Mohon tunggu...
Rephy Ekawatie
Rephy Ekawatie Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil/Penulis

Contact: rephy.ekawatie@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mutasi Kerja, Siapa Takut?

8 Januari 2019   07:00 Diperbarui: 12 Januari 2019   18:24 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New Beginning...

Masih ingat lagu mellow-melow selow milik Glen Fredly yang judulnya Januari? Kalau yang masih ABG tahun 2000-an, pasti ingat lah lagu ini sebagai salah satu "amunisi'"yang dipakai Glen untuk melarismaniskan album studio ketiga miliknya "Selamat Pagi, Dunia!". 

Kalo zaman itu Glen sedih banget bikin itu lagu karena kisah asmaranya berakhir di Januari, mungkin buat sebagian orang bulan Januari ga sesedih kisah Glen di lagunya. Januari bisa jadi, hadir sebagai bulan yang mengawali tahun dengan cerita yang penuh warna kek rainbow yang dipake jadi latar awal di cerita Nawang Wulan (opo kui...). 

Pasti pada nanya-nanya (tebak-tebakan buah manggis, padahal ga ada yang kepo juga...), kenapa ngelantur ngomongin bulan Januari. Yap, buat yang punya pikiran acak pasti nangkep, secara kita sama-sama mahluk yang punya naluri sama, pasti bisa baca pikiran masing-masing (ngarep punya temen yang sama-sama aneh, gigigik). 

Januari merupakan bulan pertama dalam kalender masehi yang berperan sebagai pijakan untuk masuk ke tahun yang baru. Ketika tipi-tipi pada rame teriakin "Happy New Year", dan pasang petasan, kembang api, terompet, dan apalah di jam 00.01 persis tanggal 1 Januari, itu artinya 'secara resmi' kita dah masuk ke tahun yang baru. 

Resolusi baru, rencana baru, dan yang pasti tempat kerja baru buat yang dapat "jackpot" hadiah awal tahun berupa mutasi yang udah dipasang per TMT 2 Januari (nah loo, ini nii...yang terakhir ini yang mau diomongin dan dibahas panjang lebar).    

Mutasi itu mahluk apa, yaa?

Kalo denger kata 'mutasi' langsung deh mata jereng muter-muter mikirin 3 (tiga) hal yang 'gentayangan' di benak kita. Atu, rotasi...dua, promosi...tiga, ini nii...yang terakhir ini yang pait-pait sepet, demosi. (Blog Gawe, 12 Januari 2018) kasih 'pencerahan' kalo mutasi kerja itu artinya membuat kita di tempatkan di job desk yang baru, lingkungan yang baru, dan tanggung jawab yang baru juga. Mutasi terjadi karena inisiatif organisasi atau inisiatif karyawan sendiri. Masih menurut sumber yang sama, mutasi itu terdiri dari beberapa jenis.

Pertama

Mutasi produksi yang terjadi antar departemen ketika satu departemen kekurangan tenaga kerja, eh departemen lain justru sebaliknya, kelebihan tenaga kerja.

Kedua

Mutasi pergantian yang tujuannya mengganti karyawan yang sudah ada di organisasi dalam waktu yang lama, dan memberikan bantuan kepada karyawan lama untuk keluar dari tekanan pekerjaan.

Ketiga

Mutasi remedial (kek ngulang ujian yang ga lulus jaman SD aja ya, hihihi). Jenis mutasi ini diperlukan ketika terdapat kesalahan penempatan/ perekrutan sehingga penempatan karyawan tidak tepat dengan pekerjaannya. Mutasi ke pekerjaan lain yang lebih tepat itu perlu untuk dilakukan.

Keempat

Mutasi multifungsi yang artinya pemindahan karyawan dengan tujuan meningkatkan flesibilitas karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain (bahasa keren lain, ya rotasi pekerjaan). Misal: perpindahan karyawan dari satu departemen ke departemen lain, tujuannya agar pengalaman karyawan semakin bervariasi.

Dah keliatan dikit kan, mutasi itu mahluk apaan...sekarang kita bergerak mikir lagi, nih. Kalo udah kena mutasi, apa aja nih yang perlu buat disiapin. Secara, ketika SK dadakan nyampe di email...sebagian ada yang merem melek panas dingin, sebagian ada yang senyam senyum sendiri, sebagian ada yang komat kamit ga keruan...multi ekspresi!. Intinya satu, mikir!. 

Ya, gimana enggak...mutasi itu sama dengan pindah. Kalo orang pindahan ya banyak yang bakal berubah. Ga cuma fisik (kek tempat tinggal, perabotan rumah tangga dari kenceng masak mpe kasur tempat tidur) tapi juga lingkungan kerja, hati dan perasaan juga (cie...cie, mulai nii jadi ABG labil-labil, gigigik). 

Masing-masing orang punya cara, strategi, rencana, dan sepertemanannya untuk 'menghandle' kondisi ketika dah kena 'mutasi'. Ketangguhan survive, keterampilan, dan pengetahuan bikin kondisi dan pilihan masing-masing orang ngadepin 'situasi mutasi' jadi beda-beda. Berikut pilihan-pilihan basic yang mungkin untuk mensiasati jika suatu saat, tau-tau 'mutasi' menghampiri kita. Cekidot!.

Mempersiapkan diri

Maksudnya disini, nyiapin mental pribadi dan keluarga. Buat yang dimutasi keluar daerah ya harus nyiapin mental bakal survive di kampung halaman orang yang notabenenya beda budaya, bahasa, kebiasaan, mungkin cara ngomong dan standar buat hidup sehari-hari (kek standar sopan, or standar santun...buat beda keduanya ntar yang baca cari sendiri bedanya...kalo sopan sopian mah dah jelas itu aktor layar tancep jaman dulu, hehe). 

Mental keluarga buat yang udah punya keluarga juga mesti difikirin. Apalagi yang udah punya anak. Anak-anak harus nyesuaiin dengan lingkungan yang baru juga harus difikirkan. Punya pengetahuan tentang psikologi anak dikit-dikit cukup penting. Biar ngerti, cara nenangin dan bikin anak-anak cepat adaptasi di lingkungan baru.

Mempersiapkan dana

Pindahan identik dengan 'biaya'. Pindahan itu bakal makan biaya, makin jauh makin banyak. Cerdas membuat pilihan jadi penting. Maksudnya di sini, kalo misal bisa bawa aja kenapa harus beli. Atau pilihan beli lebih 'ekonomis' dibanding bawa karena jarak dan ongkir. Jadi, nimbang-nimbang harus 'pas' sesuai isi kantong, ya gaes...smile.

Mempersiapkan tempat tinggal

Ini ni yang ga kalah penting. Bagi yang pindah dapat fasilitas rumah dinas sih ga usah mikirin poin ini, karena asik-asik aja masalah tempat tinggal. Tapi, buat yang datang cuma modal 'mata melongo' doang ini poin penting yang harus difikirin pertama. Milih rumah atawa tempat tinggal itu beda-beda tipis kek milih pasangan idup (wuih, para jomlower pada paham betul niii...huhuhu) harus nimbang banyak ini dan itu. 

Kenyamanan, lingkungan, akses ke tempat yang dibutuhkan (secara kebutuhan masing-masing orang kan beda-beda kan ya), keamanan, dan printilan-printilan lainnya. 

Survei tempat tinggal menjadi solusi awal yang baik buat yang 'kena jackpot' mutasi di tahun baru. Pilih tempat tinggal yang dekat dengan kantor, jika fasilitas kendaraan tidak diberikan perusahaan. Jikalau memiliki kendaraan pribadi, pilih tempat yang dapat diakses oleh kendaraan atau paling tidak memiliki tempat parkir yang cukup untuk kendaraan pribadi yang dimiliki.

Semua yang terjadi, akhirnya kembali kepada Tuhan YME. Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa rencanaNya. Miliki pikiran yang postif kemanapun anda dimutasi. 

Mutasi merupakan salah satu proses hidup untuk mengajari anda yang mengalaminya 'memahami' dan 'belajar' sesuatu. Tuhan sosok yang baik. Dia merencanakan yang baik untuk anda dan masa depan anda. Jalani sesuai kehendakNya. Pada suatu titik di depan, saat anda menoleh ke belakang dan melihat 'sejarah' anda akan mengerti maksud dari rencanaNya dalam hidup anda. Mutasi, siapa takut?.

Referensi:

https://blog.gawe.id, diakses 25 Desember 2018.    

https://www.qerja.com, diakses 25 Desember 2018.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun