Mohon tunggu...
rere bnbn
rere bnbn Mohon Tunggu... Berita Ekonomi Dunia Dan Juga Di Indonesia

Tempatnya Semua Berita Ekonomi Yang Berkembang Di 2025

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kisah Penjaga Perbatasan Negeri Gagalkan Penyelundupan Manusia

12 Oktober 2025   09:33 Diperbarui: 12 Oktober 2025   09:32 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fahrul memeriksa dokumen dengan teliti, sementara Chandra melakukan wawancara singkat kepada setiap pelintas. Segalanya tampak normal sampai keduanya merasakan sesuatu yang janggal.

Beberapa orang yang datang tampak gugup ketika ditanya tujuan perjalanannya. Jawaban mereka terdengar kaku dan seragam, seolah telah dihafalkan sebelumnya. 

Fahrul yang telah bertahun-tahun bertugas di wilayah perbatasan itu segera menyadari adanya keanehan. Nalurinya sebagai petugas lapangan berbisik bahwa sesuatu tidak beres. 

Tanpa banyak bicara, ia memberi isyarat halus kepada rekannya, Chandra, untuk memperdalam pemeriksaan terhadap kelompok tersebut.

Bagi petugas imigrasi berpengalaman, intuisi sering kali menjadi alat utama selain aturan dan prosedur. Chandra memahami maksud isyarat itu. 

Ia menanyakan kembali beberapa hal dengan pendekatan berbeda, mencoba menggali lebih dalam dengan cara yang tidak mengintimidasi. 

Dalam waktu singkat, ketidakkonsistenan mulai tampak. Beberapa dokumen terlihat sah secara administratif, namun ada kejanggalan dalam rincian perjalanan dan identitas pemberi sponsor.

Kecurigaan itu segera diperkuat dengan hasil penelusuran lebih lanjut. Dari data dan keterangan yang dikumpulkan, diketahui bahwa para calon pelintas itu sebenarnya akan diberangkatkan secara ilegal melalui jalur darat menuju wilayah Malaysia. 

Di balik perjalanan "resmi" itu ternyata terselip rencana jahat dari jaringan sindikat perdagangan manusia yang telah lama menjadi perhatian aparat penegak hukum.

Modus yang digunakan terbilang rapi. Para korban dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di luar negeri, lengkap dengan dokumen yang tampak sah. 

Namun, sesampainya di tujuan, mereka kerap dijadikan pekerja tanpa upah layak, bahkan sebagian di antaranya berakhir sebagai korban eksploitasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun