menulis buku ini, selain ingin menunjukkan tentang traveling syar'i, juga ingin menceritakan bahwa Turki adalah negara yang menyimpan banyak sejarah gemilang tentang Islam. Turki menjadi bukti sejarah bahwa Islam pernah berjaya, kuat dan menjadi pusat peradaban Islam yang luas wilayah kekuasaannya hingga mencapai 2/3 bumi.

"Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi. Maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka." (Qs. Al-Ghafir:82)

     Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi. Dari mulai menjelajahi sudut kota negeri sendiri, sampai menjelajahi satu peradaban dengan peradaban lainnya. Bahkan dari ayat diatas sangat jelas bahwa dalam melakukan perjalanan jangan hanya sebatas menelusuri bumi. Tetapi kita diperintahkan untuk bisa mengambil pelajaran dalam setiap perjalanan yang kita lakukan. Kita harus memperhatikan tujuan kita, agar perjalanan yang kita lakukan tidak sia-sia melainkan menambah keimanan kita kepada sang pencipta.

     Buku ini juga menjelaskan bagaimana kita salat dalam keadaan di perjalanan atau didalam pesawat. Walaupun berada didalam pesawat kita juga dapat melaksanakan salat. Saat berwudhu, karena kondisi darurat atau tidak memungkinkan kita untu berwudhu menggunakan air, maka kita diberi pilihan untuk bertayamum. Yaitu dengan mengusap debu dibagian yang mudah dijangkau oleh kita.

     Ini menunjukkan bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk meninggalkan salat. Karena kemaha lembutan Allah kita diberi kemudahan saat keadaan sulit. Jangan smapai perjalanan menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan kewajiban.

     Ketika kita ingin traveling ke luar negeri yang sedang bermusim dingin, kita tidak perlu membawa baju terlalu banyak. Karena satu setel baju dapat dipakai untuk dua hari dan tidak akan bau apek karena cuacanya yang dingin.

    Penulis menceritakan bahwa ketika memakan makanan yang ada di Turki, banyak tidak sesuai dilidah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun