Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Food Mood, Konsep Baru Memilih Makanan

13 April 2023   05:59 Diperbarui: 21 April 2023   11:30 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : istockphoto.com

Gerakan-gerakan perubahan tidak haruslah terlihat heroik yang membawa masa dengan jumlah tak terhingga untuk menyuarakan berbagai isu, namun perubahan-perubahan kecil sering dilupakan, minimal perubahan gaya hidup, jika terlalu luas, bisa dimulai dengan perubahan baik untuk memilih makanan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. 

Pasca pandemi, pastinya publik juga sudah terbiasa dengan makanan-makanan pabrikan, kemasan, dan instan yang lebih cepat, hal itu adalah wajah secara kondisional, selain mobilitasnya menjadi tidak teratur dan situasional. Kecepatan ingin mendapatkan makanan dan minuman yang dinikmati pun menjadi beragam, namun terkadang melewatkan hal-hal sepele, seperti tidak ada waktu sekedar membaca komposisi dan mempelajari literasi singkat efek kandungan makanan tersebut. 

Tahun 2023, ada konsep baru yang sedang populer di beberapa kalangan pegiat makanan sehat setelah larisnya kelompok vegan, vegetarian, pescatarian, dan diet-diet lainnya. Dengan mencuatnya isu-isu kesehatan mental karena pengaruh ekologi (baik sosial atau lingkungan), ternyata kebutuhan emosional dan terapi perilaku tidak sebatas dari memulihkan trauma, luka, kekecewaan, atau hal yang tidak membuat nyaman, namun terapi konsumsi juga menjadi perhatian, salah satunya adalah pilihan makanan. 

Gerakan ini tidak ada penggagasnya, dan setiap negara memilikinya, namun hal yang menjadi populer adalah konsistennya dalam kampanye untuk mengenalkan dan mengajar beberapa orang, kelompok, bahkan masyarakat untuk perubahan perilaku. Food Mood Movement atau dikenal dengan Food Mood saja di beberapa negara seperti : Norwegia, Belanda, Australia, Amerika dan beberapa negara di Eropa yang sudah menyadari akan pentingnya kesehatan mental dan ingin hidup lebih baik yang memiliki dampak baik juga bagi lingkungan. 

Sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang bisa menjustifikasi bahwa food mood adalah solusi bagi kesehatan mental, dan memang ini hanyalah sebuah gerakan ajakan dalam pemilihan makanan, namun melihat definisinya food mood diasosiasikan sebagai penghubung makanan dan emosi, diharapkan dengan beberapa pilihan makanan dapat menurunkan emosi tempramental, memperbaiki suasana hati, dan membuat tenang. Tentunya, kontribusi kandungan gizi makanan pun menjadi sorotan seperti kandungan : antioksidan (mencegah kerusakan sel otak), serotonin dari karbohidrat (mengurangi kecemasan), vitamin D (menurunkan depresi), triptofan (mengatur hormon kebahagiaan). Tentunya hal ini masih sangat perlu dieksplorasi dari segi : referensi, riset terkini, dan hasil uji pada manusia dan pengukuran suasa hati yang tentunya tidak mudah karena karakter setiap orang berbeda-beda. 

Kesimpulannya, makan lengkap dari berbagai sumber akan lebih memberikan banyak manfaat bagi seluruh tubuh, dibandingkan pemiliha satu jenis saja. 

Apa saja food mood andalan hari ini ? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun