Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Locupan: Jajanan Akulturasi di Tasikmalaya

13 Februari 2023   06:29 Diperbarui: 13 Februari 2023   07:07 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:  Google Maps Mie Bakso Cicim Putra Tasikmalaya oleh Siti Haliza Nur Shofa 

Menikmati mie bakso dengan mie panjang, mie lebar, mie gepeng, mie golosor, atau bihun dan tauge adalah hal biasa dan wajar terlihat bahkan banyak dipesan, bagaimana jika menikmati bakso dengan locupan ? Ya, itu juga pilihan lain ketika bosan menyantap bakso dengan mie. Locupan adalah jenis mie namun terbuat dari tepung beras, kenyal, dan rasanya tawar mendekati rasa bihun. 

Locupan di Tasikmalaya sering disajikan dengan bakso dengan pilihan yamin manis, yamin asin atau kuah yang disertai dengan bakso, tidak dengan bakso pun locupan bisa dinikmati sesuai selera, yang pasti bumbu di Tasikmalaya tidak terlepas dengan bumbu untuk bakso. 

Membahas locupan berasal darimana, jelas locupan berasal dari tiongkok, makanan yang diolah dengan cara direbus dan ditumis. Jika membahas sejarah mie secara global mie adalah hasil kreasi dari Dinasti Han Timur yang disinyalir sudah ada sejak 220 Masehi. Terlalu jauh sekali membahas mie dari berbagai dinasti dari daerah asalnya yaitu Tiongkok. 

Namun, mengapa locupan yang dikategorikan jenis mie ini bisa menjadi jajanan akulturasi di Tasikmalaya, Pertama karena adanya penduduk tionghoa di Tasikmalaya sejak tahun 1870-1875 dilansir dari surat kabar daerah sindonews. 

Kedua, kepentingan perdagangan dan bermigrasi hingga akhirnya bermukim, dan mulailah semenjak orang-orang tionghoa sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia, budaya orang-orang tionghoa yang paling mudah menyebar adalah makanannya, karena selain untuk dinikmati sendiri, makanan dan hidangan mereka diperjualbelikan untuk tionghoa lainnya, karena di Tasikmalaya mayoritas orang sunda.

Maka para penjual makanan keturunan tionghoa menyesuaikan permintaan konsumen, karena Tasikmalaya terkenal kota santri, artinya permintaan akan makanan halal itu banyak, dan locupan adalah bukti menu toleransi, yang biasanya disajikan dengan hidangan dari babi cincang bumbu kerecek, menjadi hidangan yang serba cocok untuk disandingkan dengan berbagai olahan daging, dan yang paling banyak digemari locupan dinikmati dengan bakso baik yamin manis, yamin asin atau kuah. 

Locupan akan banyak dijumpai di Tasikmalaya jika menikmati bakso dari para penjual tionghoa atau keturunan tionghoa bahkan orang sunda yang berjualan bakso dan pernah bekerja untuk orang tionghoa. 

Locupan akan selalu menjadi simbol toleransi rasa yang hingga saat ini bisa ditemui, dinikmati oleh berbagai golongan. Selain harganya terjangkau, locupan bisa mengenyangkan karena terbuat dari tepung beras. 

Jika berkunjung ke Tasikmalaya jangan lupa mampir ke tukang bakso yang jualan locupan ya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun